Jumat, September 20, 2024
29.1 C
Palangkaraya

Banjir Rob Terjang Kalteng

PALANGKA RAYA-Sepekan terakhir banjir rob atau banjir yang disebabkan meluapnya air pasang menerjang wilayah pesisir Kalteng. Fenomena alam ini menyebabkan permukiman warga di muara sungai dan bibir pantai tergenang. Tidak sedikit bangunan rumah hingga perahu nelayan yang dihantam banjir rob mengalami kerusakan sedang hingga parah. Masyarakat yang masih tinggal di pesisir diminta untuk tetap waspada.

Kabupaten Kapuas merupakan salah satu daerah yang dilanda banjir rob. Banyak desa/kelurahan yang berada di Kecamatan Selat, Dadahup, Kapuas Murung, Kapuas Hilir, Bataguh, dan Kapuas Kuala terdampak. Air menggenangi rumah warga, perkantoran, dan jalan di enam kecamatan tersebut.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kapuas Panahatan Sinaga membenarkan adanya banjir rob yang melanda beberapa wilayah di Kabupaten Kapuas. Untuk itu masyarakat diminta tetap waspada. “Cuaca yang memang kurang baik ditandai hujan disertai angin dan petir bisa menimbulkan air pasang,” ucap Panahatan Sinaga, Rabu (8/12).

Baca Juga :  Hamdhani Soroti Dana Bagi Hasil Perkebunan Sawit

Dikatakan Sinaga, pihaknya terus berkoordinasi dengan pihak desa/kelurahan serta kecamatan untuk proses pendataan serta langkah antisipasi. Juga berkoordinasi dengan BMKG terkait perkembangan cuaca.

“Ada peringatan dini terkait hujan petir disertai angin kencang yang menimbulkan air pasang/ banjir rob hingga tanggal 12 Desember 2021, jadi harus waspada,” tegasnya.

Terkait dampaknya, Sinaga menambahkan, pihaknya masih mengumpulkan data dan akan terus memberi sosialisasi dan imbauan kepada masyarakat, khususnya yang berada di bantaran sungai dan pesisir. “Tetap waspada dan hati-hati, khususnya terkait listrik dan hewan melata yang membahayakan,” tambahnya.

Panahatan Sinaga mengakui fenomena banjir rob terjadi hampir di seluruh wilayah pesisir. Termasuk di Kabupaten Kapuas, khususnya di wilayah pesisir laut serta pinggiran sungai. “Meskipun pasang, kondisi daerahnya masih dikategorikan aman,” ungkap Panahatan Sinaga, Rabu (8/12).

Baca Juga :  Peduli Korban Banjir, Gubernur Bantu Sembako hingga Uang Tunai

Sinaga menambahkan, wilayah yang terdampak banjir rob mencakup tujuh kecamatan. Meliputi Kecamatan Selat, Bataguh, Kapuas Hilir, Pulau Petak, Kapuas Murung, Dadahup, dan Kapuas Kuala. “Sementara ini kondisi tidak terlalu parah, hanya menggenangi jalan umum dan pemukiman, sampai dengan saat ini tidak ada bangunan yang rusak,” jelasnya.

Menurutnya, banjir rob yang terjadi kali ini di Kabupaten Kapuas cukup parah. Banjir serupa pernah terjadi 37 tahun lalu. “Sebelumnya sudah ada peringatan kepada masyarakat terkait cuaca buruk mulai tanggal 6-12 Desember 2021, salah satunya banjir rob ini,” bebernya.

BPBD Kabupaten Kapuas, lanjutnya, terus memberikan imbauan kepada masyarakat yang bersumber dari BMKG melalui media, menerjunkan tim untuk melakukan pengecekan kondisi di lapangan, serta memberikan imbauan langsung kepada masyarakat terdampak. “Terutama antisipasi banjir rob lagi, mematikan aliran listrik, serta antisipasi serangan hewan melata saat terjadi banjir,” pungkasnya.

PALANGKA RAYA-Sepekan terakhir banjir rob atau banjir yang disebabkan meluapnya air pasang menerjang wilayah pesisir Kalteng. Fenomena alam ini menyebabkan permukiman warga di muara sungai dan bibir pantai tergenang. Tidak sedikit bangunan rumah hingga perahu nelayan yang dihantam banjir rob mengalami kerusakan sedang hingga parah. Masyarakat yang masih tinggal di pesisir diminta untuk tetap waspada.

Kabupaten Kapuas merupakan salah satu daerah yang dilanda banjir rob. Banyak desa/kelurahan yang berada di Kecamatan Selat, Dadahup, Kapuas Murung, Kapuas Hilir, Bataguh, dan Kapuas Kuala terdampak. Air menggenangi rumah warga, perkantoran, dan jalan di enam kecamatan tersebut.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kapuas Panahatan Sinaga membenarkan adanya banjir rob yang melanda beberapa wilayah di Kabupaten Kapuas. Untuk itu masyarakat diminta tetap waspada. “Cuaca yang memang kurang baik ditandai hujan disertai angin dan petir bisa menimbulkan air pasang,” ucap Panahatan Sinaga, Rabu (8/12).

Baca Juga :  Hamdhani Soroti Dana Bagi Hasil Perkebunan Sawit

Dikatakan Sinaga, pihaknya terus berkoordinasi dengan pihak desa/kelurahan serta kecamatan untuk proses pendataan serta langkah antisipasi. Juga berkoordinasi dengan BMKG terkait perkembangan cuaca.

“Ada peringatan dini terkait hujan petir disertai angin kencang yang menimbulkan air pasang/ banjir rob hingga tanggal 12 Desember 2021, jadi harus waspada,” tegasnya.

Terkait dampaknya, Sinaga menambahkan, pihaknya masih mengumpulkan data dan akan terus memberi sosialisasi dan imbauan kepada masyarakat, khususnya yang berada di bantaran sungai dan pesisir. “Tetap waspada dan hati-hati, khususnya terkait listrik dan hewan melata yang membahayakan,” tambahnya.

Panahatan Sinaga mengakui fenomena banjir rob terjadi hampir di seluruh wilayah pesisir. Termasuk di Kabupaten Kapuas, khususnya di wilayah pesisir laut serta pinggiran sungai. “Meskipun pasang, kondisi daerahnya masih dikategorikan aman,” ungkap Panahatan Sinaga, Rabu (8/12).

Baca Juga :  Peduli Korban Banjir, Gubernur Bantu Sembako hingga Uang Tunai

Sinaga menambahkan, wilayah yang terdampak banjir rob mencakup tujuh kecamatan. Meliputi Kecamatan Selat, Bataguh, Kapuas Hilir, Pulau Petak, Kapuas Murung, Dadahup, dan Kapuas Kuala. “Sementara ini kondisi tidak terlalu parah, hanya menggenangi jalan umum dan pemukiman, sampai dengan saat ini tidak ada bangunan yang rusak,” jelasnya.

Menurutnya, banjir rob yang terjadi kali ini di Kabupaten Kapuas cukup parah. Banjir serupa pernah terjadi 37 tahun lalu. “Sebelumnya sudah ada peringatan kepada masyarakat terkait cuaca buruk mulai tanggal 6-12 Desember 2021, salah satunya banjir rob ini,” bebernya.

BPBD Kabupaten Kapuas, lanjutnya, terus memberikan imbauan kepada masyarakat yang bersumber dari BMKG melalui media, menerjunkan tim untuk melakukan pengecekan kondisi di lapangan, serta memberikan imbauan langsung kepada masyarakat terdampak. “Terutama antisipasi banjir rob lagi, mematikan aliran listrik, serta antisipasi serangan hewan melata saat terjadi banjir,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/