Senin, November 25, 2024
26.2 C
Palangkaraya

Gereja di Kalteng Ini Miliki Mosaik Langka, Hanya Tiga di Dunia

Kelengkapan lain yang juga digunakan untuk keperluan ibadah adalah seperangkat alat musik terompet. Alat ini sudah ada di Gereja Imanuel sejak tahun 1895 hingga 1900. Saat ini hanya tersisa satu dan disimpan secara baik sebagai benda bersejarah gereja ini. Terompet tersebut merupakan pemberian orang-orang Kristen di Eropa melalui Zending Bermen.

Dikatakan Uhing, dahulu ada 13 terompet. 12 merupakan pemberian orang-orang Kristen di Eropa dan 1 terompet lagi dibeli oleh anak jemaat Gereja Mandomai.

Terdapat mimbar yang menjadi benda bersejarah milik Gereja Imanuel Mandomai. Mimbar merupakan kelengkapan gedung gereja. Sampai sekarang ini mimbar yang dibuat tahun 1930 menggunakan bahan baku kayu bawang tersebut masih terawat dan digunakan untuk ibadah. Ada pula altar/mazbah yang dibuat bersamaan dengan mimbar. Namun kondisinya saat ini sudah lapuk.

Baca Juga :  Lapak Judi Liang Pandan Dibongkar

“Sudah diganti dengan yang baru dari bahan kayu alau, dibuat tahun 2001 oleh Menteng A Talie yang merupakan anak jemaat Gereja Mandomai,” jelasnya.

Alat kelengkapan gereja lainnya yang sudah berumur dan masih aktif digunakan adalah lonceng gereja. Lonceng atau genta gedung Gereja Imanuel GKE Mandomai itu telah ada sejak 1876. Lonceng itu merupakan sumbangan dari anak-anak jemaat di Barmen, Jerman dan sekitarnya pada tahun 1876.

Kelengkapan lain yang juga digunakan untuk keperluan ibadah adalah seperangkat alat musik terompet. Alat ini sudah ada di Gereja Imanuel sejak tahun 1895 hingga 1900. Saat ini hanya tersisa satu dan disimpan secara baik sebagai benda bersejarah gereja ini. Terompet tersebut merupakan pemberian orang-orang Kristen di Eropa melalui Zending Bermen.

Dikatakan Uhing, dahulu ada 13 terompet. 12 merupakan pemberian orang-orang Kristen di Eropa dan 1 terompet lagi dibeli oleh anak jemaat Gereja Mandomai.

Terdapat mimbar yang menjadi benda bersejarah milik Gereja Imanuel Mandomai. Mimbar merupakan kelengkapan gedung gereja. Sampai sekarang ini mimbar yang dibuat tahun 1930 menggunakan bahan baku kayu bawang tersebut masih terawat dan digunakan untuk ibadah. Ada pula altar/mazbah yang dibuat bersamaan dengan mimbar. Namun kondisinya saat ini sudah lapuk.

Baca Juga :  Lapak Judi Liang Pandan Dibongkar

“Sudah diganti dengan yang baru dari bahan kayu alau, dibuat tahun 2001 oleh Menteng A Talie yang merupakan anak jemaat Gereja Mandomai,” jelasnya.

Alat kelengkapan gereja lainnya yang sudah berumur dan masih aktif digunakan adalah lonceng gereja. Lonceng atau genta gedung Gereja Imanuel GKE Mandomai itu telah ada sejak 1876. Lonceng itu merupakan sumbangan dari anak-anak jemaat di Barmen, Jerman dan sekitarnya pada tahun 1876.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/