JAKARTA – Industri pengolahan nonmigas mencatatkan pertum-buhan sebesar 5,47 persen atau lebih tinggi dibanding pertumbu-han ekonomi nasional yang men-capai 5,01 persen pada triwulan I-2022. Kinerja sektor manufaktur pun naik signifikan dibanding periode yang sama tahun lalu yang terkontraksi 0,71 persen.
“Di tengah situasi ekonomi dan politik global yang sedang men-galami gejolak dan penuh keti-dakpastian, juga adanya dampak pandemi Covid-19, kinerja sektor industri manufaktur Indonesia mampu tumbuh gemilang,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumi-wang Kartasasmita, Selasa (10/5).
Adapun subsektor yang men jadi penopang kinerja pertumbuhan industri pengolahan nonmigas selama triwulan I-2022, diantara-nya adalah industri alat angku-tan yang tumbuh sebesar 14,20 persen, diikuti industri tekstil dan pakaian jadi 12,45 persen, serta industri mesin dan perlengkapan 9,92 persen.
Menperin pun memberikan apresiasi kepada para pelaku in-dustri manufaktur dan masyarakat Indonesia yang telah menggairah-kan ekonomi Tanah Air. Dengan ini diharapkan industri semakin semangat menjalankan usahanya dalam upaya memenuhi kebutu-han pasar domestik hingga ekspor.
“Hal ini membuktikan pula bahwa kebijakan pemerintah berjalan baik guna menciptakan iklim usaha yang kondusif. Kami akan kawal sehingga momentum ini dapat terjaga sepanjang tahun,” ujarnya.
Ia menambahkan, kese-imbangan antara kebijakan kesehatan dan ekonomi, serta kepercayaan diri dari para pelaku industri dan daya tahan untuk beradaptasi dalam masa pan-demi ini merupakan bentuk dari resiliensi yang kita lihat di sektor industri manufaktur di Indonesia.
Menurutnya, tren positif per-tumbuhan industri nasional ha-rus terus dijaga dan perlu lebih ditingkatkan. Oleh karena itu, pemerintah dan pelaku industri wajib bersinergi dan bekerja keras untuk meningkatkan produktivitas yang berkualitas menuju pertum-buhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
“Kami optimistis semakin ban-yak industri nasional yang mampu berdaya saing di kancah global, karena seiring dengan adanya langkah percepatan transformasi digital. Hal ini sesuai dengan implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0,” tandas Agus.
Sebagai informasi, Kemenperin mencatat, beberapa kinerja gem-ilang sektor manufaktur, antara lain adalah kontribusi industri manufaktur sebesar 76,37 persen yang mendominasi capaian nilai ekspor nasional pada kuartal I-2022. Sepanjang periode Janu-ari-Maret 2022 tersebut, kinerja ekspor industri pengolahan me-nembus USD50,52 miliar atau naik 29,68 persen dibandingkan capaian pada periode yang sama tahun sebelumnya. (jpg/ko)