Museum Balanga sebagai salah satu tempat yang banyak diminati pengunjung. Mulai dari pelajar, mahasiswa, wisatawan lokal hingga turis mancanegara. Pandemi Covid-19 membuat pihak pengelola sempat melakukan penutupan sementara. Kini, tempat yang menyimpan berbagai macam koleksi terkait budaya dan sejarah suku Dayak tersebut mulai dibuka.
ANISA B WAHDAH, Palangka Raya
PINTU pagar berwarna hitam itu sudah buka. Beberapa kendaraan parkir baik roda dua maupun roda empat. Beberapa orang terlihat sedang membersihkan taman. Aktivitas bangunan yang menyimpan berbagai macam peninggalan dan juga barang-barang bersejarah ini sudah kembali normal seperti semula.
Meski, ada hal baru yang saat ini sudah menjadi kebiasaan. Seseorang yang memasuki wilayah museum harus menggunakan masker. Mencuci tangan dan menjaga jarak. Penulis, mencoba datang dan disambut ramah. Tentu saja, tempat yang biasa menjadi kunjungan harus memberikan pelayanan yang maksimal.
Rabu (16/6) saat penulis datang ke museum, bertemu langsung dengan Ketua Unit Pelaksana Tugas (UPT) Musem Balanga Hasanudin yang beralamatkan di Jalan Tjilik Riwut Kilometer 2 Kota Palangka Raya. Pihaknya menyebut bahwa Museum Balanga tetap memberikan layanan kepada para pengunjung yang memiliki kepentingan di museum ini.
“Museum tetap buka dan memberikan pelayanan kepada masyarakat Kalteng, baik pelajar, mahasiswa maupun wisatawan hingga turis asing,” katanya.
Diungkapkannya, tentu dibukanya museum ini juga mengedepankan protokol kesehatan (prokes) yang ketat. Tidak dibuka dalam artian sebebas-bebasnya seperti saat sebelum pandemi.
“Pengunjung yang hadir tentu dibatasi, apabila datang rombongan maka akan dilakukan pergantian yang memasuki ruangan, selain itu juga cuci tangan, menggunakan masker dan pengecekan suhu tubuh,” ungkapnya.
Hasanudin menyebut, museum ini buka dari Hari Senin hingga Jumat. Untuk itu, pihaknya mempersilahkan kepada masyarakat yang berkeinginan datang ke museum. Terlebih kepada mahasiswa atau penelitian.
“Memang pengunjung yang cenderung tinggi di museum ini kalangan pelajar, mahasiswa dan juga penelitian,” katanya.
Kondisi pandemi sangat terasa penurunan pengunjung. Terlebih sekolah secara online. Untuk masyarakat dan wisatawan ada beberapa, namun tidak setinggi kunjungan dari para pelajar.
“Situasi pandemi ini sangat berpengaruh terhadap sekolah tatap muka, jadi kunjungan di sini juga berpengaruh,” tegasnya.
Saat ini pihaknya sudah mulai menyosialisasikan dan mengabarkan kepada masyarakat untuk bisa datang kembali ke museum, promosi dilakukan melalui media sosial dan melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kalteng.
“Selain itu beberapa waktu lalu kami sudah menggelar beberapa kegiatan sebagai tanda dimulai aktifnya Musem Balanga ini,” ujar dia.
Ditambahkannya, museum ini juga memiliki program yakni belajar bersama. Direncanakan akan mengundang pelajar secara terbatas untuk melakukan belajar bersama. Sebagai pembukaan bahwa ke depan kita sudah mulai menerima kunjungan belajar dari kalangan pelajar. “Tetapi sekali lagi kami sampaikan terbatas dan mematuhi prokes ketat,” pungkasnya. (*/ala)