Rabu, Oktober 30, 2024
36.6 C
Palangkaraya

“Candu” PLN Itu Bernama Energi Baru

Pemerintah pusat telah meningkatkan target komposisi Energi Baru dan Energi Terbarukan (EBET) dalam bauran energi menjadi sebesar 23% pada tahun 2025 dan 31% pada tahun 2050. Sebagai perusahaan penyedia energi listrik terbesar di Indonesia, PLN memiliki tanggung jawab besar untuk mendukung penggunaan energi yang ramah lingkungan ini.

WAKTU di jam dinding sudah menunjukan pukul 06.30 WIB. Hari itu, Senin (21/10/2024), Sulung Kurnianto sudah harus bergegas. Seperti biasa, Sulung, demikian bapak dua anak ini disapa, harus sampai di Kantor PLN ULP Sampit sebelum jam 7 pagi. Sulung tinggal bersama istri dan dua anak laki-lakinya di Perumahan Borobudur, Jalan MT Haryono. Jarak rumahnya dengan kantor tidak terlalu jauh, hanya sekitar 2 kilometer.

“Alhamdulillah hari ini cerah, sudah hampir seminggu terakhir, Sampit hujan kalau pagi,” tutur lulusan SMK 2 Banjarbaru ini mengawali obrolan dengan Kalteng Pos. Sudah satu setengah tahun terakhir dirinya bertugas di PLN ULP Sampit, setelah sebelumnya hampir 7 tahun ditugaskan di PLN ULP Katingan.

Bersama Kalteng Pos, Sulung yang bertugas sebagai Junior Tecnician Operasi dan Pemeliharaan Distribusi itu janjian mengecek meteran Excess Power di Pos Garuda yang berada di areal Perusahaan Besar Swasta (PBS) PT Sukajadi Sawit Mekar (SSM), tepatnya di Jalan Menrud, Desa Sebabi, Kecamatan Telawang, Kabupaten Kotim atau sekitar 94 kilometer dari Kota Sampit ke arah Pangkalan Bun (Kotawaringin Barat).

Sebelum sampai di tujuan, di kilometer 77, kami mampir dulu di Kantor PLN Pelayanan Unit Tersebar Sebabi, untuk menjemput Bactiyar Septiawan, Team Leader Pelayanan Unit Tersebar Sebabi. Ia turut membersamai pengecekan meteran Excess Power.

Sesampainya di lokasi, kami disambut oleh tim teknis PT SSM, Tony Sitomorang, yang kemudian bersama-sama melakukan pengecekan rutin terhadap meteran Excess Power.

Mengecek meteran Excess Power menjadi salah satu rutinitas yang dilakukan secara berkala oleh Sulung dan Bachtiyar. Dijelaskan Sulung, tepat sepuluh tahun terakhir atau sejak awal PT SSM ini berdiri sudah berkolaborasi bersama PLN menghadirkan energi listrik untuk masyarakat di Kecamatan Telawang, Kotim khususnya dan Kalteng secara umum, karena sudah masuk ke interkoneksis sistem Kalimantan.

Diceritakan Sulung, energi listrik yang disuplai dari PT SSM ini diolah dari sumber tenaga listrik pembangkit biogas, berasal dari gas metana yang dihasilkan dari limbah cair pabrik kelapa sawit.

Jadi, limbah cair ini ditempatkan ke dalam kolam penampungan limbah. Kolam ini disebut kolam biodigester yang menyerupai kubah dan tertutup rapat dengan membrane HDPE (high density polyethylene) dengan besar 125×165 meter. Di sinilah tempat pembentukan dan penyimpanan biogas.

“Dari kolam ini, biogas yang sebagian besar merupakan gas metana diproses dan disalurkan ke biogas engine sebagai sumber energi terbarukan untuk menghasilkan tenaga listrik,” terangnya.

Baca Juga :  Tradisi Leluhur Dayak Ngaju Tak Akan Lebur

Daya polusi yang dihasilkan gas metana jauh lebih besar dari karbon dioksida (CO2). Dengan pengolahan limbah yang terintegrasi, menjadi solusi penurunan emisi gas karbon dalam kegiatan pabrik kelapa sawit.

“Jadi ini salah satu upaya konkret kolaborasi PLN dalam penggunaan energi bersih energi ramah lingkungan di Kalimantan Tengah. Tidak seperti bahan bakar fosil seperti batu bara yang bisa habis dan tidak terbarukan. Kalo gas metan ini selama produksi sawitnya ada, maka limbah cairnya bisa diolah untuk menghasilan gas metan dan ujungnya jadi listrik. Ini betul-betul energi baru dan energi terbarukan (EBET),” tambahnya.

PT SSM sendiri memiliki PLTBg dengan kapasitas 2 MW. Dengan adanya PLTBg, akses listrik dapat terpenuhi selama 24 jam per hari bagi karyawan kebun. Selain karyawan kebun, PT SSM bekerja sama dengan PLN juga memasok listrik ke desa-desa sekitar. Tidak hanya di PT SSM, tapi juga ada beberapa grup perusahaan yang memiliki PLTBg serupa.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Kalteng, Vent Christway kepada Kalteng Pos mengatakan, apa yang dilakukan PLN ini sudah selaras dengan upaya nyata ini telah diwujudkan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dibawah kepemimpinan Gubernur H Sugianto Sabran dalam Program Pemanfaatan Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan (EBET) Tahun 2024.

Di antara program strategis Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, lanjutnya, dalam hal ini yang merupakan gagasan Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Tengah melalui Dinas ESDM Kalteng. berupa bantuan sosial Pembangkit Listrik Tenaga Surya Hemat Energi (PLTSHE) dan Alat Penyalur Daya Listrik (APDAL) Mandiri kepada masyarakat di wilayah Kalimantan Tengah yang belum menikmati listrik. Kemudian pembangunan Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJU-TS) kepada Desa yang belum terjangkau aliran listrik.

Melalui upaya tersebut diharapkan target jangka pendek bauran energi sebesar 17 % pada tahun 2025 tercapai dengan melakukan pemanfatan EBET di seluruh sektor dan tidak kalah penting pula peran serta dari seluruh masyarakat Kalimantan Tengah agar program yang digagas oleh bapak Gubernur Kalimantan Tengah H Sugianto Sabran ini dapat terlaksana dengan baik dan lancar.

“Kedepannya, kami mengharapkan pula adanya koordinasi dan komunikasi yang harmonis antar instansi terkait, Kementerian, Pemerintah Kabupaten/Kota, BUMN, BUMD, dan Badan Usaha di Provinsi Kalimantan Tengah untuk sinkronisasi data dan informasi terbaru terkait pemanfaatan EBET ramah lingkungan bersumber dari PLTS, PJU-TS, PLTBm, PLTBg dan PLTS Atap, sehingga data tersebut dapat pula digunakan PLN dalam upaya meningkatkan persentase bauran energi menuju NZE 2060,” harapnya, Selasa (29/10/2024).

Secara terpisah, Asisten Manager IPP dan Excess Power PLN Unit Induk Distribusi (UID) Kalselteng, Mohtar Asrori kepada Kalteng Pos menjelaskan, pengembangan energi bersih sebagai bagian dari upaya menuju keberlanjutan dan mengurangi dampak lingkungan ini bukan lah hal yang baru. Bahkan sudah seperti “candu”. Secara bertahap terus dilakukan dan berprogres.

Baca Juga :  Ekonomi Kalteng Mulai Tumbuh

Lebih lanjut dikatakannya, pemerintah pusat telah meningkatkan target komposisi Energi Baru dan Energi Terbarukan (EBET) dalam bauran energi menjadi sebesar 23% pada tahun 2025 dan 31% pada tahun 2050. Sebagai perusahaan penyedia energi listrik terbesar di Indonesia, PLN memiliki tanggung jawab besar untuk mendukung penggunaan energi yang ramah lingkungan ini.

Di Kalteng sendiri, lanjutnya, upaya kolaborasi dengan sejumlah PBS sudah dilakukan sejak lama. Sebagai contoh di PT SSM yang sudah dilakukan sejak Oktober 2014 atau genap 10 tahun terakhir. Kemudian di Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) ada kolaborasi dengan Pembangkit Listrik Tenaga Bio Massa (PLTBM) PT Korintiga Hutani (KTH) yang memanfaatkan limbah kayu.

“Dan masih banyak lagi kolaborasi dengan PBS yang ada di Kalteng,” ucapnya.

Selain itu, sejalan dengan visi global untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang ada di Kalteng secara bertahap juga dikurangi komposisi penggunaan Batu bara-nya.

“Pada PLTU yang ada dilakukan program pencampuran bahan bakar biomassa dan Batu bara atau biasa dikenal dengan co-firing. Co-firing merupakan pemanfaatan bahan bakar dari biomassa dan sampah untuk pembangkit listrik melalui substitusi bahan bakar batu bara,” tambahnya.

Selain upaya kolaborasi yang sudah dilakukan, PLN juga mulai merencanakan investasi dalam infrastruktur energi terbarukan. Proyek-proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) akan segera di bangun di Kalimantan Tengah.

“PLTS rencananya dibangun di areal pedesaan seperti di daerah Tumbang Sanamang, Kabupaten Katingan. Kemudian sistem isolated yang menggunaan PLTD secara bertahap akan diganti dengan PLTS,” ucapnya.

Semua upaya yang sudah berjalan ini, lanjutnya, juga didukung dengan penguatan dari peningkatan kapasitas dari SDM yang ada di PLN. “Kami juga terus mengkampanyelan efisiensi penggunaan energy listrik kepada masyarakat. Di antaranya dengan imbauan untuk beralih menggunakan kendaraan listrik dan kompor listrik, karena bahan bakar gas dan BBM yang digunakan selama ini merupakan energi yang tidak terbarukan,” imbuhnya.

Komitmen PLN terhadap energi bersih tidak hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan energi nasional, tetapi juga untuk menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan bagi generasi mendatang. Dengan terus berinovasi dan berinvestasi dalam energi terbarukan. PLN berupaya menjadi pelopor dalam transisi energi di Indonesia, menjadikan lingkungan yang lebih bersih dan sehat sebagai warisan bagi semua. (*)

Pemerintah pusat telah meningkatkan target komposisi Energi Baru dan Energi Terbarukan (EBET) dalam bauran energi menjadi sebesar 23% pada tahun 2025 dan 31% pada tahun 2050. Sebagai perusahaan penyedia energi listrik terbesar di Indonesia, PLN memiliki tanggung jawab besar untuk mendukung penggunaan energi yang ramah lingkungan ini.

WAKTU di jam dinding sudah menunjukan pukul 06.30 WIB. Hari itu, Senin (21/10/2024), Sulung Kurnianto sudah harus bergegas. Seperti biasa, Sulung, demikian bapak dua anak ini disapa, harus sampai di Kantor PLN ULP Sampit sebelum jam 7 pagi. Sulung tinggal bersama istri dan dua anak laki-lakinya di Perumahan Borobudur, Jalan MT Haryono. Jarak rumahnya dengan kantor tidak terlalu jauh, hanya sekitar 2 kilometer.

“Alhamdulillah hari ini cerah, sudah hampir seminggu terakhir, Sampit hujan kalau pagi,” tutur lulusan SMK 2 Banjarbaru ini mengawali obrolan dengan Kalteng Pos. Sudah satu setengah tahun terakhir dirinya bertugas di PLN ULP Sampit, setelah sebelumnya hampir 7 tahun ditugaskan di PLN ULP Katingan.

Bersama Kalteng Pos, Sulung yang bertugas sebagai Junior Tecnician Operasi dan Pemeliharaan Distribusi itu janjian mengecek meteran Excess Power di Pos Garuda yang berada di areal Perusahaan Besar Swasta (PBS) PT Sukajadi Sawit Mekar (SSM), tepatnya di Jalan Menrud, Desa Sebabi, Kecamatan Telawang, Kabupaten Kotim atau sekitar 94 kilometer dari Kota Sampit ke arah Pangkalan Bun (Kotawaringin Barat).

Sebelum sampai di tujuan, di kilometer 77, kami mampir dulu di Kantor PLN Pelayanan Unit Tersebar Sebabi, untuk menjemput Bactiyar Septiawan, Team Leader Pelayanan Unit Tersebar Sebabi. Ia turut membersamai pengecekan meteran Excess Power.

Sesampainya di lokasi, kami disambut oleh tim teknis PT SSM, Tony Sitomorang, yang kemudian bersama-sama melakukan pengecekan rutin terhadap meteran Excess Power.

Mengecek meteran Excess Power menjadi salah satu rutinitas yang dilakukan secara berkala oleh Sulung dan Bachtiyar. Dijelaskan Sulung, tepat sepuluh tahun terakhir atau sejak awal PT SSM ini berdiri sudah berkolaborasi bersama PLN menghadirkan energi listrik untuk masyarakat di Kecamatan Telawang, Kotim khususnya dan Kalteng secara umum, karena sudah masuk ke interkoneksis sistem Kalimantan.

Diceritakan Sulung, energi listrik yang disuplai dari PT SSM ini diolah dari sumber tenaga listrik pembangkit biogas, berasal dari gas metana yang dihasilkan dari limbah cair pabrik kelapa sawit.

Jadi, limbah cair ini ditempatkan ke dalam kolam penampungan limbah. Kolam ini disebut kolam biodigester yang menyerupai kubah dan tertutup rapat dengan membrane HDPE (high density polyethylene) dengan besar 125×165 meter. Di sinilah tempat pembentukan dan penyimpanan biogas.

“Dari kolam ini, biogas yang sebagian besar merupakan gas metana diproses dan disalurkan ke biogas engine sebagai sumber energi terbarukan untuk menghasilkan tenaga listrik,” terangnya.

Baca Juga :  Tradisi Leluhur Dayak Ngaju Tak Akan Lebur

Daya polusi yang dihasilkan gas metana jauh lebih besar dari karbon dioksida (CO2). Dengan pengolahan limbah yang terintegrasi, menjadi solusi penurunan emisi gas karbon dalam kegiatan pabrik kelapa sawit.

“Jadi ini salah satu upaya konkret kolaborasi PLN dalam penggunaan energi bersih energi ramah lingkungan di Kalimantan Tengah. Tidak seperti bahan bakar fosil seperti batu bara yang bisa habis dan tidak terbarukan. Kalo gas metan ini selama produksi sawitnya ada, maka limbah cairnya bisa diolah untuk menghasilan gas metan dan ujungnya jadi listrik. Ini betul-betul energi baru dan energi terbarukan (EBET),” tambahnya.

PT SSM sendiri memiliki PLTBg dengan kapasitas 2 MW. Dengan adanya PLTBg, akses listrik dapat terpenuhi selama 24 jam per hari bagi karyawan kebun. Selain karyawan kebun, PT SSM bekerja sama dengan PLN juga memasok listrik ke desa-desa sekitar. Tidak hanya di PT SSM, tapi juga ada beberapa grup perusahaan yang memiliki PLTBg serupa.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Kalteng, Vent Christway kepada Kalteng Pos mengatakan, apa yang dilakukan PLN ini sudah selaras dengan upaya nyata ini telah diwujudkan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dibawah kepemimpinan Gubernur H Sugianto Sabran dalam Program Pemanfaatan Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan (EBET) Tahun 2024.

Di antara program strategis Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, lanjutnya, dalam hal ini yang merupakan gagasan Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Tengah melalui Dinas ESDM Kalteng. berupa bantuan sosial Pembangkit Listrik Tenaga Surya Hemat Energi (PLTSHE) dan Alat Penyalur Daya Listrik (APDAL) Mandiri kepada masyarakat di wilayah Kalimantan Tengah yang belum menikmati listrik. Kemudian pembangunan Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJU-TS) kepada Desa yang belum terjangkau aliran listrik.

Melalui upaya tersebut diharapkan target jangka pendek bauran energi sebesar 17 % pada tahun 2025 tercapai dengan melakukan pemanfatan EBET di seluruh sektor dan tidak kalah penting pula peran serta dari seluruh masyarakat Kalimantan Tengah agar program yang digagas oleh bapak Gubernur Kalimantan Tengah H Sugianto Sabran ini dapat terlaksana dengan baik dan lancar.

“Kedepannya, kami mengharapkan pula adanya koordinasi dan komunikasi yang harmonis antar instansi terkait, Kementerian, Pemerintah Kabupaten/Kota, BUMN, BUMD, dan Badan Usaha di Provinsi Kalimantan Tengah untuk sinkronisasi data dan informasi terbaru terkait pemanfaatan EBET ramah lingkungan bersumber dari PLTS, PJU-TS, PLTBm, PLTBg dan PLTS Atap, sehingga data tersebut dapat pula digunakan PLN dalam upaya meningkatkan persentase bauran energi menuju NZE 2060,” harapnya, Selasa (29/10/2024).

Secara terpisah, Asisten Manager IPP dan Excess Power PLN Unit Induk Distribusi (UID) Kalselteng, Mohtar Asrori kepada Kalteng Pos menjelaskan, pengembangan energi bersih sebagai bagian dari upaya menuju keberlanjutan dan mengurangi dampak lingkungan ini bukan lah hal yang baru. Bahkan sudah seperti “candu”. Secara bertahap terus dilakukan dan berprogres.

Baca Juga :  Ekonomi Kalteng Mulai Tumbuh

Lebih lanjut dikatakannya, pemerintah pusat telah meningkatkan target komposisi Energi Baru dan Energi Terbarukan (EBET) dalam bauran energi menjadi sebesar 23% pada tahun 2025 dan 31% pada tahun 2050. Sebagai perusahaan penyedia energi listrik terbesar di Indonesia, PLN memiliki tanggung jawab besar untuk mendukung penggunaan energi yang ramah lingkungan ini.

Di Kalteng sendiri, lanjutnya, upaya kolaborasi dengan sejumlah PBS sudah dilakukan sejak lama. Sebagai contoh di PT SSM yang sudah dilakukan sejak Oktober 2014 atau genap 10 tahun terakhir. Kemudian di Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) ada kolaborasi dengan Pembangkit Listrik Tenaga Bio Massa (PLTBM) PT Korintiga Hutani (KTH) yang memanfaatkan limbah kayu.

“Dan masih banyak lagi kolaborasi dengan PBS yang ada di Kalteng,” ucapnya.

Selain itu, sejalan dengan visi global untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang ada di Kalteng secara bertahap juga dikurangi komposisi penggunaan Batu bara-nya.

“Pada PLTU yang ada dilakukan program pencampuran bahan bakar biomassa dan Batu bara atau biasa dikenal dengan co-firing. Co-firing merupakan pemanfaatan bahan bakar dari biomassa dan sampah untuk pembangkit listrik melalui substitusi bahan bakar batu bara,” tambahnya.

Selain upaya kolaborasi yang sudah dilakukan, PLN juga mulai merencanakan investasi dalam infrastruktur energi terbarukan. Proyek-proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) akan segera di bangun di Kalimantan Tengah.

“PLTS rencananya dibangun di areal pedesaan seperti di daerah Tumbang Sanamang, Kabupaten Katingan. Kemudian sistem isolated yang menggunaan PLTD secara bertahap akan diganti dengan PLTS,” ucapnya.

Semua upaya yang sudah berjalan ini, lanjutnya, juga didukung dengan penguatan dari peningkatan kapasitas dari SDM yang ada di PLN. “Kami juga terus mengkampanyelan efisiensi penggunaan energy listrik kepada masyarakat. Di antaranya dengan imbauan untuk beralih menggunakan kendaraan listrik dan kompor listrik, karena bahan bakar gas dan BBM yang digunakan selama ini merupakan energi yang tidak terbarukan,” imbuhnya.

Komitmen PLN terhadap energi bersih tidak hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan energi nasional, tetapi juga untuk menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan bagi generasi mendatang. Dengan terus berinovasi dan berinvestasi dalam energi terbarukan. PLN berupaya menjadi pelopor dalam transisi energi di Indonesia, menjadikan lingkungan yang lebih bersih dan sehat sebagai warisan bagi semua. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/