Jumat, September 20, 2024
22.4 C
Palangkaraya

INDONESIA VS THAILAND, Mental Menentukan

TIMNAS Indonesia akan menghadapi Thailand pada final Piala AFF 2020 yang berlangsung dalam dua leg. Semuanya digelar di National Stadium, Kallang, Singapura. Leg pertama tersaji hari ini, (29/12) pukul 19.30 WIB.

Pertemuan Indonesia dengan Thailand di final Piala AFF 2020 merupakan ulangan final 2000, 2002, dan 2016. Dalam tiga edisi sebelumnya, Thailand menyapu bersih semuanya dengan kemenangan.

Bagi skuad Garuda, itu menjadi final keenam sepanjang keikutsertaan di Piala AFF. Sebelumnya, Indonesia mencapai final pada 2000, 2002, 2004, 2010, dan 2016. Semuanya berakhir dengan runner-up. Pelatih tim nasional Indonesia Shin Tae-yong menekankan pentingnya kekuatan mental saat melawan Thailand.

“Kami harus masuk ke lapangan dengan mental yang kuat. Saya selalu menekankan ini ke pemain bahkan sejak awal turnamen,” kata Shin dalam konferensi pers virtual dikutip dari Antara.

Menurut pelatih asal Korea Selatan itu, memiliki benteng yang kokoh secara psikologis bisa melindungi pemain dari tekanan. Indonesia, yang belum pernah juara Piala AFF meski lima kali menembus final, diharapkan dapat memberikan gelar perdana sepanjang sejarah pada final edisi tahun ini.

Shin sadar, harapan rakyat Indonesia yang sangat besar, dapat mempengaruhi performa Asnawi Mangkualam dkk. Sebagai pelatih berpengalaman, Shin Tae-yong paham betul hal ini. Pelatih timnas Korea Selatan di Piala Dunia 2018 itu pun mencoba memberikan ketenangan dengan jam terbang yang dia punya.

Baca Juga :  Dewan Kota Terima Kujunga Dua DPRD

“Sebagai pemain dan pelatih, saya sudah meraih lebih dari 20 gelar juara. Jadi saya mempunyai pengalaman untuk pertandingan seperti ini. Saya mau juara, tetapi gelar juara tidak bisa dicapai hanya karena ingin. Harus ada kerja keras. Kami akan menyusun strategi dan mencoba untuk menjadi yang terbaik di turnamen,” kata Shin.

Shin mengkhawatirkan kondisi fisik para pemainnya. “Soal pemulihan fisik pemain ini memang sulit bagi saya,” ujar Shin.

Sebelumnya, timnas Indonesia menjalani dua leg pertandingan semifinal Piala AFF 2020, yang hanya berjarak tiga hari, melawan tuan rumah turnamen, Singapura.

Bahkan, pada leg kedua, Sabtu (25/12), skuad “Garuda” harus melalui babak tambahan waktu 2×15 menit sebelum memastikan diri melaju ke babak puncak.

Shin dan staf pelatih kini melakukan yang terbaik untuk memulihkan fisik para pemainnya. Namun, ternyata, mereka menghadapi satu tantangan eksternal yaitu makanan.

Di Singapura, menurut Shin, pemain sukar mendapatkan makanan dengan porsi nutrisi yang sesuai selama Piala AFF 2020 karena penerapan sistem gelembung demi meniadakan kasus Covid-19.

Efeknya, makanan disajikan dalam wadah-wadah terpisah. Nutrisi di dalam makanan dengan pembatasan seperti itu dianggap Shin kurang mencukupi untuk mendukung program pemulihan fisik.

“Seharusnya pemain mengonsumsi makanan yang bergizi agar pulih lebih cepat,” tutur Shin.

Bintang Indonesia Egy Maulana Vikri kemungkinan akan diturunkan sejak menit awal. Hal itu ditandai saat Egy dibawa dalam jumpa pers oleh Shin. Egy sepakat dengan pelatihnya. Yakni, mental bisa menentukan hasil final. Egy pun meyakinkan kepada masyarakat Indonesia bahwa dia dan rekan-rekannya siap untuk bertempur sampai titik darah penghabisan.

Baca Juga :  Peningkatan SDM RS Pratama Parenggean Jadi Perhatian

 “Semua pemain memiliki mental yang kuat dan termotivasi. Kami tak merasa tertekan. Kami siap dan sangat berharap menjadi juara kali ini,” kata pemain yang bermain di klub Liga Slovakia, FK Senica itu.

Pelatih timnas Thailand, Alexandre Polking, mewaspadai ancaman yang bakal dihadirkan Indonesia. Menurutnya, Indonesia merupakan tim muda yang berbahaya.

Memang, secara materi tim, timnas Indonesia jauh lebih muda ketimbang Thailand. Skuat yang dibawa oleh pelatih Shin ke Singapura rata-rata usianya 24,3 tahun. Sementara, Thailand memiliki rerata usia skuat 27,9 tahun. “Mereka (Indonesia) tim yang muda, pekerja keras, dan berbahaya,” sebut Polking.

Pelatih yang akrab disapa Mano itu ditanya soal komentar Shin di media Korea Selatan yang mengatakan penguasaan bola Gajah Perang yang kurang bagus. Mengetahui hal tersebut, Polking yang kelahiran Brasil itu mengatakan kaget dengan komentar miring Shin.

“Ini mengejutkan. Saya rasa tidak ada masalah dengan penguasaan bola, kami memiliki banyak pemain tengah yang bagus,” ujar Polking.

“Tapi saya paham waktu lawan Vietnam memang beda, ada pendekatan yang berbeda,” ucap Polking menambahkan.

TIMNAS Indonesia akan menghadapi Thailand pada final Piala AFF 2020 yang berlangsung dalam dua leg. Semuanya digelar di National Stadium, Kallang, Singapura. Leg pertama tersaji hari ini, (29/12) pukul 19.30 WIB.

Pertemuan Indonesia dengan Thailand di final Piala AFF 2020 merupakan ulangan final 2000, 2002, dan 2016. Dalam tiga edisi sebelumnya, Thailand menyapu bersih semuanya dengan kemenangan.

Bagi skuad Garuda, itu menjadi final keenam sepanjang keikutsertaan di Piala AFF. Sebelumnya, Indonesia mencapai final pada 2000, 2002, 2004, 2010, dan 2016. Semuanya berakhir dengan runner-up. Pelatih tim nasional Indonesia Shin Tae-yong menekankan pentingnya kekuatan mental saat melawan Thailand.

“Kami harus masuk ke lapangan dengan mental yang kuat. Saya selalu menekankan ini ke pemain bahkan sejak awal turnamen,” kata Shin dalam konferensi pers virtual dikutip dari Antara.

Menurut pelatih asal Korea Selatan itu, memiliki benteng yang kokoh secara psikologis bisa melindungi pemain dari tekanan. Indonesia, yang belum pernah juara Piala AFF meski lima kali menembus final, diharapkan dapat memberikan gelar perdana sepanjang sejarah pada final edisi tahun ini.

Shin sadar, harapan rakyat Indonesia yang sangat besar, dapat mempengaruhi performa Asnawi Mangkualam dkk. Sebagai pelatih berpengalaman, Shin Tae-yong paham betul hal ini. Pelatih timnas Korea Selatan di Piala Dunia 2018 itu pun mencoba memberikan ketenangan dengan jam terbang yang dia punya.

Baca Juga :  Dewan Kota Terima Kujunga Dua DPRD

“Sebagai pemain dan pelatih, saya sudah meraih lebih dari 20 gelar juara. Jadi saya mempunyai pengalaman untuk pertandingan seperti ini. Saya mau juara, tetapi gelar juara tidak bisa dicapai hanya karena ingin. Harus ada kerja keras. Kami akan menyusun strategi dan mencoba untuk menjadi yang terbaik di turnamen,” kata Shin.

Shin mengkhawatirkan kondisi fisik para pemainnya. “Soal pemulihan fisik pemain ini memang sulit bagi saya,” ujar Shin.

Sebelumnya, timnas Indonesia menjalani dua leg pertandingan semifinal Piala AFF 2020, yang hanya berjarak tiga hari, melawan tuan rumah turnamen, Singapura.

Bahkan, pada leg kedua, Sabtu (25/12), skuad “Garuda” harus melalui babak tambahan waktu 2×15 menit sebelum memastikan diri melaju ke babak puncak.

Shin dan staf pelatih kini melakukan yang terbaik untuk memulihkan fisik para pemainnya. Namun, ternyata, mereka menghadapi satu tantangan eksternal yaitu makanan.

Di Singapura, menurut Shin, pemain sukar mendapatkan makanan dengan porsi nutrisi yang sesuai selama Piala AFF 2020 karena penerapan sistem gelembung demi meniadakan kasus Covid-19.

Efeknya, makanan disajikan dalam wadah-wadah terpisah. Nutrisi di dalam makanan dengan pembatasan seperti itu dianggap Shin kurang mencukupi untuk mendukung program pemulihan fisik.

“Seharusnya pemain mengonsumsi makanan yang bergizi agar pulih lebih cepat,” tutur Shin.

Bintang Indonesia Egy Maulana Vikri kemungkinan akan diturunkan sejak menit awal. Hal itu ditandai saat Egy dibawa dalam jumpa pers oleh Shin. Egy sepakat dengan pelatihnya. Yakni, mental bisa menentukan hasil final. Egy pun meyakinkan kepada masyarakat Indonesia bahwa dia dan rekan-rekannya siap untuk bertempur sampai titik darah penghabisan.

Baca Juga :  Peningkatan SDM RS Pratama Parenggean Jadi Perhatian

 “Semua pemain memiliki mental yang kuat dan termotivasi. Kami tak merasa tertekan. Kami siap dan sangat berharap menjadi juara kali ini,” kata pemain yang bermain di klub Liga Slovakia, FK Senica itu.

Pelatih timnas Thailand, Alexandre Polking, mewaspadai ancaman yang bakal dihadirkan Indonesia. Menurutnya, Indonesia merupakan tim muda yang berbahaya.

Memang, secara materi tim, timnas Indonesia jauh lebih muda ketimbang Thailand. Skuat yang dibawa oleh pelatih Shin ke Singapura rata-rata usianya 24,3 tahun. Sementara, Thailand memiliki rerata usia skuat 27,9 tahun. “Mereka (Indonesia) tim yang muda, pekerja keras, dan berbahaya,” sebut Polking.

Pelatih yang akrab disapa Mano itu ditanya soal komentar Shin di media Korea Selatan yang mengatakan penguasaan bola Gajah Perang yang kurang bagus. Mengetahui hal tersebut, Polking yang kelahiran Brasil itu mengatakan kaget dengan komentar miring Shin.

“Ini mengejutkan. Saya rasa tidak ada masalah dengan penguasaan bola, kami memiliki banyak pemain tengah yang bagus,” ujar Polking.

“Tapi saya paham waktu lawan Vietnam memang beda, ada pendekatan yang berbeda,” ucap Polking menambahkan.

Artikel Terkait

Serap Aspirasi, PT BGA Gelar Forsimas

Pilkada Kapuas Diikuti Lima Paslon

MAKAN BERGIZI GRATIS

Terpopuler

Artikel Terbaru

/