PALANGKA RAYA-Para kader Partai Demokrat Kalteng benar-benar masih syok. Tidak ada yang berani bersuara sampai detik ini. Begitu pun dengan pimpinan mereka di Jakarta. Wajar jika seluruh kader begitu terpukul. Karena Partai Demokrat Kalteng di bawah kepemimpinan Nadalsyah begitu diperhitungkan.
Kini publik masih menanti kejelasan terkait surat pengunduran diri pria yang juga biasa disapa Koyem ini. Para kader memilih menahan diri.
Isu ini bak angin puting beliung. Bertiup kencang, lalu menerjang kapal partai berlambang mercy tanpa nakhoda yang berusaha menghindari ombak besar. Muncul pertanyaan-pertanyaan dari publik. Ke partai mana Koyem akan berlabuh? Siapa pengganti Koyem memegang pucuk pimpinan DPD Partai Demokrat Kalteng? Bagaimana kapal Demokrat Kalteng tanpa Koyem? Bagaimana jika Koyem dipinang partai lain untuk maju dalam Pemilihan Gubernur Kalteng 2024 mendatang?
Kalteng Pos mencoba meminta pandangan dari dua pengamat politik di Bumi Tambun Bungai ini. Orang pertama yang dibincangi adalah Novianto Eko Wibowo. Dosen di Universitas Muhammadiyah Palangkaraya (UMPR) ini menyebut, yang diputuskan oleh Koyem sudah pasti melalui pertimbangan yang matang. Koyem bukan politikus kemarin sore yang tiba-tiba ngambeg hanya karena Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) marah kepadanya.
“Apa yang terjadi ini menunjukkan ada komunikasi yang lemah pada internal partai,” ujarnya, Rabu (9/3).