SEJAK mencoba bermain game Valorant yang dirilis tahun 2020 lalu, Willy makin tertarik dengan game tersebut. Makin hari game tembak-menembak itu membuatnya jatuh hati, lantas terus-menerus memainkannya. Berawal dari hobi, kesempatan berlaga akhirnya terbuka lebar. Ia pun memutuskan untuk mengikuti berbagai pertandingan daring melawan tim-tim hebat untuk terus mengasah kemampuannya.
“Sejak pertama kali rilis game Valorant, saya tertarik memainkan, makin hari rasanya makin menantang, mencoba mengikuti berbagai pertandingan, sampai akhirnya banyak menang,” ungkap pria berusia 24 tahun itu kala berbincang dengan Kalteng Pos melalui sambungan telepon, Jumat (16/6).
Setahun kemudian, ia memutuskan menjadi atlet E-sport profesional, bergabung dengan tim Valorant profesional bernama NXL.
“Seiring berjalannya waktu, sempat pindah-pindah tim, sampai akhirnya bergabung dengan tim Bigetron Arctic, saat bergabung dengan tim inilah aku bisa berkesempatan dipilih untuk mengikuti seleksi atlet E-sport untuk ajang SEA Games 2023,” jelas pria yang sudah akrab dengan dunia game sejak sekolah dasar.
Pria kelahiran Banjarmasin, 3 Mei 1999 itu menyebut, pada Februari lalu ia ikut seleksi SEA Games cabor E-sport game Valorant. Seleksi dijalankan selama dua minggu, diikuti puluhan tim se-Indonesia. Dari proses seleksi yang ketat itu, terpilihlah tujuh orang, terdiri atas lima orang pemain, satu pelatih, dan satu asisten pelatih.
“Selama dua minggu ikut seleksi, setelah itu dipilih oleh pelatihnya, setelah terpilih itu kami menjalani latihan selama tiga bulan, terhitung sejak akhir Februari hingga Mei,” tuturnya seraya mengaku dirinya pernah diajak ke Korea Selatan untuk mengikuti latihan pertandingan bersama pemain-pemain hebat.
“Pada pertengahan Mei kami berangkat ke Kamboja untuk berlaga pada ajang SEA Games 2023,” sambungnya.
Menurut pria yang menempuh pendidikan tinggi jurusan Teknik Informatika di Universitas Mulya Balikpapan itu, Valorant merupakan game tembak-menembak yang cukup menantang. Dibutuhkan koordinasi tim yang baik dan strategi yang tepat. Ia termotivasi mendalami cabor E-sport game Valorant karena punya hobi bermain game di komputer, bukan game mobile.
“Game ini kan bermain lima vs lima dalam suatu arena, otomatis strategi yang ditonjolkan, tapi untuk skill individu juga berpengaruh pada performa tim, karena tim lawan bisa saja bermain menyebar,” jelasnya.
Willy mengungkapkan, tantangan terberat selama berlaga pada ajang SEA Games 2023 adalah kondisi mental. Turnamen internasional yang mempertemukan timnya dengan tim-tim hebat lain di level internasional sempat membuat syok.
“Tantangan terberat mungkin mental ya, karena bagi saya pribadi itu merupakan pengalaman pertama mengikuti turnamen secara daring, sehingga agak nervous,” ujarnya.
Willy juga menceritakan perjuangan timnya selama berlaga di SEA Games Kamboja 2023. Dituturkannya, pertandingan dimulai dengan fase penyisihan grup. Seleksi di tingkat grup. Ada enam negara yang bertarung di fase tersebut. Mencakup Indonesia, Filipina, Singapura, Vietnam, Kamboja, dan Malaysia. Kemudian, Kamboja dan Malaysia gugur di fase grup.
“Sebelumnya tim kami (Indonesia, red) melawan Filipina, kami menang dengan skor 2-0, sementara Singapura menaklukkan Vietnam, di babak final kami bertemu tim Singapura dan akhirnya meraih medali emas,” ungkap putra dari pasangan Sangalang dan Norbayah.
Anak ketiga dari tiga bersaudara itu berpesan kepada warga Kalteng pencinta game mobile yang tertarik menjadi atlet E-sport profesional agar tidak berhenti berlatih dan tidak cepat berpuas diri atas pencapaian yang diraih.
“Kalau mau jadi atlet E-sport profesional, ayo terus berlatih, tapi jangan lupakan juga kewajiban-kewajiban di luar dunia game, seperti bersekolah, kuliah, dan lainnya,” tandasnya. (*/ce/ala)