Rabu, Januari 8, 2025
25.4 C
Palangkaraya

Pemprov Kalteng Komitmen Memantapkan Perencanaan Cetak Sawah

PALANGKA RAYA-Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Tengah (Kalteng) terus menunjukkan komitmen dalam mendukung program nasional menuju Indonesia sebagai lumbung pangan dunia tahun 2045.

Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran menyampaikan, program cetak sawah dan pengembangan jagung menjadi langkah strategis untuk meningkatkan swasembada pangan di provinsi ini.

“Tahun 2025 ini kita menargetkan cetak sawah seluas 150.000 hektare sebagai bagian dari program nasional yang menargetkan 2,2 juta hektare.

Setelah dilakukan survei investigasi dan desain oleh tim dari berbagai universitas di Indonesia, di Kalimantan Tengah terdapat lahan seluas 102.622,47 hektare yang layak untuk dijadikan lahan cetak sawah,” kata Sugianto Sabran, Selasa (7/1).

Gubernur juga menjelaskan, lahan-lahan tersebut tersebar di sepuluh kabupaten. Di Kabupaten Kapuas dengan luas 57.731,62 hektare, di Pulang Pisau seluas 14.498,04 hektare, dan di Katingan seluas 3.114,45 hektare.

“Selain itu, Kota Palangka Raya memiliki 3.382,66 hektare, Kotawaringin Timur 4.800 hektare, dan Seruyan 7.467,32 hektare. Potensi besar ini harus kita manfaatkan secara maksimal untuk mendukung ketahanan pangan nasional,” ucapnya.

Tak hanya fokus pada pengembangan padi, pemerintah daerah juga menargetkan pengembangan jagung di lahan perkebunan dan lahan kering seluas 207.655,44 hektare.

Gubernur Sugianto menegaskan, total potensi perluasan pertanian di Kalteng mencapai 930.640 hektare.

Dengan begitu menjadikan provinsi ini sebagai salah satu wilayah kunci dalam meningkatkan produksi pangan nasional.

“Keberhasilan program ini membutuhkan sinergi kita semua, mulai dari pemerintah, petani, hingga elemen masyarakat lain. Kita harus bergerak bersama untuk menyukseskan program ini,” tambahnya.

Baca Juga :  Banjir Menerjang Enam Daerah di Kalteng

Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Sugianto juga menyoroti pentingnya pengelolaan lahan sesuai kriteria yang telah ditetapkan Kementerian Pertanian.

“Kita perlu memastikan bahwa tiap lahan yang dipilih memenuhi syarat untuk cetak sawah. Selain itu, SDM petani juga harus dipersiapkan agar dapat mengelola lahan dengan baik,” jelasnya.

Melalui rapat koordinasi persiapan kegiatan cetak sawah dan swasembada jagung yang digelar di Aula Jayang Tingang Kantor Gubernur, Sugianto berharap pemprov terus mengidentifikasi potensi lahan serta merumuskan langkah-langkah teknis untuk memastikan program ini berjalan baik dan lancar.

“Kami optimistis bahwa Kalimantan Tengah tidak hanya akan mencukupi kebutuhan pangan lokal, tetapi juga menjadi penyumbang utama ekspor pangan nasional,” tuturnya.

Menurut Gubernur, dengan program cetak sawah dan pengembangan jagung ini, Kalimantan Tengah diharapkan mampu memberikan kontribusi besar dalam mewujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia tahun 2045.

“Potensi kita sangat besar, dan dengan kerja sama yang baik, kita pasti bisa mencapainya,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan (TPHP) Kalimantan Tengah, Sunarti menegaskan bahwa pelaksanaan program ini dilakukan dimulai dengan perencanaan matang melalui survei investigasi desain (SID) yang telah dilakukan tahun 2024 lalu.

“Untuk cetak sawah ini, sebelumnya kami sudah melakukan survei investigasi desain pada tahun lalu untuk lahan seluas 150.000 hektare.

Dari hasil survei itu, ditemukan bahwa 102.000 hektare lahan layak untuk dikonstruksi dan dicetak menjadi sawah. Jadi, program ini bukan muncul tiba-tiba, melainkan sudah melalui perencanaan yang jelas dan terukur,” ucapnya.

Baca Juga :  Pembangunan UPR Harus Berkelanjutan

Lebih lanjut Sunarti menjelaskan, perencanaan yang matang ini menjadi landasan kuat dalam pelaksanaan program. Dengan dasar tersebut, pemerintah optimistis dapat mencapai target yang telah ditetapkan.

“Ini yang membuat kami semangat. Kami bekerja sudah ada dasarnya, sudah ada perencanaannya. Jadi, semuanya terarah dan jelas,” tambahnya.

Saat ini, Dinas TPHP Kalimantan Tengah juga sedang membuka etalase katalog untuk para penyedia. Langkah ini dilakukan untuk memastikan pelaksanaan program berjalan transparan dan melibatkan banyak pihak yang kompeten.

“Saat ini kami membuka etalase untuk katalog. Tidak hanya bekerja sama dengan pihak tertentu saja, tetapi kontraktual. Kami memberikan kesempatan kepada para penyedia untuk masuk ke dalam etalase ini,” jelasnya.

Kadis TPHP ini juga menyampaikan, apabila pembukaan lahan baru selesai sesuai target, ada kemungkinan Kalimantan Tengah mendapatkan tambahan anggaran dari pusat.

“Kemungkinan kita nanti mendapat anggaran tambahan kalau target ini selesai. Saat ini, target kami adalah menyelesaikan semuanya pada Juni mendatang,” ungkapnya.

Menurutnya, melalui kolaborasi dengan pemerintah daerah, penyedia, dan masyarakat, Kalimantan Tengah optimistis dapat menjadi motor penggerak dalam meningkatkan produksi pangan nasional.

“Semua langkah sudah direncanakan dengan baik. Kami yakin bahwa program ini dapat berjalan lancar serta memberikan dampak positif bagi ketahanan pangan Kalimantan Tengah maupun Indonesia secara keseluruhan,” tutupnya. (zia/ce/ala)

PALANGKA RAYA-Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Tengah (Kalteng) terus menunjukkan komitmen dalam mendukung program nasional menuju Indonesia sebagai lumbung pangan dunia tahun 2045.

Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran menyampaikan, program cetak sawah dan pengembangan jagung menjadi langkah strategis untuk meningkatkan swasembada pangan di provinsi ini.

“Tahun 2025 ini kita menargetkan cetak sawah seluas 150.000 hektare sebagai bagian dari program nasional yang menargetkan 2,2 juta hektare.

Setelah dilakukan survei investigasi dan desain oleh tim dari berbagai universitas di Indonesia, di Kalimantan Tengah terdapat lahan seluas 102.622,47 hektare yang layak untuk dijadikan lahan cetak sawah,” kata Sugianto Sabran, Selasa (7/1).

Gubernur juga menjelaskan, lahan-lahan tersebut tersebar di sepuluh kabupaten. Di Kabupaten Kapuas dengan luas 57.731,62 hektare, di Pulang Pisau seluas 14.498,04 hektare, dan di Katingan seluas 3.114,45 hektare.

“Selain itu, Kota Palangka Raya memiliki 3.382,66 hektare, Kotawaringin Timur 4.800 hektare, dan Seruyan 7.467,32 hektare. Potensi besar ini harus kita manfaatkan secara maksimal untuk mendukung ketahanan pangan nasional,” ucapnya.

Tak hanya fokus pada pengembangan padi, pemerintah daerah juga menargetkan pengembangan jagung di lahan perkebunan dan lahan kering seluas 207.655,44 hektare.

Gubernur Sugianto menegaskan, total potensi perluasan pertanian di Kalteng mencapai 930.640 hektare.

Dengan begitu menjadikan provinsi ini sebagai salah satu wilayah kunci dalam meningkatkan produksi pangan nasional.

“Keberhasilan program ini membutuhkan sinergi kita semua, mulai dari pemerintah, petani, hingga elemen masyarakat lain. Kita harus bergerak bersama untuk menyukseskan program ini,” tambahnya.

Baca Juga :  Banjir Menerjang Enam Daerah di Kalteng

Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Sugianto juga menyoroti pentingnya pengelolaan lahan sesuai kriteria yang telah ditetapkan Kementerian Pertanian.

“Kita perlu memastikan bahwa tiap lahan yang dipilih memenuhi syarat untuk cetak sawah. Selain itu, SDM petani juga harus dipersiapkan agar dapat mengelola lahan dengan baik,” jelasnya.

Melalui rapat koordinasi persiapan kegiatan cetak sawah dan swasembada jagung yang digelar di Aula Jayang Tingang Kantor Gubernur, Sugianto berharap pemprov terus mengidentifikasi potensi lahan serta merumuskan langkah-langkah teknis untuk memastikan program ini berjalan baik dan lancar.

“Kami optimistis bahwa Kalimantan Tengah tidak hanya akan mencukupi kebutuhan pangan lokal, tetapi juga menjadi penyumbang utama ekspor pangan nasional,” tuturnya.

Menurut Gubernur, dengan program cetak sawah dan pengembangan jagung ini, Kalimantan Tengah diharapkan mampu memberikan kontribusi besar dalam mewujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia tahun 2045.

“Potensi kita sangat besar, dan dengan kerja sama yang baik, kita pasti bisa mencapainya,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan (TPHP) Kalimantan Tengah, Sunarti menegaskan bahwa pelaksanaan program ini dilakukan dimulai dengan perencanaan matang melalui survei investigasi desain (SID) yang telah dilakukan tahun 2024 lalu.

“Untuk cetak sawah ini, sebelumnya kami sudah melakukan survei investigasi desain pada tahun lalu untuk lahan seluas 150.000 hektare.

Dari hasil survei itu, ditemukan bahwa 102.000 hektare lahan layak untuk dikonstruksi dan dicetak menjadi sawah. Jadi, program ini bukan muncul tiba-tiba, melainkan sudah melalui perencanaan yang jelas dan terukur,” ucapnya.

Baca Juga :  Pembangunan UPR Harus Berkelanjutan

Lebih lanjut Sunarti menjelaskan, perencanaan yang matang ini menjadi landasan kuat dalam pelaksanaan program. Dengan dasar tersebut, pemerintah optimistis dapat mencapai target yang telah ditetapkan.

“Ini yang membuat kami semangat. Kami bekerja sudah ada dasarnya, sudah ada perencanaannya. Jadi, semuanya terarah dan jelas,” tambahnya.

Saat ini, Dinas TPHP Kalimantan Tengah juga sedang membuka etalase katalog untuk para penyedia. Langkah ini dilakukan untuk memastikan pelaksanaan program berjalan transparan dan melibatkan banyak pihak yang kompeten.

“Saat ini kami membuka etalase untuk katalog. Tidak hanya bekerja sama dengan pihak tertentu saja, tetapi kontraktual. Kami memberikan kesempatan kepada para penyedia untuk masuk ke dalam etalase ini,” jelasnya.

Kadis TPHP ini juga menyampaikan, apabila pembukaan lahan baru selesai sesuai target, ada kemungkinan Kalimantan Tengah mendapatkan tambahan anggaran dari pusat.

“Kemungkinan kita nanti mendapat anggaran tambahan kalau target ini selesai. Saat ini, target kami adalah menyelesaikan semuanya pada Juni mendatang,” ungkapnya.

Menurutnya, melalui kolaborasi dengan pemerintah daerah, penyedia, dan masyarakat, Kalimantan Tengah optimistis dapat menjadi motor penggerak dalam meningkatkan produksi pangan nasional.

“Semua langkah sudah direncanakan dengan baik. Kami yakin bahwa program ini dapat berjalan lancar serta memberikan dampak positif bagi ketahanan pangan Kalimantan Tengah maupun Indonesia secara keseluruhan,” tutupnya. (zia/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/