Jumat, Mei 9, 2025
24.9 C
Palangkaraya

Kapolres Kotim Ultimatum Preman Bermodus Ormas: Jangan Coba Ganggu Warga!

SAMPIT – Polres Kotawaringin Timur (Kotim) mempertegas sikapnya dalam memberantas aksi premanisme yang belakangan marak dengan mengatasnamakan ormas atau kelompok tertentu. Kapolres Kotim, AKBP Resky Maulana Zulkarnain, menegaskan pihaknya tidak akan ragu mengambil langkah tegas dan terukur, selama tetap dalam koridor hukum dan profesionalisme.

“Ada gejala gangguan kamtibmas yang dilakukan atas nama ormas atau perseorangan. Ini tidak boleh dibiarkan,” ujar Resky usai memimpin apel konsolidasi personel di Mapolres Kotim, Jumat (9/5).

Menurutnya, meski situasi keamanan di wilayah Kotim relatif kondusif, laporan soal tindakan intimidasi, pungutan liar (pungli), hingga pemaksaan yang berkedok organisasi tertentu mulai bermunculan di sejumlah wilayah.

“Kita harus siap merespons dengan pendekatan preemtif, preventif, maupun represif. Tidak cukup hanya reaktif,” jelasnya.

Baca Juga :  Pacar Mudik, Anu Miyang Banget, Pesan Cewek Aplikasi Ijo, Eh Malah Ketipu

Resky menyebut, ancaman premanisme bukan hanya soal kekerasan fisik. Tekanan psikologis terhadap masyarakat maupun pelaku usaha juga menjadi bentuk nyata yang tak boleh dianggap remeh. Karena itu, ia meminta jajarannya untuk bertindak cerdas dan profesional dalam menangani situasi di lapangan.

“Tindakan Kepolisian harus tegas, tapi tetap manusiawi. Jangan asal-asalan. Kita hadapi dengan cara yang benar,” tegasnya.

Kapolres juga menekankan bahwa setiap personel adalah representasi negara dalam menjaga rasa aman di masyarakat. Selain respons cepat, kehadiran polisi harus memberi kepercayaan dan keberanian bagi warga untuk melapor, terutama saat berhadapan dengan pelaku yang membawa-bawa nama ormas.

“Kalau masyarakat takut melapor karena pelakunya bawa nama ormas, berarti kita gagal. Itu tidak boleh terjadi,” kata Resky.

Baca Juga :  Polres Kapuas "Panen" Tangkapan Pelaku Persetubuhan

Ia menambahkan, di era sekarang, premanisme tak lagi identik dengan kekerasan jalanan. Bentuknya bisa terselubung, terstruktur, bahkan menyasar sektor-sektor produktif. Untuk itu, Polres Kotim akan memperkuat fungsi intelijen, patroli dialogis, serta membuka kanal pengaduan masyarakat secara luas.

“Kami butuh dukungan masyarakat. Jangan takut melapor. Siapa pun yang mengganggu ketentraman warga Kotim, akan kami tindak,” tandasnya. (mif/ans)

 

SAMPIT – Polres Kotawaringin Timur (Kotim) mempertegas sikapnya dalam memberantas aksi premanisme yang belakangan marak dengan mengatasnamakan ormas atau kelompok tertentu. Kapolres Kotim, AKBP Resky Maulana Zulkarnain, menegaskan pihaknya tidak akan ragu mengambil langkah tegas dan terukur, selama tetap dalam koridor hukum dan profesionalisme.

“Ada gejala gangguan kamtibmas yang dilakukan atas nama ormas atau perseorangan. Ini tidak boleh dibiarkan,” ujar Resky usai memimpin apel konsolidasi personel di Mapolres Kotim, Jumat (9/5).

Menurutnya, meski situasi keamanan di wilayah Kotim relatif kondusif, laporan soal tindakan intimidasi, pungutan liar (pungli), hingga pemaksaan yang berkedok organisasi tertentu mulai bermunculan di sejumlah wilayah.

“Kita harus siap merespons dengan pendekatan preemtif, preventif, maupun represif. Tidak cukup hanya reaktif,” jelasnya.

Baca Juga :  Pacar Mudik, Anu Miyang Banget, Pesan Cewek Aplikasi Ijo, Eh Malah Ketipu

Resky menyebut, ancaman premanisme bukan hanya soal kekerasan fisik. Tekanan psikologis terhadap masyarakat maupun pelaku usaha juga menjadi bentuk nyata yang tak boleh dianggap remeh. Karena itu, ia meminta jajarannya untuk bertindak cerdas dan profesional dalam menangani situasi di lapangan.

“Tindakan Kepolisian harus tegas, tapi tetap manusiawi. Jangan asal-asalan. Kita hadapi dengan cara yang benar,” tegasnya.

Kapolres juga menekankan bahwa setiap personel adalah representasi negara dalam menjaga rasa aman di masyarakat. Selain respons cepat, kehadiran polisi harus memberi kepercayaan dan keberanian bagi warga untuk melapor, terutama saat berhadapan dengan pelaku yang membawa-bawa nama ormas.

“Kalau masyarakat takut melapor karena pelakunya bawa nama ormas, berarti kita gagal. Itu tidak boleh terjadi,” kata Resky.

Baca Juga :  Polres Kapuas "Panen" Tangkapan Pelaku Persetubuhan

Ia menambahkan, di era sekarang, premanisme tak lagi identik dengan kekerasan jalanan. Bentuknya bisa terselubung, terstruktur, bahkan menyasar sektor-sektor produktif. Untuk itu, Polres Kotim akan memperkuat fungsi intelijen, patroli dialogis, serta membuka kanal pengaduan masyarakat secara luas.

“Kami butuh dukungan masyarakat. Jangan takut melapor. Siapa pun yang mengganggu ketentraman warga Kotim, akan kami tindak,” tandasnya. (mif/ans)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/