“Untuk saat ini belum membahayakan tanaman, artinya belum terpengaruh, tetapi akan berpengaruh terhadap tanaman jika kekeringan berlangsung dalam waktu lama,” ucapnya.
Menurutnya, permasalah kekeringan ini tidak akan terjadi lagi apabila pengerjaan infrastruktur pengairan di lokasi sudah berjalan 100% persen. Lantaran saat ini dinas terkait yakni Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kalteng sedang melakukan rehabilitasi.
“Belum sepenuhnya ada pintu air, jika air pasang maka susah ditahan karena belum ada pintu-pintunya,” tegasnya.
Saat ini, lanjut dia, DPUPR masih terus menjalankan proses rehabilitasi. Pihak dinas terkait tentunya memiliki program yang sudah direncanakan.
“Artinya ketika pekerjaan PUPR sudah selesai, maka akan klop dengan program Food Estate dan sesuai dengan keinginan Kementerian Pertanian (Kementan). Saat ini masih belum klop, karena PUPR masih bekerja,” bebernya.
Pihaknya juga meyakini bahwa apabila pengerjaan itu sudah diselesaikan, maka tidak akan terjadi lagi kekeringan lahan, karena stok air bisa diatur dengan adanya pintu-pintu air yang dibangun. (abw/ce/ala)