Jumat, November 22, 2024
31.2 C
Palangkaraya

Waspadai Hoaks soal Vaksin Covid-19

PALANGKA RAYA-Perkembangan teknologi yang semakin pesat, tentu akan memberikan berbagai dampak pada informasi di masyarakat, baik yang positif maupun negatif. Saat ini, informasi yang dikhawatirkan menjadi hoaks yakni terkait vaksin Covid-19.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik (Diskominfosantik) Provinsi Kalimantan Tengah Agus Siswadi pada acara dialog pagi yang ditayangkan di TVRI Kalteng dengan tema waspada hoaks pada Jumat (4/6) lalu menyampaikan, untuk Kalteng saat ini informasi hoaks yang kerap beredar dan belum diyakini kebenarannya yakni informasi tentang vaksin dan Covid-19.

Agus mengimbau kepada seluruh masyarakat Kalteng agar menghindari informasi yang belum jelas tersebut. “Jangan  mudah percaya dengan foto atau video yang beredar. Hati-hati membagikan informasi atau berita yang dibaca dan hati-hati dengan judul provokatif dan baca keseluruhan isi informasi atau berita,” ungkapnya.

Baca Juga :  Sinergisitas Harus Ditingkatkan Lagi

Untuk itu, masyarakat perlu memahami informasi yang diterima agar dapat dilakukan penyaringan terlebih dahulu terhadap informasi apapun, termasuk vaksin sebelum menyampaikannya secara luas. Biasa disebut saring sebelum sharing. Memang, salah satu dampak negatif dari pesatnya teknologi terhadap informasi yakni timbulnya berita bohong atau sering disebut hoaks.

“Salah satu dampak negatif yang cukup meresahkan dari perkembangan teknologi yakni munculnya informasi palsu atau lebih popular dikenal dengan istilah hoaks,” katanya saat dialog yang dipandu oleh pembawa acara TVRI Kalteng Neni Maria.

Diungkapkannya, berdasarkan regulasi, memang Kominfo yang mengeluarkan data hoaks setiap hari. Pasalnya, data-data hoaks tersebut didapatkan dari daerah-daerah yang kemudian diteruskan ke Kominfo pusat dan itu yang keluar setiap hari dan dipublish. “Hoaks bisa menjadi pemicu munculnya keributan, keresahan, perselisihan bahkan ujaran kebencian,” tegasnya.

Baca Juga :  Sharing Informasi Terkait Tata Ruang

Dijelaskannya, hoaks selama ini terkemas sangat cantik dan menarik. Artinya sesuatu yang palsu, tetapi dijual menjadi kebenaran sehingga dianggap benar. Hoaks dan kebenaran sangat beda tipis, semakin hebatnya teknologi, seakan-akan semua itu benar.

“Masyarakat pun lebih cenderung membagikan ketimbang mencari kebenaran informasi itu,” pungkasnya. (abw/ens)

PALANGKA RAYA-Perkembangan teknologi yang semakin pesat, tentu akan memberikan berbagai dampak pada informasi di masyarakat, baik yang positif maupun negatif. Saat ini, informasi yang dikhawatirkan menjadi hoaks yakni terkait vaksin Covid-19.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik (Diskominfosantik) Provinsi Kalimantan Tengah Agus Siswadi pada acara dialog pagi yang ditayangkan di TVRI Kalteng dengan tema waspada hoaks pada Jumat (4/6) lalu menyampaikan, untuk Kalteng saat ini informasi hoaks yang kerap beredar dan belum diyakini kebenarannya yakni informasi tentang vaksin dan Covid-19.

Agus mengimbau kepada seluruh masyarakat Kalteng agar menghindari informasi yang belum jelas tersebut. “Jangan  mudah percaya dengan foto atau video yang beredar. Hati-hati membagikan informasi atau berita yang dibaca dan hati-hati dengan judul provokatif dan baca keseluruhan isi informasi atau berita,” ungkapnya.

Baca Juga :  Sinergisitas Harus Ditingkatkan Lagi

Untuk itu, masyarakat perlu memahami informasi yang diterima agar dapat dilakukan penyaringan terlebih dahulu terhadap informasi apapun, termasuk vaksin sebelum menyampaikannya secara luas. Biasa disebut saring sebelum sharing. Memang, salah satu dampak negatif dari pesatnya teknologi terhadap informasi yakni timbulnya berita bohong atau sering disebut hoaks.

“Salah satu dampak negatif yang cukup meresahkan dari perkembangan teknologi yakni munculnya informasi palsu atau lebih popular dikenal dengan istilah hoaks,” katanya saat dialog yang dipandu oleh pembawa acara TVRI Kalteng Neni Maria.

Diungkapkannya, berdasarkan regulasi, memang Kominfo yang mengeluarkan data hoaks setiap hari. Pasalnya, data-data hoaks tersebut didapatkan dari daerah-daerah yang kemudian diteruskan ke Kominfo pusat dan itu yang keluar setiap hari dan dipublish. “Hoaks bisa menjadi pemicu munculnya keributan, keresahan, perselisihan bahkan ujaran kebencian,” tegasnya.

Baca Juga :  Sharing Informasi Terkait Tata Ruang

Dijelaskannya, hoaks selama ini terkemas sangat cantik dan menarik. Artinya sesuatu yang palsu, tetapi dijual menjadi kebenaran sehingga dianggap benar. Hoaks dan kebenaran sangat beda tipis, semakin hebatnya teknologi, seakan-akan semua itu benar.

“Masyarakat pun lebih cenderung membagikan ketimbang mencari kebenaran informasi itu,” pungkasnya. (abw/ens)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/