Jumat, November 22, 2024
25.1 C
Palangkaraya

Pendirian Lumbung Sosial Sudah Diajukan ke Pusat

PALANGKA RAYA-Belum lama ini Menteri Sosial (Mensos) RI Tri Rismaharini menginstruksikan kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalteng agar segera mendirikan lumbung sosial di beberapa wilayah yang rentan terjadi bencana banjir. Risma memberikan waktu maksimal tujuh hari kepada pemprov untuk menyampaikan data pengajuan pendirian lumbung sosial. Namun, belum sampai satu minggu, data itu sudah rampung disiapkan dan sudah diserahkan pemprov ke pusat.

“Usulan sudah disampaikan ke Kementerian Sosial, tinggal menunggu proses di sana (Kemensos),” kata Plt Kepala Dinas Sosial di Kalteng Farid Wajdi, saat dikonfirmasi Kalteng Pos melalui pesan WhatsApp, Minggu (28/11).

Diungkapkannya empat daerah yang diajukan untuk didirikan lumbung sosial sesuai instruksi Kemensos. Mencakup Kota Palangka Raya, Kabupaten Katingan, Kotawaringin Timur (Kotim) dan Pulang Pisau (Pulpis).

Baca Juga :  Ratusan Desa di Kalteng Terdampak Banjir, Warga Mulai Mengungsi

“Betul, ada empat kabupaten/kota yang akan didirikan lumbung sosial, terdiri dari 39 titik,” ucapnya.

Sementara itu, berkenan kondisi banjir yang terjadi di Kabupaten Barito Utara (Batara), Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Batara Rizali Hadi mengatakan, saat ini daerah-daerah sepanjang aliran Sungai Barito tidak ada yang tergenang banjir, khususnya di perumahan. Yang tergenang banjir justru wilayah di anak Sungai Barito, yakni Sungai Teweh di daerah Kecamatan Teweh Baru.

“Jadi air dari Gunung Purei yang merupakan wilayah paling hulu itu turun ke wilayah Kecamatan Teweh Baru dan saat ini desa-desa di wilayah Kecamatan Teweh Baru tergenang banjir,” bebernya.

Baca Juga :  Perpusnas RI Apresiasi Keberhasilan Bupati Perdie

Meski demikian, belum ada laporan masuk soal masyarakat yang mengungsi. Rata-rata warga bertahan di rumah masing-masing.

“Biasanya banjir hanya menggenangi rumah warga beberapa hari saja, biasanya hanya dua hari kemudian surut,” tuturnya.

Saat ini daerah hulu sudah kering. Namun tidak dengan daerah hilir. Di DAS Barito, debit air saat ini mengalami kenaikan 10 sentimeter dibanding hari sebelumnya. Ada dua titik jalan yang tergenang, tapi bukan perumahan.

PALANGKA RAYA-Belum lama ini Menteri Sosial (Mensos) RI Tri Rismaharini menginstruksikan kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalteng agar segera mendirikan lumbung sosial di beberapa wilayah yang rentan terjadi bencana banjir. Risma memberikan waktu maksimal tujuh hari kepada pemprov untuk menyampaikan data pengajuan pendirian lumbung sosial. Namun, belum sampai satu minggu, data itu sudah rampung disiapkan dan sudah diserahkan pemprov ke pusat.

“Usulan sudah disampaikan ke Kementerian Sosial, tinggal menunggu proses di sana (Kemensos),” kata Plt Kepala Dinas Sosial di Kalteng Farid Wajdi, saat dikonfirmasi Kalteng Pos melalui pesan WhatsApp, Minggu (28/11).

Diungkapkannya empat daerah yang diajukan untuk didirikan lumbung sosial sesuai instruksi Kemensos. Mencakup Kota Palangka Raya, Kabupaten Katingan, Kotawaringin Timur (Kotim) dan Pulang Pisau (Pulpis).

Baca Juga :  Ratusan Desa di Kalteng Terdampak Banjir, Warga Mulai Mengungsi

“Betul, ada empat kabupaten/kota yang akan didirikan lumbung sosial, terdiri dari 39 titik,” ucapnya.

Sementara itu, berkenan kondisi banjir yang terjadi di Kabupaten Barito Utara (Batara), Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Batara Rizali Hadi mengatakan, saat ini daerah-daerah sepanjang aliran Sungai Barito tidak ada yang tergenang banjir, khususnya di perumahan. Yang tergenang banjir justru wilayah di anak Sungai Barito, yakni Sungai Teweh di daerah Kecamatan Teweh Baru.

“Jadi air dari Gunung Purei yang merupakan wilayah paling hulu itu turun ke wilayah Kecamatan Teweh Baru dan saat ini desa-desa di wilayah Kecamatan Teweh Baru tergenang banjir,” bebernya.

Baca Juga :  Perpusnas RI Apresiasi Keberhasilan Bupati Perdie

Meski demikian, belum ada laporan masuk soal masyarakat yang mengungsi. Rata-rata warga bertahan di rumah masing-masing.

“Biasanya banjir hanya menggenangi rumah warga beberapa hari saja, biasanya hanya dua hari kemudian surut,” tuturnya.

Saat ini daerah hulu sudah kering. Namun tidak dengan daerah hilir. Di DAS Barito, debit air saat ini mengalami kenaikan 10 sentimeter dibanding hari sebelumnya. Ada dua titik jalan yang tergenang, tapi bukan perumahan.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/