Senin, Juni 16, 2025
30.9 C
Palangkaraya

Huma Betang Night, Simbol Persatuan, Ruang Budaya dan Ekonomi Rakyat

GUBERNUR Kalteng H Agustiar Sabran, membuka secara resmi kegiatan Huma Betang Night. Kegiatan ini dihadirkan sebagai ruang publik baru bagi masyarakat Kalteng untuk berekspresi, berkreasi, dan menikmati hiburan bernuansa budaya lokal dalam suasana yang aman dan nyaman yang digelar meriah di kawasan Bundaran Besar Palangka Raya, Sabtu malam (14/6/2025).

Acara ini dimeriahkan oleh penampilan dari Artis Lokal Marion, Irma Tajungan, Sudesha Anand, dan penampilan spesial dari artis Ibukota Tri Suaka dan Nabila Maharani.

Gubernur menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah provinsi untuk menghidupkan semangat kebersamaan di tengah masyarakat.

“Kita semua bersatu dalam semangat Huma Betang, sebagai simbol persatuan, toleransi, dan pelestarian budaya dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ucap Agustiar Sabran.

Gubernur menyampaikan bahwa pelaksanaan Car Free Night Huma Betang Night ini bertujuan untuk memberikan ruang bagi masyarakat menikmati suasana malam di Bundaran Besar secara aman dan nyaman, khususnya pada akhir pekan.

Baca Juga : 
Penari Betang Batarung Tetap Bersinar di Tengah Guyuran Hujan

“Pada rangkaian kegiatan kali ini, kita juga menyelenggarakan Malam Huma Betang atau Huma Betang Night, yang mengusung tema Melestarikan Kearifan Lokal dengan Spirit Huma Betang dalam Bingkai NKRI,” ujarnya.

Ia berharap, melalui kegiatan tersebut, masyarakat dapat memperoleh hiburan yang positif sekaligus mendorong pergerakan roda perekonomian, khususnya bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

“Kegiatan ini juga diharapkan mampu menumbuhkan rasa cinta dan kebanggaan terhadap budaya lokal, sehingga Kawasan Bundaran Besar dapat berkembang menjadi pusat aktivitas sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat,” tukasnya.

Huma Betang Night mengusung tema pelestarian kearifan lokal melalui parade budaya, fashion etnik, musik daerah, hingga tari kolosal. Tak hanya menampilkan hiburan, kegiatan ini juga menghadirkan lebih dari 150 pelaku UMKM yang memamerkan produk kuliner, kerajinan tangan, dan karya ekonomi kreatif lainnya.

Baca Juga : 
Pohon Natal di Kawasan Bundaran Besar, Siapa yang Belum Foto di Sana?

Plt. Sekretaris Daerah (Sekda) Kalimantan Tengah, Leonard S Ampung, menyampaikan dalam laporannya bahwa kegiatan ini juga bertujuan membangkitkan rasa bangga terhadap budaya Dayak dan identitas Kalimantan Tengah. Ia menekankan bahwa masyarakat, khususnya generasi muda, perlu dilibatkan secara aktif dalam pelestarian budaya.

“Peserta kegiatan ini sangat beragam, mulai dari keluarga, pelajar, komunitas seni dan literasi, hingga pelaku UMKM. Bahkan wisatawan dari luar daerah juga turut hadir dan menikmati suasana budaya khas Kalteng,” ucap Leonard.

Ia berharap kegiatan ini dapat menjadi agenda rutin yang dinanti oleh masyarakat setiap pekannya. Huma Betang Night menjadi bukti konkret bahwa pelestarian budaya dapat berjalan seiring dengan pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Dengan perpaduan antara seni, budaya, hiburan modern, dan aktivitas ekonomi, Bundaran Besar kini menjadi pusat interaksi sosial yang hidup dan dinamis di jantung Kalteng. (afa/ala)

GUBERNUR Kalteng H Agustiar Sabran, membuka secara resmi kegiatan Huma Betang Night. Kegiatan ini dihadirkan sebagai ruang publik baru bagi masyarakat Kalteng untuk berekspresi, berkreasi, dan menikmati hiburan bernuansa budaya lokal dalam suasana yang aman dan nyaman yang digelar meriah di kawasan Bundaran Besar Palangka Raya, Sabtu malam (14/6/2025).

Acara ini dimeriahkan oleh penampilan dari Artis Lokal Marion, Irma Tajungan, Sudesha Anand, dan penampilan spesial dari artis Ibukota Tri Suaka dan Nabila Maharani.

Gubernur menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah provinsi untuk menghidupkan semangat kebersamaan di tengah masyarakat.

“Kita semua bersatu dalam semangat Huma Betang, sebagai simbol persatuan, toleransi, dan pelestarian budaya dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ucap Agustiar Sabran.

Gubernur menyampaikan bahwa pelaksanaan Car Free Night Huma Betang Night ini bertujuan untuk memberikan ruang bagi masyarakat menikmati suasana malam di Bundaran Besar secara aman dan nyaman, khususnya pada akhir pekan.

Baca Juga : 
Penari Betang Batarung Tetap Bersinar di Tengah Guyuran Hujan

“Pada rangkaian kegiatan kali ini, kita juga menyelenggarakan Malam Huma Betang atau Huma Betang Night, yang mengusung tema Melestarikan Kearifan Lokal dengan Spirit Huma Betang dalam Bingkai NKRI,” ujarnya.

Ia berharap, melalui kegiatan tersebut, masyarakat dapat memperoleh hiburan yang positif sekaligus mendorong pergerakan roda perekonomian, khususnya bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

“Kegiatan ini juga diharapkan mampu menumbuhkan rasa cinta dan kebanggaan terhadap budaya lokal, sehingga Kawasan Bundaran Besar dapat berkembang menjadi pusat aktivitas sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat,” tukasnya.

Huma Betang Night mengusung tema pelestarian kearifan lokal melalui parade budaya, fashion etnik, musik daerah, hingga tari kolosal. Tak hanya menampilkan hiburan, kegiatan ini juga menghadirkan lebih dari 150 pelaku UMKM yang memamerkan produk kuliner, kerajinan tangan, dan karya ekonomi kreatif lainnya.

Baca Juga : 
Pohon Natal di Kawasan Bundaran Besar, Siapa yang Belum Foto di Sana?

Plt. Sekretaris Daerah (Sekda) Kalimantan Tengah, Leonard S Ampung, menyampaikan dalam laporannya bahwa kegiatan ini juga bertujuan membangkitkan rasa bangga terhadap budaya Dayak dan identitas Kalimantan Tengah. Ia menekankan bahwa masyarakat, khususnya generasi muda, perlu dilibatkan secara aktif dalam pelestarian budaya.

“Peserta kegiatan ini sangat beragam, mulai dari keluarga, pelajar, komunitas seni dan literasi, hingga pelaku UMKM. Bahkan wisatawan dari luar daerah juga turut hadir dan menikmati suasana budaya khas Kalteng,” ucap Leonard.

Ia berharap kegiatan ini dapat menjadi agenda rutin yang dinanti oleh masyarakat setiap pekannya. Huma Betang Night menjadi bukti konkret bahwa pelestarian budaya dapat berjalan seiring dengan pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Dengan perpaduan antara seni, budaya, hiburan modern, dan aktivitas ekonomi, Bundaran Besar kini menjadi pusat interaksi sosial yang hidup dan dinamis di jantung Kalteng. (afa/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/