Minggu, November 24, 2024
24.7 C
Palangkaraya

Harga Pupuk Dijual di-Atas HET, Polda Akan Turunkan Tim

PALANGKA RAYA-Keluhan petani di Desa Belanti Siam, Kecamatan Pandih Batu, Kabupaten Pulang Pisau (Pulpis) mengenai mahalnya harga pupuk bersubsidi langsung direspons oleh pihak berwajib. Polda Kalteng berencana menurunkan tim untuk menyelidiki informasi yang disampaikan oleh kelompok tani (poktan) di kawasan pengembangan lumbung pangan nasional tersebut.

Kepastian Polda Kalteng menurunkan tim untuk menyelidiki masalah tersebut dibenarkan oleh Kabidhumas Polda Kalteng Kombes Pol Eko Saputro. Polda akan memproses sesuai aturan yang berlaku apabila ditemukan kejanggalan yang mengarah kepada pelanggaran atau tindak pidana.

“Tadi (kemarin) Bapak Kapolda (Irjen Pol Dedi Prasetyo) perintahkan cek ke lapangan, koordinasi dengan petani, dinas pertanian dan peternakan, jadi hal ini atensi kapolda langsung, baik Dirkrimsus maupun kapolres Pulpis dan Kapuas akan memonitor secara langsung,” kata Kabidhumas Polda Kalteng Kombes Eko Saputro, kemarin (4/10).

Baca Juga :  Batamad Berkontribusi Jaga Keamanan dan Kedamaian

Kalteng Pos mencoba menghubungi penjual pupuk bersubsidi Desa Belanti Siam, Kecamatan Pandih Batu. Salah satu nomor yang dihubungi mengakui sebagai penjual pupuk di daerah tersebut. Ketika dikonfirmasi, suara di ujung telepon mengaku bernama Sutrik. Dia membenarkan sebagai istri pemilik toko yang menjual pupuk.

Awal perbincangan, Sutrik sempat dengan ramah menyampaikan informasi mengenai permasalahan pupuk di Desa Belanti Siam seperti yang diungkapkan oleh kelompok tani. Perihal kelangkaan pupuk subsidi, Sutrik secara tegas membatah. “Enggak ada Mas, enggak ada kelangkaan,” kata Sutri, kemarin.
Dia juga mengatakan bahwa beberapa waktu sebelumnya sempat ada keterlambatan kedatangan pupuk, tapi saat ini sudah lancar, karena ada pergantian pihak distributor.

“Yang sebelum kemarin itu memang ada (keterlambatan), tapi sekarang sudah lancar semenjak ganti distributor,” tegasnya.

Baca Juga :  Seorang Anggota BPBD Barsel Meninggal Dunia Usai Sempat Pingsan saat Padamkan Karhutla

Namun ketika Kalteng Pos ingin bertanya lebih jauh mengenai harga pupuk bersubsidi yang dinilai petani terlalu mahal, Sutrik tidak bisa memberikan keterangan dengan alasan sedang dalam perjalanan.

Beberapa saat kemudian, Kalteng Pos mencoba menghubunginya lagi, tapi Sutri mengatakan bahwa ia tidak bisa berkomentar terkait masalah tersebut karena takut salah. “Kayanya ulun (saya) enggak enak lah Mas, takut salah ngomong,” ujarnya.

Saat wartawan meminta agar bisa wawancara dengan suaminya, Sutri mengatakan jika suaminya tidak bisa diwawancarai. “Kayanya enggak berani Mas, takut salah ngomong,” ucapnya sembari menutup sambungan telepon.

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian (Distan) Pulang Pisau Slamet Untung Rianto tidak menampik adanya kenaikan HET pupuk bersubsidi. Di mengungkapkan, kenaikan itu terjadi karena harga dasar mengalami kenaikan.

PALANGKA RAYA-Keluhan petani di Desa Belanti Siam, Kecamatan Pandih Batu, Kabupaten Pulang Pisau (Pulpis) mengenai mahalnya harga pupuk bersubsidi langsung direspons oleh pihak berwajib. Polda Kalteng berencana menurunkan tim untuk menyelidiki informasi yang disampaikan oleh kelompok tani (poktan) di kawasan pengembangan lumbung pangan nasional tersebut.

Kepastian Polda Kalteng menurunkan tim untuk menyelidiki masalah tersebut dibenarkan oleh Kabidhumas Polda Kalteng Kombes Pol Eko Saputro. Polda akan memproses sesuai aturan yang berlaku apabila ditemukan kejanggalan yang mengarah kepada pelanggaran atau tindak pidana.

“Tadi (kemarin) Bapak Kapolda (Irjen Pol Dedi Prasetyo) perintahkan cek ke lapangan, koordinasi dengan petani, dinas pertanian dan peternakan, jadi hal ini atensi kapolda langsung, baik Dirkrimsus maupun kapolres Pulpis dan Kapuas akan memonitor secara langsung,” kata Kabidhumas Polda Kalteng Kombes Eko Saputro, kemarin (4/10).

Baca Juga :  Batamad Berkontribusi Jaga Keamanan dan Kedamaian

Kalteng Pos mencoba menghubungi penjual pupuk bersubsidi Desa Belanti Siam, Kecamatan Pandih Batu. Salah satu nomor yang dihubungi mengakui sebagai penjual pupuk di daerah tersebut. Ketika dikonfirmasi, suara di ujung telepon mengaku bernama Sutrik. Dia membenarkan sebagai istri pemilik toko yang menjual pupuk.

Awal perbincangan, Sutrik sempat dengan ramah menyampaikan informasi mengenai permasalahan pupuk di Desa Belanti Siam seperti yang diungkapkan oleh kelompok tani. Perihal kelangkaan pupuk subsidi, Sutrik secara tegas membatah. “Enggak ada Mas, enggak ada kelangkaan,” kata Sutri, kemarin.
Dia juga mengatakan bahwa beberapa waktu sebelumnya sempat ada keterlambatan kedatangan pupuk, tapi saat ini sudah lancar, karena ada pergantian pihak distributor.

“Yang sebelum kemarin itu memang ada (keterlambatan), tapi sekarang sudah lancar semenjak ganti distributor,” tegasnya.

Baca Juga :  Seorang Anggota BPBD Barsel Meninggal Dunia Usai Sempat Pingsan saat Padamkan Karhutla

Namun ketika Kalteng Pos ingin bertanya lebih jauh mengenai harga pupuk bersubsidi yang dinilai petani terlalu mahal, Sutrik tidak bisa memberikan keterangan dengan alasan sedang dalam perjalanan.

Beberapa saat kemudian, Kalteng Pos mencoba menghubunginya lagi, tapi Sutri mengatakan bahwa ia tidak bisa berkomentar terkait masalah tersebut karena takut salah. “Kayanya ulun (saya) enggak enak lah Mas, takut salah ngomong,” ujarnya.

Saat wartawan meminta agar bisa wawancara dengan suaminya, Sutri mengatakan jika suaminya tidak bisa diwawancarai. “Kayanya enggak berani Mas, takut salah ngomong,” ucapnya sembari menutup sambungan telepon.

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian (Distan) Pulang Pisau Slamet Untung Rianto tidak menampik adanya kenaikan HET pupuk bersubsidi. Di mengungkapkan, kenaikan itu terjadi karena harga dasar mengalami kenaikan.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/