Senin, Mei 12, 2025
24.1 C
Palangkaraya

Panitia Smansa Marching Day 2025 Angkat Bicara soal Kegaduhan Pemenang Lomba

 

SAMPIT– RA Perwanida, yang semula diumumkan sebagai juara I lomba Smansa Marching Day 2025. Disusul RA Nurul Iman sebagai juara II, dan RA Melati sebagai juara III, sempat membawa pulang piala.

Baca sebelumnya; https://kaltengpos.jawapos.com/kabar-kalteng/12/05/2025/ra-perwanida-kena-prank-panitia-smansa-marching-day-2025-gak-jadi-juara-1/

Namun, hasil lomba kemudian diubah. TK Bhayangkari dinyatakan sebagai juara I, Perwanida turun ke posisi kedua, dan Nurul Iman menjadi juara III. RA Melati tersingkir dari daftar pemenang.

 

Terkait kegaduhan yang viral itu, Ketua Panitia Smansa Marching Day 2025, Adelia Almira, buka suara menanggapi polemik yang berkembang.

 

Ia menegaskan bahwa kesalahan murni berasal dari internal panitia, bukan dari intervensi luar maupun kecurangan.

 

“Kami sangat menyadari ada kesalahan fatal dalam pengumuman juara. Yang diumumkan di awal adalah hasil dari kategori the best costume, bukan hasil utama lomba konser kreasi. Ini murni kekeliruan teknis saat merekap dan menyebutkan nilai. Kami akui, ini sepenuhnya tanggung jawab kami sebagai panitia,” kata Adelia dihadapan awak media, Senin (12/5/2025).

Baca Juga :  Semua Komponen Bersama Atasi Pandemi

 

Ia membantah adanya kecurangan dalam gelaran tersebut. Terlebih lagi, acara itu menjadi salah satu acara yang meruah dikalangan sekolah. Dirinya memastikan seluruh penilaian yang dilakukan sudah sesuai dengan ketentuan.

 

“Saya tegaskan, tidak ada campur tangan pihak manapun. Semua nilai murni dari penilaian juri, dan kami berusaha setransparan mungkin. Bahkan kami memiliki bukti lembar penilaian resmi yang menunjukkan perbedaan antara kategori costume dan konser,” katanya.

 

Adelia juga menjelaskan bahwa Smansa Marching Day bukanlah bagian dari acara resmi HUT SMA Negeri 1 Sampit, melainkan kegiatan independen alumni.

 

“Acara ini dibentuk oleh alumni, dan SMA Negeri 1 hanya memberi izin pemakaian tempat. Semua biaya berasal dari pendaftaran, tiket masuk, dan sponsor. Jadi kalau ada yang mengaitkan ini dengan acara resmi sekolah, itu tidak benar,”jelasnya.

Baca Juga :  Danrem Hadiri Apel Gelar Pasukan dan Sarpras Karhutla

 

Menanggapi kekecewaan peserta, Adelia mengaku akan menjelaskan secara langsung kepada perwakilan sekolah.

 

“Saya pribadi menghadapi para guru dan wali murid yang datang menyampaikan protes. Kami mendengarkan semua keluhan mereka, dan itu menjadi pelajaran besar untuk kami,” tuturnya.

 

Ia menegaskan bahwa panitia akan menjadikan kejadian ini sebagai evaluasi besar ke depan.

 

“Kami ingin kegiatan seperti ini terus berjalan dan jadi ruang prestasi bagi anak-anak. Tapi kami juga belajar, bahwa ketelitian dan komunikasi harus jadi prioritas utama. Kami benar-benar meminta maaf atas ketidaknyamanan ini,” tandasnya. (mif)

 

SAMPIT– RA Perwanida, yang semula diumumkan sebagai juara I lomba Smansa Marching Day 2025. Disusul RA Nurul Iman sebagai juara II, dan RA Melati sebagai juara III, sempat membawa pulang piala.

Baca sebelumnya; https://kaltengpos.jawapos.com/kabar-kalteng/12/05/2025/ra-perwanida-kena-prank-panitia-smansa-marching-day-2025-gak-jadi-juara-1/

Namun, hasil lomba kemudian diubah. TK Bhayangkari dinyatakan sebagai juara I, Perwanida turun ke posisi kedua, dan Nurul Iman menjadi juara III. RA Melati tersingkir dari daftar pemenang.

 

Terkait kegaduhan yang viral itu, Ketua Panitia Smansa Marching Day 2025, Adelia Almira, buka suara menanggapi polemik yang berkembang.

 

Ia menegaskan bahwa kesalahan murni berasal dari internal panitia, bukan dari intervensi luar maupun kecurangan.

 

“Kami sangat menyadari ada kesalahan fatal dalam pengumuman juara. Yang diumumkan di awal adalah hasil dari kategori the best costume, bukan hasil utama lomba konser kreasi. Ini murni kekeliruan teknis saat merekap dan menyebutkan nilai. Kami akui, ini sepenuhnya tanggung jawab kami sebagai panitia,” kata Adelia dihadapan awak media, Senin (12/5/2025).

Baca Juga :  Semua Komponen Bersama Atasi Pandemi

 

Ia membantah adanya kecurangan dalam gelaran tersebut. Terlebih lagi, acara itu menjadi salah satu acara yang meruah dikalangan sekolah. Dirinya memastikan seluruh penilaian yang dilakukan sudah sesuai dengan ketentuan.

 

“Saya tegaskan, tidak ada campur tangan pihak manapun. Semua nilai murni dari penilaian juri, dan kami berusaha setransparan mungkin. Bahkan kami memiliki bukti lembar penilaian resmi yang menunjukkan perbedaan antara kategori costume dan konser,” katanya.

 

Adelia juga menjelaskan bahwa Smansa Marching Day bukanlah bagian dari acara resmi HUT SMA Negeri 1 Sampit, melainkan kegiatan independen alumni.

 

“Acara ini dibentuk oleh alumni, dan SMA Negeri 1 hanya memberi izin pemakaian tempat. Semua biaya berasal dari pendaftaran, tiket masuk, dan sponsor. Jadi kalau ada yang mengaitkan ini dengan acara resmi sekolah, itu tidak benar,”jelasnya.

Baca Juga :  Danrem Hadiri Apel Gelar Pasukan dan Sarpras Karhutla

 

Menanggapi kekecewaan peserta, Adelia mengaku akan menjelaskan secara langsung kepada perwakilan sekolah.

 

“Saya pribadi menghadapi para guru dan wali murid yang datang menyampaikan protes. Kami mendengarkan semua keluhan mereka, dan itu menjadi pelajaran besar untuk kami,” tuturnya.

 

Ia menegaskan bahwa panitia akan menjadikan kejadian ini sebagai evaluasi besar ke depan.

 

“Kami ingin kegiatan seperti ini terus berjalan dan jadi ruang prestasi bagi anak-anak. Tapi kami juga belajar, bahwa ketelitian dan komunikasi harus jadi prioritas utama. Kami benar-benar meminta maaf atas ketidaknyamanan ini,” tandasnya. (mif)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/