Jumat, September 20, 2024
29.1 C
Palangkaraya

Hepatitis Akut Misterius Belum Terdeteksi Masuk Kalteng

drg Yayu Indriyati

PALANGKA RAYA – Direktur RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya drg Yayu Indriyati mengatakan, pihaknya terus melakukan konsolidasi secara internal terkait merebaknya kasus hepatitis akut misterius. Apabila ada kasus maka selalu siap dan akan langsung melakukan penanganan. Namun saat ini, pihaknya belum menemukan kasus tersebut di wilayah Kalimantan Tengah.

“Tetapi sampai saat ini, sesuai data yang ada, belum ada dan belum terdeteksi ada di Kalteng terkait adanya kasus hepatitis akut seperti yang ramai dibicarakan saat ini,” kata Yayu Indriati kepada media di Aula Jaya Tingang (AJT), Kantor Gubernur Kalteng, Senin (9/5).

Dia berharap, agar kasus hepatitis akut misterius itu tidak akan ada di Bumi Tambun Bungai. Hal itu dapat diwujudkan jika kerja sama yang baik semua pihak berjalan dengan baik. Juga adanya antisipasi oleh masyarakat untuk bersama memutus mata rantai penyebaran dengan melakukan pencegahan.

Baca Juga :  Peserta SKB CPNS Boleh Memilih Lokasi CAT Terdekat

“Sebab sumber penularan dari sanitasi lingkungan dan pribadi. Maka kebersihan lingkungan, sering mencuci tangan, memperhatikan kebersihan makanan, agar penularan hepatitis yang sebenarnya dari penyakit dalam tubuh atau penularan dari luar bisa dihindari,” tegasnya.

Gejalan ini sebenarnya mirip dengan gejala Hepatitis B yang memang wabah, sehingga bisa menular lewat lingkungan. Tetapi pasien hepatitis akut sampai sekarang belum ada dan berbeda.

Sementara hepatitis akut yang masih misterius ini, lebih banyak menyerang kepada anak-anak dengan kelompok 18 tahun ke bawah dan secara cepat, akut dan dampak samping pada kondisi yang buruk. “Namun sampai saat ini tidak ada karena kita memantau terus di IGD atau di ruang rawat jalan, apakah ada kasus,” tambahnya.

Baca Juga :  Sempat Diejek, Damuri Buktikan Bisa Bermanfaat untuk Orang Lain

Antisipasi secara internal di RS juga telah dilakukan. Setelah kasus mulai merebak dan surat edaran (SE) kewaspadaan dini dari Kemenkes RI, RS Doris Sylvanus juga telah melakukan sejumlah penguatan SDM, logistik, pemeriksaan laboratorium dan antisipasi lainnya. Juga sarana prasarana seperti fasilitas ruangan dan lainnya.

Sudah ada beberapa ruangan yang dibangun yang dapat digunakan untuk antisipasi.“Untuk kasus hepatitis di Kalteng yang banyak saat ini adalah Hepatitis B. Tetapi beda dengan hepatitis akut. Namun lebih buruk. Gejala hepatitis akut  adalah demam, lelah, mual, dan muntah. Yang paling khas, mata dan badan tampak kuning. Yang paling parah jika kondisi memburuk maka akan terjadi penurunan kesadaran dan kemudian dapat menimbulkan kema-tian,” ungkapnya. (nue/ens)

drg Yayu Indriyati

PALANGKA RAYA – Direktur RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya drg Yayu Indriyati mengatakan, pihaknya terus melakukan konsolidasi secara internal terkait merebaknya kasus hepatitis akut misterius. Apabila ada kasus maka selalu siap dan akan langsung melakukan penanganan. Namun saat ini, pihaknya belum menemukan kasus tersebut di wilayah Kalimantan Tengah.

“Tetapi sampai saat ini, sesuai data yang ada, belum ada dan belum terdeteksi ada di Kalteng terkait adanya kasus hepatitis akut seperti yang ramai dibicarakan saat ini,” kata Yayu Indriati kepada media di Aula Jaya Tingang (AJT), Kantor Gubernur Kalteng, Senin (9/5).

Dia berharap, agar kasus hepatitis akut misterius itu tidak akan ada di Bumi Tambun Bungai. Hal itu dapat diwujudkan jika kerja sama yang baik semua pihak berjalan dengan baik. Juga adanya antisipasi oleh masyarakat untuk bersama memutus mata rantai penyebaran dengan melakukan pencegahan.

Baca Juga :  Peserta SKB CPNS Boleh Memilih Lokasi CAT Terdekat

“Sebab sumber penularan dari sanitasi lingkungan dan pribadi. Maka kebersihan lingkungan, sering mencuci tangan, memperhatikan kebersihan makanan, agar penularan hepatitis yang sebenarnya dari penyakit dalam tubuh atau penularan dari luar bisa dihindari,” tegasnya.

Gejalan ini sebenarnya mirip dengan gejala Hepatitis B yang memang wabah, sehingga bisa menular lewat lingkungan. Tetapi pasien hepatitis akut sampai sekarang belum ada dan berbeda.

Sementara hepatitis akut yang masih misterius ini, lebih banyak menyerang kepada anak-anak dengan kelompok 18 tahun ke bawah dan secara cepat, akut dan dampak samping pada kondisi yang buruk. “Namun sampai saat ini tidak ada karena kita memantau terus di IGD atau di ruang rawat jalan, apakah ada kasus,” tambahnya.

Baca Juga :  Sempat Diejek, Damuri Buktikan Bisa Bermanfaat untuk Orang Lain

Antisipasi secara internal di RS juga telah dilakukan. Setelah kasus mulai merebak dan surat edaran (SE) kewaspadaan dini dari Kemenkes RI, RS Doris Sylvanus juga telah melakukan sejumlah penguatan SDM, logistik, pemeriksaan laboratorium dan antisipasi lainnya. Juga sarana prasarana seperti fasilitas ruangan dan lainnya.

Sudah ada beberapa ruangan yang dibangun yang dapat digunakan untuk antisipasi.“Untuk kasus hepatitis di Kalteng yang banyak saat ini adalah Hepatitis B. Tetapi beda dengan hepatitis akut. Namun lebih buruk. Gejala hepatitis akut  adalah demam, lelah, mual, dan muntah. Yang paling khas, mata dan badan tampak kuning. Yang paling parah jika kondisi memburuk maka akan terjadi penurunan kesadaran dan kemudian dapat menimbulkan kema-tian,” ungkapnya. (nue/ens)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/