NANGA BULIK-Prahara internal yang terjadi di tubuh perusahaan layanan jasa pengiriman J&T Express cabang Lamandau berimbas kepada pelayanan. Sejumlah konsumen mengeluhkan buruknya pelayanan perusahaan jasa pengiriman barang tersebut. Konsumen merasa kecewa karena proses penerimaan barang lamban dan tak kunjung sampai ke rumah.
Sebagian konsumen yang tidak sabar menanti datangnya paket barang merasa geram dan menandatangi kantor J & T Express Lamandau. Benar saja, ketika tiba di kantor yang berada di Jalan Tjilik Riwut, konsumen disuguhkan dengan pemandangan berupa tumpukan paket. Kekecewaan konsumen makin bertambah ketika harus mengantre selama berjam-jam untuk bisa mengambil paket.
Usut punya usut, pemicu penumpukan barang tersebut disebabkan kurir J&T Express mengundurkan diri secara serentak, sehingga menyebabkan pengiriman paket ke konsumen terganggu.
Salah satu konsumen mengaku sudah memesan barang dua minggu lalu, tapi belum juga diantar ke rumahnya. Padahal status pengiriman barang sudah tiba di Lamandau.
“Yang jelas saya kecewa sama pelayanan J&T, apalagi ini bukan kejadian yang pertama, harusnya menjadi bahan evaluasi agar pelayanan bisa lebih baik lagi ke depan,” ucap konsumen yang enggan disebutkan namanya, Senin malam (19/9).
Para konsumen mengaku sudah beberapa kali dibuat kecewa atas pelayanan J&T di Lamandau. Bukan soal penggantian biaya barang, tapi lebih kepada tanggung jawab dan kepuasan konsumen. Apalagi J&T merupakan salah satu jasa pelayanan ternama. Sudah seharusnya konsumen mendapatkan service yang baik dan memuaskan.
Awak media mencoba menulusuri permasalahan tersebut dengan mendatangi kantor perwakilan J&T di Lamandau. Memang ditemukan tumpukan ratusan paket terbengkalai, disimpan di halaman kantor J&T expres drop point Lamandau di Jalan Tjilik Riwut.
“Kalau paket ditumpuk di luar seperti ini, bagaimana tanggung jawab perusahaan terhadap barang-barang konsumen, apalagi sekarang ini musim hujan,” ucap Bintang, warga sekitar.
Menumpuknya paket tersebut dikarenakan kantor perwakilan tidak mampu lagi menampung barang konsumen yang terus datang tiap hari, sementara kurir sudah tidak bekerja lagi. Terlihat pula antrean panjang konsumen di depan pintu kantor yang hanya dibuka sebagian oleh pihak J&T.
Salah satu sumber mengatakan, saat ini J&T memang sedang menghadapi masalah internal. Salah satunya karena manajemen terjerat masalah hukum dan sedang ditangani kepolisian. Diketahui para kurir juga mendadak berhenti bekerja sejak 8 September, sehingga menyebabkan kurangnya sumber daya manusia (SDM) untuk memenuhi layanan kepada konsumen.
Menyikapi hal ini Koordinator J&T Express Lamandau Rokip membenarkan adanya masalah internal dan pengunduran diri para kurir secara serentak. Alhasil terjadi penumpukan paket barang konsumen. Namun pihaknya sudah punya rencana untuk mengantisipasi terjadinya lagi penumpukan barang.
“J&T di Lamandau ini nantinya akan terbagi menjadi lima atau enam sesuai jumlah kecamatan, insyaallah tidak akan menumpuk lagi paket konsumen,” kata Rokip kepada Kalteng Pos, kemarin.
Rokip yang mengaku baru sebulan di J&T Lamandau dikirim dari Pangkalan Bun untuk membantu di Lamandau. “Kami lagi melakukan perbaikan,” tuturnya.
“Untuk Kecamatan Sematu sudah kondusif lusa, di kota mungkin minggu depan sudah selesai, makin banyak kantor makin dekat untuk mengambil barangnya,” pungkasnya. (lan/ce/ala)