PALANGKA RAYA- Pertemuan Rocky Gerung dengan mahasiswa Palangka Raya digelaran ‘Diskusi Akal Sehat’ batal. Hal itu dikarenakan pengurus Aula Masjid Darussalam, tempat diselenggarakannya agenda itu melarang adanya kegiatan itu.
Hal ini setelah adanya rilis yang disampaikan oleh pihak Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) IAIN Palangka Raya bahwa agenda tersebut batal setelah adanya pemanggilan pihak panitia oleh pengurus Masjid Raya Darussalam Palangka Raya.
Dalam rilis itu menyebutkan, pihak pengurus masjid beralasan bahwa Rocky Gerung merupakan pengkritik pemerintah. Sedangkan Aula Masjid Darussalam adalah milik pemerintah.
Ketua DEMA IAIN Palangka Raya Daeni Topan Vauzi mengungkapkan kekecewaan terhadap kebijakan tersebut. Ia mengaku persiapan ini berlangsung sejak dua bulan yang lalu.
“Padahal Pak Khairil Anwar sudah memberikan izin dan kami sudah mendapatkan surat penyewaan Aula Masjid Darussalam, tapi pas di last minute yang dimana sudah 90 persen persiapan kita dibatalkan, dan kami mendapatkan banyak kerugian,” tegas Topan, Sabtu (24/6).
“Batalnya agenda ini karena adanya intervensi dari banyak pihak pimpinan,”tambahnya.
Dikki Akhmar, selaku Ketua Forum Diskusi Akal Sehat menjelaskan bahwa ini merupakan kesempatan yang sangat sayang dilewatkan. Ia menjelaskan bahwa mahasiswa sendiri yang minta tolong terhadapnya untuk dihadirkan Rocky Gerung di Palangka Raya.
“Karena saya ada di Palangka Raya dan mereka tahu saya sering bersama Rocky Gerung maka mereka minta tolong untuk difasilitasi agar dihadirkan,” tegasa Dikki.
Pihak mahasiswa sudah berupaya mencari sponsor untuk turut menyukseskan kegiatan itu. Namun karena tidak adanyasponsor, maka ia berinisiatif untuk membantu mahasiswa dengan menanggung semua pembiayaan kehadiran Rocky Gerung, gedung, dan konsumsi.
“Saya bayar bukan berarti saya ingin Bang Rocky hadir, tapi saya ingin mensponsori kegiatan mahasiswa itu, sudah saya tanyakan juga pada mahasiswa sudah izin Polda belum, laporan ke Danrem sudah, bahkan yang bersangkutan ini yang melarang itu memberikan izin kepada kami, dan kami juga sudah bayar,” ucap Dikki.
Dikki yang merupakan bacaleg DPR RI dapil Kalteng dari PKS mengaku heran kenapa orang tidak paham demokrasi hadir dan duduk diposisi jabatan strategis. Sebab ia mengaku hanya ingin membantu untuk memberikan kecerdasan terhadap mahasiswa pada penyelenggaraan ini.
“Kita itu tidak akan bicara tentang PKS, kita tidak berbicara tentang politik, tapi kita akan berbicara tentang bonus demografi, kita bicara itu karena ingin menjadikan mahasiswa menjadi mandiri dan entrepreneur, tapi dilarang bukan dari Polda bukan BIN tapi dari pemilik gedung yang sudah saya bayar, tapi sudahlah, anggap aja dia baru saja belajar demokrasi, walaupun dia profesor dan mantan rektor,” tegas Dikki.
Dikki menjelaskan bahwa hadirnya Rocky Gerung untuk memberikan stimulus kepada para mahasiswa dan bukan untuk provokasi.
“Saya baca sendiri dari mahasiswa, katanya tempat itu milik pemerintah jadi tidak boleh dipakai oleh pengkritik pemerintah. Jadi saya ingin sampaikan bahwa mulailah jadikan kampus itu tempat berdiskusi akal sehat, jangan takut dengan kritik sepanjang itu membawa kita kearah lebih baik, kita ingat larangan ini hanya ada dijaman orde baru, dan sangat disayang ini hadir dari mantan rektor,” tegasnya.(irj/ram)