Jumat, September 20, 2024
38.1 C
Palangkaraya

Tarif Transportasi Naik, Harga Pangan Rentan Melonjak

PALANGKA RAYA-Sejumlah komoditas barang berpotensi mengalami kenaikan harga jual. Prediksi ini seiring meningkatnya permintaan masyarakat terhadap beberapa komoditas yang biasanya banyak diincar konsumen sebelum dan saat lebaran tiba. Begitu pun dengan tarif transportasi udara yang juga mengalami kenaikan.

Statistisi Ahli Madya Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng Akhmad Tantowi mengatakan, berdasarkan pengamatan pihaknya, salah satu yang hampir pasti mengalami kenaikan jelang Idulfitri adalah tarif transportasi, baik transportasi laut, darat, maupun udara. Tarif angkutan akan naik seiring dengan tingginya arus mudik. Ada kecenderungan akhir-akhir ini, harga tiket angkutan udara mulai menunjukkan kenaikan.

“Yang saat ini sudah kelihatan adalah tarif angkutan udara ya, tanggal 19-20 nanti menjadi puncaknya, makanya perlahan harga tiket mulai merangkak naik,” beber Tantowi kepada Kalteng Pos, Senin (10/4).

Meski tarif angkutan laut dan darat juga berpotensi mengalami kenaikan, menurut Tantowi, tarif angkutan udaralah yang paling berpotensi mengalami kenaikan, mengingat permintaan cukup tinggi karena efisiensi mobilitas angkutan udara melebihi angkutan laut dan darat.

“Kalau angkutan laut, mungkin kenaikannya tidak terasa, karena pengguna bisa memakai berhari-hari, kalau angkutan darat juga masih terbatas dalam provinsi, sehingga kenaikan tidak terlalu signifikan, tapi kalau angkutan udara paling berpotensi naik, mengingat permintaannya akan sangat tinggi,” jelasnya.

Selain tarif transportasi, harga jual beberapa bahan pangan juga rentan mengalami kenaikan menjelang lebaran. Tantowi menyebut, komoditas yang rentan mengalami kenaikan harga jual adalah daging ayam ras, daging sapi, beras, telur ayam ras, bawang merah, dan bawang putih.

Baca Juga :  Polresta Tegaskan Dukung Pemberantasan TPPO

“Daging sapi dan daging ayam rentan mengalami kenaikan harga, karena biasanya dibeli masyarakat untuk menu hidangan berat saat perayaan Idulfitri, begitu juga dengan beras karena banyak dibeli masyarakat untuk menunaikan zakat fitrah, termasuk juga telur ayam ras dan bawang putih,” beber Tantowi.

Dikatakannya, tiap tahun harga jual komoditas-komoditas tersebut selalu mengalami kenaikan. “Pola kenaikan yang terjadi mendekati lebaran cenderung berulang, berkisar pada komoditas-komoditas tersebut,” tandasnya.

Terkait upaya pencegahan kenaikan yang tinggi pada tarif transportasi, khususnya transportasi udara, sebelumnya Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kalteng Yulindra Dedy mengatakan bahwa terkait pengaturan tiket transportasi udara, kewenangannya berada di pemerintah pusat, bukan pemerintah daerah.

“Daerah sifatnya given, kenaikan biasanya dikarenan harga avtur yang naik dan keterbatasan armada yang dimiliki maskapai,” beber Yulindra, belum lama ini.

Meski demikian, Yulindra menyebut pihaknya bersama Angkasa Pura II (pengelola Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya) dan Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Kemenhub RI akan tetap melakukan pemantauan agar kenaikan tarif tidak begitu signifikan.

“Kami harus memastikan agar kebijakan-kebijakan dalam ranah tugas kami harus tetap bisa dijalankan,” ujarnya.

Baca Juga :  Desa di Kotim Terpilih Menjadi Desa Percontohan Anti Korupsi

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kalteng Riza Rahmadi mengatakan, berdasarkan monitor pihaknya usai rapat evaluasi pengendalian inflasi daerah bersama Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) RI, Kalteng tidak termasuk daerah yang disorot terkait kondisi ketersediaan komoditas pangan.

“Kalteng tidak termasuk daerah yang disorot, baik itu harga tertinggi, terendah, maupun yang langka, jadi sejauh ini stok kita aman-aman saja,” kata Riza kepada wartawan usai rapat evaluasi pengendalian inflasi daerah bersama Kemendagri secara virtual di Kantor Gubernur Kalteng, Senin (10/4).

Riza mengatakan, salah satu komoditas seperti yang mengalami surplus stok adalah minyak goreng. Stok tersebut diprediksi bisa mencukupi kebutuhan masyarakat Kalteng hingga 12 minggu ke depan. “Begitu juga dengan kebutuhan pokok lain, saya kira untuk saat ini stok kita masih terbilang aman,” tuturnya.

Meski demikian, lanjut Riza, pihaknya akan tetap berupaya mengendalikan stabilitas harga kebutuhan pokok di pasaran, dengan terus menggencarkan operasi pasar pada beberapa titik lokasi di Kalteng.

“Seperti yang disarankan oleh Kemendagri, salah satu yang harus kami laksanakan adalah operasi pasar berupa pasar murah, bersama dengan dinas perdagangan dan perindustrian kami akan melaksanakan pasar murah tiap hari di beberapa titik lokasi,” tandasnya. (dan/ce/ala)

PALANGKA RAYA-Sejumlah komoditas barang berpotensi mengalami kenaikan harga jual. Prediksi ini seiring meningkatnya permintaan masyarakat terhadap beberapa komoditas yang biasanya banyak diincar konsumen sebelum dan saat lebaran tiba. Begitu pun dengan tarif transportasi udara yang juga mengalami kenaikan.

Statistisi Ahli Madya Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng Akhmad Tantowi mengatakan, berdasarkan pengamatan pihaknya, salah satu yang hampir pasti mengalami kenaikan jelang Idulfitri adalah tarif transportasi, baik transportasi laut, darat, maupun udara. Tarif angkutan akan naik seiring dengan tingginya arus mudik. Ada kecenderungan akhir-akhir ini, harga tiket angkutan udara mulai menunjukkan kenaikan.

“Yang saat ini sudah kelihatan adalah tarif angkutan udara ya, tanggal 19-20 nanti menjadi puncaknya, makanya perlahan harga tiket mulai merangkak naik,” beber Tantowi kepada Kalteng Pos, Senin (10/4).

Meski tarif angkutan laut dan darat juga berpotensi mengalami kenaikan, menurut Tantowi, tarif angkutan udaralah yang paling berpotensi mengalami kenaikan, mengingat permintaan cukup tinggi karena efisiensi mobilitas angkutan udara melebihi angkutan laut dan darat.

“Kalau angkutan laut, mungkin kenaikannya tidak terasa, karena pengguna bisa memakai berhari-hari, kalau angkutan darat juga masih terbatas dalam provinsi, sehingga kenaikan tidak terlalu signifikan, tapi kalau angkutan udara paling berpotensi naik, mengingat permintaannya akan sangat tinggi,” jelasnya.

Selain tarif transportasi, harga jual beberapa bahan pangan juga rentan mengalami kenaikan menjelang lebaran. Tantowi menyebut, komoditas yang rentan mengalami kenaikan harga jual adalah daging ayam ras, daging sapi, beras, telur ayam ras, bawang merah, dan bawang putih.

Baca Juga :  Polresta Tegaskan Dukung Pemberantasan TPPO

“Daging sapi dan daging ayam rentan mengalami kenaikan harga, karena biasanya dibeli masyarakat untuk menu hidangan berat saat perayaan Idulfitri, begitu juga dengan beras karena banyak dibeli masyarakat untuk menunaikan zakat fitrah, termasuk juga telur ayam ras dan bawang putih,” beber Tantowi.

Dikatakannya, tiap tahun harga jual komoditas-komoditas tersebut selalu mengalami kenaikan. “Pola kenaikan yang terjadi mendekati lebaran cenderung berulang, berkisar pada komoditas-komoditas tersebut,” tandasnya.

Terkait upaya pencegahan kenaikan yang tinggi pada tarif transportasi, khususnya transportasi udara, sebelumnya Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kalteng Yulindra Dedy mengatakan bahwa terkait pengaturan tiket transportasi udara, kewenangannya berada di pemerintah pusat, bukan pemerintah daerah.

“Daerah sifatnya given, kenaikan biasanya dikarenan harga avtur yang naik dan keterbatasan armada yang dimiliki maskapai,” beber Yulindra, belum lama ini.

Meski demikian, Yulindra menyebut pihaknya bersama Angkasa Pura II (pengelola Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya) dan Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Kemenhub RI akan tetap melakukan pemantauan agar kenaikan tarif tidak begitu signifikan.

“Kami harus memastikan agar kebijakan-kebijakan dalam ranah tugas kami harus tetap bisa dijalankan,” ujarnya.

Baca Juga :  Desa di Kotim Terpilih Menjadi Desa Percontohan Anti Korupsi

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kalteng Riza Rahmadi mengatakan, berdasarkan monitor pihaknya usai rapat evaluasi pengendalian inflasi daerah bersama Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) RI, Kalteng tidak termasuk daerah yang disorot terkait kondisi ketersediaan komoditas pangan.

“Kalteng tidak termasuk daerah yang disorot, baik itu harga tertinggi, terendah, maupun yang langka, jadi sejauh ini stok kita aman-aman saja,” kata Riza kepada wartawan usai rapat evaluasi pengendalian inflasi daerah bersama Kemendagri secara virtual di Kantor Gubernur Kalteng, Senin (10/4).

Riza mengatakan, salah satu komoditas seperti yang mengalami surplus stok adalah minyak goreng. Stok tersebut diprediksi bisa mencukupi kebutuhan masyarakat Kalteng hingga 12 minggu ke depan. “Begitu juga dengan kebutuhan pokok lain, saya kira untuk saat ini stok kita masih terbilang aman,” tuturnya.

Meski demikian, lanjut Riza, pihaknya akan tetap berupaya mengendalikan stabilitas harga kebutuhan pokok di pasaran, dengan terus menggencarkan operasi pasar pada beberapa titik lokasi di Kalteng.

“Seperti yang disarankan oleh Kemendagri, salah satu yang harus kami laksanakan adalah operasi pasar berupa pasar murah, bersama dengan dinas perdagangan dan perindustrian kami akan melaksanakan pasar murah tiap hari di beberapa titik lokasi,” tandasnya. (dan/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/