Selasa, April 29, 2025
24.2 C
Palangkaraya

Bupati Kotim Ajak Percepat PSR untuk Tingkatkan Produktivitas Sawit

SAMPIT – Kebutuhan minyak nabati dunia yang terus meningkat menjadi tantangan sekaligus peluang besar bagi Indonesia, terutama dalam menjaga dan meningkatkan produktivitas kelapa sawit nasional. Hal ini disampaikan Bupati Kotawaringin Timur (Kotim), Halikinnor saat membuka acara Teknis Kelapa Sawit dan Field Trip (TKS) 2025 di Sampit, Senin (28/4/2025).

Dalam sambutannya, Halikinnor menekankan pentingnya upaya intensifikasi dibandingkan ekspansi lahan dalam menghadapi peningkatan konsumsi domestik, khususnya dengan adanya program B40.

“Apalagi dengan program B40 yang meningkatkan konsumsi domestik, kebutuhan minyak sawit di dalam negeri terus bertambah. Di tengah stagnasi produktivitas dan berbagai tantangan teknis, ekspansi lahan bukan lagi pilihan. Kita harus fokus pada intensifikasi melalui upaya yang berkelanjutan dan ramah lingkungan,” ujarnya.

Baca Juga :  Berhadiah 25 Juta, Piala Kemerdekaan Jaring Atlet Sepak Bola Kotim

Salah satu langkah yang didorong pemerintah adalah melalui program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang mendapatkan dukungan pendanaan dari BPDPKS. Namun, Halikinnor mengakui bahwa realisasi program ini masih terkendala, terutama soal legalitas lahan. “Percepatan PSR harus didorong melalui sinergi semua pihak,” tegasnya.

Selain PSR, Bupati juga menyoroti pentingnya mengatasi tantangan teknis di lapangan, seperti penurunan kinerja serangga penyerbuk Elaeidobius kamerunicus, serangan Ganoderma, hama, dan penyakit tanaman. Menurutnya, penggunaan benih legal unggul menjadi kunci untuk mencapai produktivitas optimal.

Halikinnor memberikan apresiasi tinggi kepada Media Perkebunan atas inisiatif menyelenggarakan kegiatan TKS 2025, yang diisi dengan pelatihan teknis, field trip, dan pameran benih serta pupuk.

Baca Juga :  Kotim Dapat Penghargaan dari Menteri Keuangan

“Melalui acara ini, kita bertujuan untuk memperkuat pemahaman teknis bagi seluruh pemangku kepentingan, mempercepat pelaksanaan program PSR, menyebarluaskan pengetahuan tentang pengelolaan Ganoderma dan OPT, serta memperkenalkan praktik terbaik dalam penggunaan pupuk dan benih sawit bermutu,” katanya. (mif/ans)

SAMPIT – Kebutuhan minyak nabati dunia yang terus meningkat menjadi tantangan sekaligus peluang besar bagi Indonesia, terutama dalam menjaga dan meningkatkan produktivitas kelapa sawit nasional. Hal ini disampaikan Bupati Kotawaringin Timur (Kotim), Halikinnor saat membuka acara Teknis Kelapa Sawit dan Field Trip (TKS) 2025 di Sampit, Senin (28/4/2025).

Dalam sambutannya, Halikinnor menekankan pentingnya upaya intensifikasi dibandingkan ekspansi lahan dalam menghadapi peningkatan konsumsi domestik, khususnya dengan adanya program B40.

“Apalagi dengan program B40 yang meningkatkan konsumsi domestik, kebutuhan minyak sawit di dalam negeri terus bertambah. Di tengah stagnasi produktivitas dan berbagai tantangan teknis, ekspansi lahan bukan lagi pilihan. Kita harus fokus pada intensifikasi melalui upaya yang berkelanjutan dan ramah lingkungan,” ujarnya.

Baca Juga :  Berhadiah 25 Juta, Piala Kemerdekaan Jaring Atlet Sepak Bola Kotim

Salah satu langkah yang didorong pemerintah adalah melalui program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang mendapatkan dukungan pendanaan dari BPDPKS. Namun, Halikinnor mengakui bahwa realisasi program ini masih terkendala, terutama soal legalitas lahan. “Percepatan PSR harus didorong melalui sinergi semua pihak,” tegasnya.

Selain PSR, Bupati juga menyoroti pentingnya mengatasi tantangan teknis di lapangan, seperti penurunan kinerja serangga penyerbuk Elaeidobius kamerunicus, serangan Ganoderma, hama, dan penyakit tanaman. Menurutnya, penggunaan benih legal unggul menjadi kunci untuk mencapai produktivitas optimal.

Halikinnor memberikan apresiasi tinggi kepada Media Perkebunan atas inisiatif menyelenggarakan kegiatan TKS 2025, yang diisi dengan pelatihan teknis, field trip, dan pameran benih serta pupuk.

Baca Juga :  Kotim Dapat Penghargaan dari Menteri Keuangan

“Melalui acara ini, kita bertujuan untuk memperkuat pemahaman teknis bagi seluruh pemangku kepentingan, mempercepat pelaksanaan program PSR, menyebarluaskan pengetahuan tentang pengelolaan Ganoderma dan OPT, serta memperkenalkan praktik terbaik dalam penggunaan pupuk dan benih sawit bermutu,” katanya. (mif/ans)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/