Jumat, November 22, 2024
24.1 C
Palangkaraya

Biaya Tes PCR Diturunkan

Kalteng Tunggu Edaran Resmi dari Pusat

PALANGKA RAYA-Pandemi Covid-19 belum mereda. Angka kasus harian masih tinggi. Pemerintah sudah beberapa kali mengeluarkan kebijakan untuk memutus persebaran virus mematikan ini. Salah satunya menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sistem level di seluruh daerah. Seiring pemberlakukan tersebut, pemerintah daerah juga diminta untuk memperbanyak tes Covid-19 (testing) maupun penelusuran kontak erat (tracing) sesuai Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri). Target yang ditetapkan tersebut kemungkinan besar bisa tercapai menyusul perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar biaya tes polymerase chain reaction (PCR) diturunkan.
Penurunan harga tes PCR ini, kata Presiden Jokowi, diharapkan bisa memperbanyak testing atau pemeriksaan tes Covid-19. Karena menurut Jokowi, salah satu cara untuk memperbanyak testing adalah dengan menurunkan harga tes PCR.
“Saya sudah bicarakan dengan Menkes mengenai hal ini. Saya minta agar biasa tes PCR berada di kisaran Rp450.000 sampai Rp550.000,” kata Presiden Jokowi melalui keterangan yang dilihat Kalteng Pos di Channel YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (15/8). Presiden juga meminta agar tes PCR bisa diketahui hasilnya dalam waktu maksimal 1×24 jam. “Kita butuh kecepatan,” tegas Jokowi.
Seperti diketahui, selama ini rata-rata tes PCR menghabiskan biaya Rp900.000 hingga Rp1.000.000. Menyikapi pernyataan Presiden Jokowi yang meminta penurunan biaya tes PCR, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalimantan Tengah (Kalteng) dr Suyuti Syamsul menyebut bahwa pihaknya akan mengikuti aturan apabila surat edaran (SE) resminya sudah diterima.

Baca Juga :  Jadi Tokoh Inspiratif Dunia, Biografi Jokowi Tulisan Dirut PLN Terbit di Korea

Sejauh ini pihaknya belum menerima SE resmi dari pemerintah pusat.“Yang diturunkan itu adalah harga validasi, artinya untuk mengukur efektivitasnya. Tergantung bahan bakunya, jika memang turun, maka pelaksana juga akan menurunkannya,” kata Suyuti.
Namun, lanjut mantan Direktur Rumah Sakit Sultan Imanuddin Pangkalan Bun ini, apabila bahan baku dari pemeriksaan PCR masih tinggi, maka harus ada pemberian subsidi. “Jika mau diturunkan, pertanyaannya apakah bahan untuk pemeriksaan tersedia dengan harga segitu? Itu di luar kemampuan fasilitas kesehatan,” pungkasnya.
Sementara itu, penerapan PPKM level IV di Kalteng akan berakhir besok (17/8). PPKM level IV ini sudah dilaksanakan sejak 3 Agustus untuk Kota Palangka Raya dan 5 Agustus untuk kabupaten lain se-Kalteng.
Pada pekan pertama setelah dimulainya PPKM, Persatuan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Kalteng memantau ada penurunan untuk Kota Palangka Raya sebanyak 20 persen. Sedangkan kabupaten lain se-Kalteng berada di kisaran 10 hingga 20 persen. Hal itu berdasarkan data kasus mingguan yang berada di puncak 2.564 kasus per minggu menjadi 2.095.
“Namun, pekan ini ada peningkatan lagi, data per Sabtu malam saja sudah tercatat 2.186, artinya sudah melebih dari penurunan pekan sebelumnya di angka 2.095. Nantinya malam ini (Minggu malam, red) data mingguan bisa terlihat,” kata Ketua PAEI Kalteng Rini Fortina saat diwawancarai Minggu sore (15/8).
Diungkapkannya, kenaikan kasus pekan ini merupakan dampak dari kenaikan target testing di Kalteng, sebagaimana yang dianjurkan dalam Imendagri pada penetapan PPKM beberapa waktu lalu. Saat ini dalam sehari mencapai 3.500 testing se-Kalteng.
“Testing ini dalam rangka menjaring orang-orang yang mungkin terpapar Covid-19, selain itu tes PCR dan antigen pun sudah dilakukan dengan masif,” tuturnya.
Lebih lanjut dijelaskannya, berkenaan dengan angka kematian, saat ini masih tercatat cukup tinggi, tapi tidak setinggi sebelum ditetapkannya PPKM. “Testing yang dilaksanakan secara masif ini diharapkan dapat menekan angka kematian akibat Covid-19,” tegas dia.

Baca Juga :  Sugianto Beri Mura Pujian

Distribusi Vaksin ke Kalteng Mulai Lancar
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalteng Suyuti Syamsul mengatakan, distribusi vaksin ke Kalteng sudah mulai lancar. Persediaan vaksin di Kalteng per Sabtu (14/8) sebanyak 121.411 dosis, dengan stok terbanyak ada di Kota Palangka Raya yakni 38.733 dosis.
“Distribusi vaksin sudah mulai lancar, persediaan vaksin sudah di atas seratus ribu,” katanya saat dihubungi melalui sambungan telepon, kemarin. Suyuti berharap stok vaksin yang ada saat ini segera disuntikkan kepada masyarakat secepatnya. Pelaksanaan vaksinasi pun makin bagus dibandingkan sebelum-sebelumnya.
“Pelaksanaan vaksinasi terus diperbaiki. Misalnya, dibuat pendaftaran terlebih dahulu sebelum vaksinasi, bahkan sudah ada yang pakai sistem pendaftaran online,” ucapnya. (abw/ce/ala)

Kalteng Tunggu Edaran Resmi dari Pusat

PALANGKA RAYA-Pandemi Covid-19 belum mereda. Angka kasus harian masih tinggi. Pemerintah sudah beberapa kali mengeluarkan kebijakan untuk memutus persebaran virus mematikan ini. Salah satunya menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sistem level di seluruh daerah. Seiring pemberlakukan tersebut, pemerintah daerah juga diminta untuk memperbanyak tes Covid-19 (testing) maupun penelusuran kontak erat (tracing) sesuai Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri). Target yang ditetapkan tersebut kemungkinan besar bisa tercapai menyusul perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar biaya tes polymerase chain reaction (PCR) diturunkan.
Penurunan harga tes PCR ini, kata Presiden Jokowi, diharapkan bisa memperbanyak testing atau pemeriksaan tes Covid-19. Karena menurut Jokowi, salah satu cara untuk memperbanyak testing adalah dengan menurunkan harga tes PCR.
“Saya sudah bicarakan dengan Menkes mengenai hal ini. Saya minta agar biasa tes PCR berada di kisaran Rp450.000 sampai Rp550.000,” kata Presiden Jokowi melalui keterangan yang dilihat Kalteng Pos di Channel YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (15/8). Presiden juga meminta agar tes PCR bisa diketahui hasilnya dalam waktu maksimal 1×24 jam. “Kita butuh kecepatan,” tegas Jokowi.
Seperti diketahui, selama ini rata-rata tes PCR menghabiskan biaya Rp900.000 hingga Rp1.000.000. Menyikapi pernyataan Presiden Jokowi yang meminta penurunan biaya tes PCR, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalimantan Tengah (Kalteng) dr Suyuti Syamsul menyebut bahwa pihaknya akan mengikuti aturan apabila surat edaran (SE) resminya sudah diterima.

Baca Juga :  Jadi Tokoh Inspiratif Dunia, Biografi Jokowi Tulisan Dirut PLN Terbit di Korea

Sejauh ini pihaknya belum menerima SE resmi dari pemerintah pusat.“Yang diturunkan itu adalah harga validasi, artinya untuk mengukur efektivitasnya. Tergantung bahan bakunya, jika memang turun, maka pelaksana juga akan menurunkannya,” kata Suyuti.
Namun, lanjut mantan Direktur Rumah Sakit Sultan Imanuddin Pangkalan Bun ini, apabila bahan baku dari pemeriksaan PCR masih tinggi, maka harus ada pemberian subsidi. “Jika mau diturunkan, pertanyaannya apakah bahan untuk pemeriksaan tersedia dengan harga segitu? Itu di luar kemampuan fasilitas kesehatan,” pungkasnya.
Sementara itu, penerapan PPKM level IV di Kalteng akan berakhir besok (17/8). PPKM level IV ini sudah dilaksanakan sejak 3 Agustus untuk Kota Palangka Raya dan 5 Agustus untuk kabupaten lain se-Kalteng.
Pada pekan pertama setelah dimulainya PPKM, Persatuan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Kalteng memantau ada penurunan untuk Kota Palangka Raya sebanyak 20 persen. Sedangkan kabupaten lain se-Kalteng berada di kisaran 10 hingga 20 persen. Hal itu berdasarkan data kasus mingguan yang berada di puncak 2.564 kasus per minggu menjadi 2.095.
“Namun, pekan ini ada peningkatan lagi, data per Sabtu malam saja sudah tercatat 2.186, artinya sudah melebih dari penurunan pekan sebelumnya di angka 2.095. Nantinya malam ini (Minggu malam, red) data mingguan bisa terlihat,” kata Ketua PAEI Kalteng Rini Fortina saat diwawancarai Minggu sore (15/8).
Diungkapkannya, kenaikan kasus pekan ini merupakan dampak dari kenaikan target testing di Kalteng, sebagaimana yang dianjurkan dalam Imendagri pada penetapan PPKM beberapa waktu lalu. Saat ini dalam sehari mencapai 3.500 testing se-Kalteng.
“Testing ini dalam rangka menjaring orang-orang yang mungkin terpapar Covid-19, selain itu tes PCR dan antigen pun sudah dilakukan dengan masif,” tuturnya.
Lebih lanjut dijelaskannya, berkenaan dengan angka kematian, saat ini masih tercatat cukup tinggi, tapi tidak setinggi sebelum ditetapkannya PPKM. “Testing yang dilaksanakan secara masif ini diharapkan dapat menekan angka kematian akibat Covid-19,” tegas dia.

Baca Juga :  Sugianto Beri Mura Pujian

Distribusi Vaksin ke Kalteng Mulai Lancar
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalteng Suyuti Syamsul mengatakan, distribusi vaksin ke Kalteng sudah mulai lancar. Persediaan vaksin di Kalteng per Sabtu (14/8) sebanyak 121.411 dosis, dengan stok terbanyak ada di Kota Palangka Raya yakni 38.733 dosis.
“Distribusi vaksin sudah mulai lancar, persediaan vaksin sudah di atas seratus ribu,” katanya saat dihubungi melalui sambungan telepon, kemarin. Suyuti berharap stok vaksin yang ada saat ini segera disuntikkan kepada masyarakat secepatnya. Pelaksanaan vaksinasi pun makin bagus dibandingkan sebelum-sebelumnya.
“Pelaksanaan vaksinasi terus diperbaiki. Misalnya, dibuat pendaftaran terlebih dahulu sebelum vaksinasi, bahkan sudah ada yang pakai sistem pendaftaran online,” ucapnya. (abw/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/