PALANGKA RAYA-Meski upaya peningkatan layanan kesehatan terus dilakukan, kesenjangan distribusi tenaga kesehatan (nakes) di Kalteng masih menjadi pekerjaan rumah yang belum terselesaikan. Lebih dari separuh rumah sakit umum daerah (RSUD) di wilayah ini belum memiliki dokter spesialis dasar secara lengkap, dan ratusan puskesmas masih belum memenuhi standar ketenagaan minimal.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalteng Dr dr Suyuti Syamsul MPPM menyampaikan, dari 22 RSUD milik pemerintah provinsi dan kabupaten /kota, hanya 10 RSUD (45,45%) yang telah memenuhi syarat memiliki tujuh dokter spesialis dasar, sementara 12 RSUD (54,55%) belum mampu memenuhi kebutuhan tersebut.
“Tujuh spesialis dasar itu mencakup dokter spesialis bedah, anak, kebidanan dan kandungan, penyakit dalam, patologi klinik, radiologi, dan anestesi. Ini adalah standar minimal yang harus dipenuhi rumah sakit agar bisa memberikan layanan kesehatan yang layak,” ungkapnya, Jumat (11/4).
Di tingkat layanan primer, kondisi juga belum ideal. Dari 204 puskesmas yang tersebar se-Kalteng, ada 9 puskesmas yang belum memiliki dokter umum. Ketimpangan ini makin terasa di wilayah pedalaman.
Selanjutnya, data dinas kesehatan menunjukkan, 116 puskesmas (56,8%) di Kalteng belum memenuhi standar ketenagaan minimal. Umumnya, puskesmas-puskesmas ini berada di wilayah yang secara geografis sulit diakses, seperti daerah pedalaman, perbatasan, ataupun kawasan terpencil.
“Distribusi tenaga kesehatan memang cenderung menumpuk di wilayah perkotaan. Sementara di pelosok, bukan hanya jumlah yang kurang, tetapi juga jenis nakes yang belum sesuai standar,” ungkap Suyuti.
Kabupaten Gunung Mas tercatat paling rendah, dengan capaian hanya 5,88 persen. Kabupaten Lamandau berada di angka 9,09 persen, diikuti Kapuas dengan 23,08 persen. Kabupaten Seruyan mencatat capaian 33,33 persen, dan Kotawaringin Timur 38,10 persen.
Beberapa daerah lain mencatat capaian di kisaran menengah, seperti Barito Selatan dengan 41,67 persen, Kotawaringin Barat dan Pulang Pisau masing-masing 50 persen, serta Katingan 56,25 persen. Sementara Barito Utara mencatat 58,82 persen, Sukamara 60 persen, dan Murung Raya 66,67 persen. Kabupaten Barito Timur dan Kota Palangka Raya berada di posisi tertinggi dengan capaian 72,73 persen.
“Ini menunjukkan pemerataan nakes masih menjadi tantangan struktural yang nyata. Padahal, wilayah-wilayah inilah yang paling membutuhkan layanan kesehatan yang terjangkau dan berkualitas,” tambahnya.
Minimnya minat nakes untuk bertugas di daerah terpencil disebut sebagai salah satu akar masalah utama. Selain insentif yang belum memadai, mereka juga dihadapkan pada keterbatasan fasilitas kerja, sulitnya akses transportasi, hingga biaya hidup yang tinggi.
“Tantangan lain adalah belum mampunya perguruan tinggi di Kalteng memproduksi tenaga medis dan kesehatan tertentu dalam jumlah yang cukup. Artinya, kita masih bergantung pada distribusi dari luar daerah,” jelas Suyuti.
Sementara itu, berdasarkan data dari Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Kesehatan (SISDMK) per Desember 2024, Dinkes Provinsi Kalteng juga merinci jumlah nakes yang terdiri dari dokter umum, dokter spesialis, perawat, dan bidan di seluruh kabupaten/kota sebagai berikut: Kabupaten Barito Selatan memiliki 57 dokter umum, 17 dokter spesialis, 513 perawat, dan 290 bidan. Kabupaten Barito Timur memiliki 50 dokter umum, 14 dokter spesialis, 327 perawat, dan 247 bidan (selengkapnya pada tabel).
Kendati demikian, Pemprov Kalteng terus berupaya menutup kesenjangan ini melalui kolaborasi dengan pemerintah pusat dan pemerintah kabupaten/kota. Berbagai program strategis digencarkan. Di antaranya, program tugas belajar dokter spesialis dan tenaga kesehatan Kemenkes, program afirmasi dokter umum dan dokter gigi, penugasan khusus tenaga kesehatan di daerah terpencil, program pendayagunaan dokter spesialis (PGDS), serta tugas belajar yang didanai pemerintah provinsi.
“Upaya ini bersifat jangka menengah dan panjang. Kami berharap pemerintah daerah juga berkomitmen dalam menyiapkan fasilitas serta insentif untuk tenaga kesehatan, agar mereka merasa aman, nyaman, dan dihargai saat bertugas di lapangan,” ucap Suyuti.
Suyuti menyebut, untuk menjawab tantangan kesehatan di Kalteng, diperlukan sinergi dan komitmen lintas sektor. Pemerintah kabupaten/kota didorong untuk aktif memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan dari segi jumlah, jenis, kompetensi, dan distribusi.
Ia berharap adanya kebijakan afirmatif yang mendukung sistem remunerasi, jenjang karier, serta insentif (materiel maupun nonmateriel) bagi nakes yang bersedia mengabdi di daerah terpencil.
“Pemerintah daerah harus menyediakan fasilitas yang memadai agar nakes bisa bekerja dengan baik. Kesehatan adalah hak dasar masyarakat. Maka, memastikan layanan kesehatan merata dan berkualitas adalah tanggung jawab kita bersama,” tegasnya.
Seperti diketahui, untuk menunjang pendidikan putra-putri daerah, sejak didirikan tahun 2016 lalu, Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya (FK UPR) telah berkontribusi dalam mencetak tenaga medis untuk memenuhi kebutuhan dokter di Indonesia, khususnya di Kalteng. Hingga Januari 2025, FK UPR telah melantik 384 dokter yang siap mengabdi di berbagai daerah.
Dekan FK UPR Dr Natalia mengungkapkan, mahasiswa FK UPR berasal dari berbagai penjuru Indonesia, bukan hanya dari Kalteng. Hal ini menunjukkan bahwa FK UPR telah menjadi salah satu pilihan bagi calon dokter dari berbagai daerah.
“Sejak Juni 2016 hingga Januari 2025, FK UPR telah melantik 384 dokter. Mahasiswa kami berasal dari berbagai daerah di Indonesia,” ucapnya.
Keberadaan FK UPR menjadi harapan besar dalam mengatasi kekurangan tenaga medis di Kalteng, yang hingga kini masih mengalami defisit jumlah dokter. Dengan populasi sekitar 2,8 juta jiwa, idealnya Kalteng membutuhkan 2.800 dokter. Namun, sejauh ini tersedia sekitar 850 dokter.
“Diharapkan FK UPR dapat terus meningkatkan jumlah lulusan serta memberikan dorongan bagi putra-putri daerah untuk menempuh pendidikan kedokteran,” tambahnya.
Dengan lebih banyak dokter yang berasal dari daerah, peluang mereka untuk mengabdi di wilayah asal pun lebih besar, sehingga kesenjangan layanan kesehatan di daerah terpencil dapat ditekan.
Selain itu, FK UPR terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan dan fasilitas agar mampu mencetak dokter yang tidak hanya kompeten secara akademik, tetapi juga memiliki kepedulian terhadap daerah-daerah yang masih kekurangan tenaga medis.
“Dengan makin berkembangnya FK UPR, diharapkan ada kontribusi buat dunia kesehatan, terutama di Kalimantan Tengah,” ucapnya.
Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan akses layanan kesehatan bagi seluruh masyarakat, terutama di daerah pelosok yang masih kekurangan tenaga kesehatan. (ovi/zia/ce/ala)
KABUPATEN/KOTA | DOKTER UMUM | DOKTER SPESIALIS | PERAWAT | BIDAN |
Barito Selatan | 57 | 17 | 513 | 290 |
Barito Timur | 50 | 14 | 327 | 247 |
Barito Utara | 42 | 14 | 500 | 341 |
Gunung Mas | 42 | 11 | 499 | 302 |
Kapuas | 62 | 17 | 750 | 467 |
Katingan | 55 | 17 | 450 | 333 |
Kota Palangka Raya | 263 | 302 | 1322 | 432 |
Kotawaringin Barat | 105 | 45 | 531 | 319 |
Kotawaringin Timur | 82 | 41 | 751 | 441 |
Lamandau | 33 | 14 | 230 | 183 |
Murung Raya | 51 | 11 | 424 | 226 |
Pulang Pisau | 43 | 15 | 261 | 272 |
Seruyan | 51 | 23 | 396 | 259 |
Sukamara | 21 | 11 | 177 | 116 |
JUMLAH | 957 | 552 | 7.131 | 4.228 |
SEBARAN TENAGA KESEHATAN DI KALTENG
SUMBER: SISDMK DESEMBER 2024
SEBARAN PUSKESMAS DI KALTENG
DAERAH PUSKESMAS
Kapuas 26
Kotim 21
Kobar 18
Gumas 17
Batara 17
Katingan 16
Mura 15
Seruyan 12
Pulpis 12
Barsel 12
Lamandau 11
Bartim 11
Palangka Raya 11
Sukamara 5
TOTAL 204
SEBARAN RUMAH SAKIT PEMERINTAH DAN SWASTA
RUMAH SAKIT PENYELENGGARA
RS Umum Daerah Sultan Imanuddin Pemkab Kobar
RS Umum Daerah Dr Murjani Sampit Pemkab Kotim
RS Umum Daerah Dr. Doris Sylvanus Pemprov
RS Umum Daerah Muara Teweh Pemkab Batara
RS Citra Husada Pangkalan Bun Swasta Kobar
RS Umum Harapan Insani Swasta Kobar
RS Kelas D Pratama Parenggean Pemkab Kotim
RS Umum Daerah Dr H Soemarno S Pemkab Kapuas
RS Umum Daerah Jaraga Sasameh Pemkab Barsel
RS Umum Daerah Sukamara Pemkab Sukamara
RS Umum Daerah Kabupaten Lamandau Pemkab lamandau
RS Umum Daerah Hanau Pemprov
RS Umum Daerah Kuala Pembuang Pemkab Seruyan
RS Umum Daerah Mas Amsyar Kasongan Pemkab Katingan
RS Umum Daerah Pulang Pisau Pemkab Pulpis
RS Jiwa Kalawa Atei Pemprov
RS Pratama Tumbang Telaken Pemkab Gumas
RS Umum Daerah Kuala Kurun Pemkab Gumas
RS Umum Daerah Tamiang Layang Pemkab Bartim
RS Umum Daerah Puruk Cahu Pemkab Mura
RS Tk. IV Palangka Raya TNI Palangka Raya
RS Islam PKU Muhammadiyah Palangka Raya Swasta Non Profit
RS Bhayangkara Palangka Raya Polri
RS Umum Kelas D Kota Palangka Raya Pemko
RS Primaya Betang Pambelum Swasta
RS Ibu dan Anak Yasmin Palangka Raya Swasta
RS Permata Hati Palangka Raya Swasta
RS Siloam Palangka Raya Swasta
RS Ibu dan Anak Bunda Palangka Raya Swasta
RS Pratama Samuda Pemkab Kotim
RS Pratama Tumbang Samba Pemkab Katingan
RS Advent Palangka Raya Swasta
RS D Pratama Kutaringin Pemkab Kobar