Sabtu, Desember 14, 2024
28.1 C
Palangkaraya

Ketum KONI Harus Punya Pengalaman

PALANGKA RAYA-Proses penyaringan kandidat ketua umum (ketum) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kalimantan Tengah (Kalteng) sedang berjalan. Pengalaman di dunia olahraga merupakan salah satu syarat penting yang harus dimiliki para calon ketum KONI Kalteng. Hal ini diungkapkan ketua tim penjaringan dan penyaringan (TPP) bakal calon dan calon ketum KONI Kalteng periode 2023-2027, Prof Yetrie Ludang.

Yetrie mengungkapkan, salah satu kriteria umum kandidat ketum KONI Kalteng masa bakti 2023-2027 adalah memiliki visi yang luas dalam pembinaan prestasi olahraga. Selain itu, kandidat ketum juga seharusnya pernah menjadi pengurus KONI tingkat provinsi atau kabupaten/kota maupun pengurus cabang olahraga (cabor) badan keolahragaan fungsional tingkat provinsi atau kabupaten/kota.

“Yang penting dia (kandidat ketum, red) pernah menjadi pengurus KONI ataupun pernah menjadi pengurus cabor, meski jabatannya bukan ketua,” ujar Yetrie kepada wartawan, Sabtu (12/8).

Yetrie mengatakan, syarat kandidat ketum juga tidak sedang merangkap jabatan di organisasi keolahragaan, baik secara horizontal maupun vertikal, yang dibuktikan dengan surat pernyataan. Jika sedang menjabat pada organisasi keolahragaan secara horizontal maupun vertikal, maka wajib membuat surat pernyataan pengunduran diri.

“Surat pernyataan wajib mengundurkan diri itu dibuat ketika sudah terpilih menjadi ketum KONI,” tuturnya.

Lebih lanjut Yetrie menjelaskan, kandidat ketum juga harus mendapat dukungan minimal 50 persen KONI kabupaten/kota yang masa kepengurusannya masih berlaku atau 50 persen organisasi olahraga atau badan keolahragaan fungsional dan masa kepengurusannya masih berlaku sebagai anggota KONI.

Baca Juga :  Bermula dari Bajakah, Bentuk CBSO untuk Membina Ratusan Anak Didik

Yetrie menyebut, segala macam syarat yang ditetapkan tersebut sudah disetujui TPP berdasarkan rapat pleno yang diadakan sebelum jadwal pengambilan formulir oleh para calon.

Sementara itu, salah satu sosok yang ikut dalam pencalonan, Christian Sancho mengatakan, sejak mencalonkan diri menjadi ketum KONI Kalteng 2019-2020 lalu, visi yang akan diusungnya tetap sama, yakni mengubah wajah dunia olahraga Kalteng menjadi lebih baik.

“Kalau dijabarkan lebih lanjut, perubahan itu bisa ditinjau dari banyak sisi, baik itu prestasi atlet, sarana prasarana (sarpras), dan prestasi cabor,” kata Sancho kepada Kalteng Pos saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (14/8).

Semua sisi tersebut, lanjut Sancho, ke depannya akan bermuara pada sistem keolahragaan KONI Kalteng yang lebih baik. Ia menegaskan bahwa keorganisasian KONI Kalteng harus lebih baik ke depan.

“Supaya bisa mengulang kembali sejarah prestasi olahraga yang ada di Kalteng, terutama cabor dayung. Harapan saya ke depan Kalteng bisa memperbaiki peringkat pada ajang PON,” ungkapnya.

Jika kelak terpilih memimpin KONI Kalteng, Sancho berkomitmen untuk fokus membenahi KONI Kalteng menjadi organisasi yang lebih baik.

“Saya akan fokus berusaha agar KONI Kalteng bisa terselamatkan. Dalam artian, dengan menyelamatkan KONI, terselamatkan pula prestasi olahraga putra-putri daerah,” ucapnya.

Disinggung terkait konflik kepentingan dalam tubuh KONI Kalteng, Sancho menyebut ada banyak persoalan yang semestinya harus diselesaikan, agar roda organisasi KONI Kalteng dapat berjalan sesuai fungsinya.

Baca Juga :  Di Kalteng Ada Empat Titik Menghalau Pemudik

“Orang yang berada dalam kepengurusan seharusnya orang yang betul-betul ingin mengabdi bagi KONI, bukan mencari nafkah di KONI. Harus bisa berpikir bagaimana mendesain olahraga Kalteng agar kaya prestasi,” tandasnya.

Sementara itu, sosok lain yang maju dalam pencalonan ketum KONI adalah Yuwensi. Wanita pengusaha dan praktisi olahraga itu berkeinginan agar KONI Kalteng menjadi lembaga yang mampu menghasilkan atlet-atlet berkualitas, memiliki manajemen yang profesional, mendukung kesejahteraan atlet, serta berperan aktif dalam meningkatkan prestasi olahraga Kalteng di tingkat nasional dan internasional.

“Saya ingin meningkatkan keterwakilan perempuan, dengan mendorong partisipasi aktif perempuan dalam dunia olahraga melalui program-program pengembangan dan dukungan penuh terhadap atlet perempuan untuk meraih prestasi,” kata Yuwensi saat dihubungi Kalteng Pos, Minggu (13/8).

Ia juga ingin mewujudkan pembaruan dalam tubuh KONI Kalteng, dengan merancang dan menerapkan program inovatif untuk memperbaiki manajemen, transparansi, dan akuntabilitas yang melibatkan seluruh stakeholder.

“Untuk menghadapi Pra-PON, perlu menyediakan pendampingan, pelatihan, dan fasilitas yang dibutuhkan bagi para atlet, memastikan mereka benar-benar siap bersaing secara kompetitif,” ujarnya.

Yuwensi memiliki misi mewujudkan kesejahteraan atlet dengan mengutamakan kesejahteraan fisik, mental, dan finansial melalui program dukungan kesehatan, psikologis, serta pemberian insentif yang adil.

“Bersinergi dengan Pemerintah Provinsi Kalteng dan swasta untuk memperkuat kolaborasi demi membangun sinergi dalam pengembangan olahraga, baik dari segi pembiayaan, fasilitas, maupun program-program pendukung,” tandasnya. (dan/ce/ala)

PALANGKA RAYA-Proses penyaringan kandidat ketua umum (ketum) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kalimantan Tengah (Kalteng) sedang berjalan. Pengalaman di dunia olahraga merupakan salah satu syarat penting yang harus dimiliki para calon ketum KONI Kalteng. Hal ini diungkapkan ketua tim penjaringan dan penyaringan (TPP) bakal calon dan calon ketum KONI Kalteng periode 2023-2027, Prof Yetrie Ludang.

Yetrie mengungkapkan, salah satu kriteria umum kandidat ketum KONI Kalteng masa bakti 2023-2027 adalah memiliki visi yang luas dalam pembinaan prestasi olahraga. Selain itu, kandidat ketum juga seharusnya pernah menjadi pengurus KONI tingkat provinsi atau kabupaten/kota maupun pengurus cabang olahraga (cabor) badan keolahragaan fungsional tingkat provinsi atau kabupaten/kota.

“Yang penting dia (kandidat ketum, red) pernah menjadi pengurus KONI ataupun pernah menjadi pengurus cabor, meski jabatannya bukan ketua,” ujar Yetrie kepada wartawan, Sabtu (12/8).

Yetrie mengatakan, syarat kandidat ketum juga tidak sedang merangkap jabatan di organisasi keolahragaan, baik secara horizontal maupun vertikal, yang dibuktikan dengan surat pernyataan. Jika sedang menjabat pada organisasi keolahragaan secara horizontal maupun vertikal, maka wajib membuat surat pernyataan pengunduran diri.

“Surat pernyataan wajib mengundurkan diri itu dibuat ketika sudah terpilih menjadi ketum KONI,” tuturnya.

Lebih lanjut Yetrie menjelaskan, kandidat ketum juga harus mendapat dukungan minimal 50 persen KONI kabupaten/kota yang masa kepengurusannya masih berlaku atau 50 persen organisasi olahraga atau badan keolahragaan fungsional dan masa kepengurusannya masih berlaku sebagai anggota KONI.

Baca Juga :  Bermula dari Bajakah, Bentuk CBSO untuk Membina Ratusan Anak Didik

Yetrie menyebut, segala macam syarat yang ditetapkan tersebut sudah disetujui TPP berdasarkan rapat pleno yang diadakan sebelum jadwal pengambilan formulir oleh para calon.

Sementara itu, salah satu sosok yang ikut dalam pencalonan, Christian Sancho mengatakan, sejak mencalonkan diri menjadi ketum KONI Kalteng 2019-2020 lalu, visi yang akan diusungnya tetap sama, yakni mengubah wajah dunia olahraga Kalteng menjadi lebih baik.

“Kalau dijabarkan lebih lanjut, perubahan itu bisa ditinjau dari banyak sisi, baik itu prestasi atlet, sarana prasarana (sarpras), dan prestasi cabor,” kata Sancho kepada Kalteng Pos saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (14/8).

Semua sisi tersebut, lanjut Sancho, ke depannya akan bermuara pada sistem keolahragaan KONI Kalteng yang lebih baik. Ia menegaskan bahwa keorganisasian KONI Kalteng harus lebih baik ke depan.

“Supaya bisa mengulang kembali sejarah prestasi olahraga yang ada di Kalteng, terutama cabor dayung. Harapan saya ke depan Kalteng bisa memperbaiki peringkat pada ajang PON,” ungkapnya.

Jika kelak terpilih memimpin KONI Kalteng, Sancho berkomitmen untuk fokus membenahi KONI Kalteng menjadi organisasi yang lebih baik.

“Saya akan fokus berusaha agar KONI Kalteng bisa terselamatkan. Dalam artian, dengan menyelamatkan KONI, terselamatkan pula prestasi olahraga putra-putri daerah,” ucapnya.

Disinggung terkait konflik kepentingan dalam tubuh KONI Kalteng, Sancho menyebut ada banyak persoalan yang semestinya harus diselesaikan, agar roda organisasi KONI Kalteng dapat berjalan sesuai fungsinya.

Baca Juga :  Di Kalteng Ada Empat Titik Menghalau Pemudik

“Orang yang berada dalam kepengurusan seharusnya orang yang betul-betul ingin mengabdi bagi KONI, bukan mencari nafkah di KONI. Harus bisa berpikir bagaimana mendesain olahraga Kalteng agar kaya prestasi,” tandasnya.

Sementara itu, sosok lain yang maju dalam pencalonan ketum KONI adalah Yuwensi. Wanita pengusaha dan praktisi olahraga itu berkeinginan agar KONI Kalteng menjadi lembaga yang mampu menghasilkan atlet-atlet berkualitas, memiliki manajemen yang profesional, mendukung kesejahteraan atlet, serta berperan aktif dalam meningkatkan prestasi olahraga Kalteng di tingkat nasional dan internasional.

“Saya ingin meningkatkan keterwakilan perempuan, dengan mendorong partisipasi aktif perempuan dalam dunia olahraga melalui program-program pengembangan dan dukungan penuh terhadap atlet perempuan untuk meraih prestasi,” kata Yuwensi saat dihubungi Kalteng Pos, Minggu (13/8).

Ia juga ingin mewujudkan pembaruan dalam tubuh KONI Kalteng, dengan merancang dan menerapkan program inovatif untuk memperbaiki manajemen, transparansi, dan akuntabilitas yang melibatkan seluruh stakeholder.

“Untuk menghadapi Pra-PON, perlu menyediakan pendampingan, pelatihan, dan fasilitas yang dibutuhkan bagi para atlet, memastikan mereka benar-benar siap bersaing secara kompetitif,” ujarnya.

Yuwensi memiliki misi mewujudkan kesejahteraan atlet dengan mengutamakan kesejahteraan fisik, mental, dan finansial melalui program dukungan kesehatan, psikologis, serta pemberian insentif yang adil.

“Bersinergi dengan Pemerintah Provinsi Kalteng dan swasta untuk memperkuat kolaborasi demi membangun sinergi dalam pengembangan olahraga, baik dari segi pembiayaan, fasilitas, maupun program-program pendukung,” tandasnya. (dan/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/