Kamis, Mei 16, 2024
31.2 C
Palangkaraya

Cegah PMK Mewabah di Kotim, RPH Harus Diawasi

SAMPIT- Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Hj.Darmawati memberikan perhatian serius terkait wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak yang menjadi isu nasional hingga saat ini. Maka, untuk melakukan pencegahan mewabahnya virus tersebut pihak terkait harus benar-benar melakukan pengawasan secara maksimal terhadap hewan ternak terutama yang didatangkan dari luar daerah.

“Kabupaten Kotim ini rata-rata hewan ternaknya, seperti sapi, ayam, kambing dan lainnya di impor dari luar daerah, terutama sapi yang notabenenya didistribusikan dari luar daerah hingga pulau Jawa. Jadi harus diawasi secara maksimal agar wabah PMK itu tidak menularkan ke hewan ternak yang ada di daerah ini,” kata Darmawati, Kamis (26/5).

Baca Juga :  Salurkan Bantuan Banjir ke Katingan

Menurutnya untuk mengantisipasi hal tersebut, dirinya meminta agar dinas teknis sebagai kepanjangan tangan pemerintah daerah untuk melakukan pengecekan terhadap hewan ternak yang sudah siap potong di Rumah Potong Hewan (RPH) dan juga mengontrol ternak yang didatangkan dari luar daerah.

“Untuk pemotongan harus diawasi terutama harus di potong di RPH dan wajib sudah melalui pengecekan oleh ahlinya, jangan sampai daging sapi dan lainya terjual di pasaran dengan membawa virus PMK, dan  dinas teknis harus memantau langsung dilapangan,” ujar Darmawati.

Politisi Partai Golkar ini juga menambahkan, ketika daging yang dikeluarkan dari RPH nantinya sudah pasti dijamin aman, sehat, utuh dan halal (Asuh), maka hal tersebut sudah memastikan kesehatan konsumsi bagi konsumen atau masyarakat yang akan membeli daging yang dipasarkan.

Baca Juga :  Tak Ada Klaster Sekolah, Segera Evaluasi Hasil Simulasi PTM Terbatas

“Dengan dilakukan pengecekan terkait kesehatan hewan yang akan di potong, Konsumen tidak perlu khawatir lagi soal kualitas kesehatan daging. Dan para peternak atau pengepul sapi di Kabupaten Kotim untuk tidak ragu-ragu dan terjamin kualitas kesehatan sapinya sehingga tidak menimbulkan potensi negatif kepada masyarakat kita,” tutupnya.(bah/ko)

SAMPIT- Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Hj.Darmawati memberikan perhatian serius terkait wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak yang menjadi isu nasional hingga saat ini. Maka, untuk melakukan pencegahan mewabahnya virus tersebut pihak terkait harus benar-benar melakukan pengawasan secara maksimal terhadap hewan ternak terutama yang didatangkan dari luar daerah.

“Kabupaten Kotim ini rata-rata hewan ternaknya, seperti sapi, ayam, kambing dan lainnya di impor dari luar daerah, terutama sapi yang notabenenya didistribusikan dari luar daerah hingga pulau Jawa. Jadi harus diawasi secara maksimal agar wabah PMK itu tidak menularkan ke hewan ternak yang ada di daerah ini,” kata Darmawati, Kamis (26/5).

Baca Juga :  Salurkan Bantuan Banjir ke Katingan

Menurutnya untuk mengantisipasi hal tersebut, dirinya meminta agar dinas teknis sebagai kepanjangan tangan pemerintah daerah untuk melakukan pengecekan terhadap hewan ternak yang sudah siap potong di Rumah Potong Hewan (RPH) dan juga mengontrol ternak yang didatangkan dari luar daerah.

“Untuk pemotongan harus diawasi terutama harus di potong di RPH dan wajib sudah melalui pengecekan oleh ahlinya, jangan sampai daging sapi dan lainya terjual di pasaran dengan membawa virus PMK, dan  dinas teknis harus memantau langsung dilapangan,” ujar Darmawati.

Politisi Partai Golkar ini juga menambahkan, ketika daging yang dikeluarkan dari RPH nantinya sudah pasti dijamin aman, sehat, utuh dan halal (Asuh), maka hal tersebut sudah memastikan kesehatan konsumsi bagi konsumen atau masyarakat yang akan membeli daging yang dipasarkan.

Baca Juga :  Tak Ada Klaster Sekolah, Segera Evaluasi Hasil Simulasi PTM Terbatas

“Dengan dilakukan pengecekan terkait kesehatan hewan yang akan di potong, Konsumen tidak perlu khawatir lagi soal kualitas kesehatan daging. Dan para peternak atau pengepul sapi di Kabupaten Kotim untuk tidak ragu-ragu dan terjamin kualitas kesehatan sapinya sehingga tidak menimbulkan potensi negatif kepada masyarakat kita,” tutupnya.(bah/ko)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/