Minggu, Oktober 6, 2024
35.5 C
Palangkaraya

HUT Kalteng, Pelepas Dahaga Hajatan Budaya

Wartawan Kalteng Pos mencoba menanyakan kepada mahasiswa apakah pernah mendengar nama permainan balogo dan apakah pernah memainkannya? Rata-rata menjawab pernah memainkannya sewaktu masih di bangku sekolah dasar. Itu pun saat masih berada di kampung halaman.

“Saya pernah main saat usia kisaran sekolah dasar,” ucap Ilmi, mahasiswa asal Murung Raya. Diakuinya kini hampir tidak pernah melihat lagi anak-anak memainkan permainan tersebut. Anak-anak masa kini lebih tertarik dengan permainan yang ada pada ponsel pintar.

“Jarang saya liat di kampung saya sekarang ini anak-anak main balogo,” ucap Ilmi. Senada disampaikan Muhammad Rafli yang berasal dari Muara Teweh.

Ia mengatakan, saat ini anak-anak usia sekolah dasar di daerahnya hampir tidak ada yang memainkan permainan tersebut. “Tidak pernah lihat sama sekali. Entah mereka (anak-anak, red) tahu atau tidak permainan balogo,” ucapnya singkat.

Baca Juga :  Pasien Covid-19 di RSUD Kota 3 Orang, RS Perluasan 37

Di tempat berbeda, Bambang, salah satu pegiat budaya sekaligus atlet manyipet dari Kota Palangka Raya mengatakan, target utamanya pada FBIM kali ini adalah meraih poin maksimal agar bisa merebut juara dan mengikuti perlombaan di tingkat nasional nantinya.

“Kami akan memaksimalkan latihan supaya meraih poin penuh di kejuaraan FBIM kali ini,” ucapnya saat ditemui di sela-sela latihan di halaman Museum Balanga.

Sementara itu, salah satu anak didik Bambang, Agustin, yang juga ikut dalam perlombaan manyipet mengaku sudah mulai menyukai manyipet sejak kelas 2 SMP. “Waktu kelas 2 SMP saya diajak paman untuk latihan, sejak itulah saya mulai sering memainkan alat tersebut,” ucap pria berusia 17 tahun ini.

Baca Juga :  Dayak Berperan Memajukan Pembangunan, MADN Didorong Lebih Maksimal

Wartawan Kalteng Pos mencoba menanyakan kepada mahasiswa apakah pernah mendengar nama permainan balogo dan apakah pernah memainkannya? Rata-rata menjawab pernah memainkannya sewaktu masih di bangku sekolah dasar. Itu pun saat masih berada di kampung halaman.

“Saya pernah main saat usia kisaran sekolah dasar,” ucap Ilmi, mahasiswa asal Murung Raya. Diakuinya kini hampir tidak pernah melihat lagi anak-anak memainkan permainan tersebut. Anak-anak masa kini lebih tertarik dengan permainan yang ada pada ponsel pintar.

“Jarang saya liat di kampung saya sekarang ini anak-anak main balogo,” ucap Ilmi. Senada disampaikan Muhammad Rafli yang berasal dari Muara Teweh.

Ia mengatakan, saat ini anak-anak usia sekolah dasar di daerahnya hampir tidak ada yang memainkan permainan tersebut. “Tidak pernah lihat sama sekali. Entah mereka (anak-anak, red) tahu atau tidak permainan balogo,” ucapnya singkat.

Baca Juga :  Pasien Covid-19 di RSUD Kota 3 Orang, RS Perluasan 37

Di tempat berbeda, Bambang, salah satu pegiat budaya sekaligus atlet manyipet dari Kota Palangka Raya mengatakan, target utamanya pada FBIM kali ini adalah meraih poin maksimal agar bisa merebut juara dan mengikuti perlombaan di tingkat nasional nantinya.

“Kami akan memaksimalkan latihan supaya meraih poin penuh di kejuaraan FBIM kali ini,” ucapnya saat ditemui di sela-sela latihan di halaman Museum Balanga.

Sementara itu, salah satu anak didik Bambang, Agustin, yang juga ikut dalam perlombaan manyipet mengaku sudah mulai menyukai manyipet sejak kelas 2 SMP. “Waktu kelas 2 SMP saya diajak paman untuk latihan, sejak itulah saya mulai sering memainkan alat tersebut,” ucap pria berusia 17 tahun ini.

Baca Juga :  Dayak Berperan Memajukan Pembangunan, MADN Didorong Lebih Maksimal

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/