PALANGKA RAYA-Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Kalteng H Shalahuddin ST MT Mengatakan fokus utama Dinas PUPR Kalteng adalah peningkatan kualitas jalan provinsi.
Saat ini, dari total panjang jalan yang ada, sekitar 87 persen berada dalam kondisi mantap, sementara 13 persen sisanya masih perlu ditingkatkan. Namun, angka itu mengalami perubahan akibat adanya peningkatan status jalan dari jalan kabupaten menjadi jalan provinsi, sehingga otomatis menambah panjang jalan yang harus ditangani.
Hingga Desember 2024, kondisi jalan mantap berada di angka 87 persen. Namun, tahun 2025 ini ada sedikit penurunan menjadi 72,68 persen. Penurunan ini bukan karena jalan rusak, tetapi karena ada penambahan panjang jalan akibat peningkatan status.
Ketiga ruas jalan ini menghubungkan puluhan desa dan beberapa kecamatan, membuka akses yang lebih luas bagi masyarakat pedalaman, serta mempercepat arus barang dan jasa. Dengan infrastruktur jalan yang makin baik, diharapkan perekonomian masyarakat cepat berkembang, akses pendidikan lebih mudah, dan layanan kesehatan makin mudah terjangkau.
Meski demikian, Shalahuddin mengatakan tantangan selalu ada. Salah satunya, dampak aktivitas perusahaan tambang yang menggunakan jalan umum untuk angkutan berat. Itu menyebabkan kerusakan serius pada ruas jalan tertentu, terutama di wilayah Gunung Mas.
“Kerusakan ini luar biasa karena overload dan overdimensi dari kendaraan tambang yang seharusnya menggunakan jalan khusus,” kata Shalahuddin.
Dinas PUPR juga tengah fokus dalam pengembangan ruang terbuka hijau di Kota Palangka Raya. Salah satunya, revitalisasi Bundaran Besar. Proyek ini tidak hanya mempercantik kota, tetapi juga menciptakan ikon baru yang dapat menjadi daya tarik wisatawan.
“Bundaran Besar kini menjadi pusat aktivitas masyarakat. Dahulu gelap dan sepi,tetapi sekarang terang dan ramai. Sudah ada tempat rekreasi, olahraga, dan nanti akan dibuka kafe. Sejauh ini masih proses pengerjaan sehinga belum dibuka. Untuk UMKM dan parkir, kami biarkan saja dahulu. Kalau sudah jadi, akan kami tata,” kata Shalahuddin.
Konsep pembangunan Bundaran Besar terinspirasi dari budaya Dayak. Desainnya mengadopsi bentuk Talawang, perisai tradisional masyarakat Dayak. Desain ini merupakan hasil sayembara yang melibatkan arsitek nasional dan budayawan lokal.
Ke depan, Bundaran Besar akan dikembangkan lebih lanjut dengan fasilitas tambahan, seperti pusat kuliner, basement parkir berkapasitas 500 unit sepeda motor dan 300 mobil, serta jembatan penyeberangan orang (JPO) yang akan terhubung dengan Palangka Raya Mall. Selain itu, akan ada taman yang dilengkapi relief sejarah Kalimantan.
Selain infrastruktur jalan dan ruang terbuka hijau, Dinas PUPR Kalteng juga berperan dalam pembangunan fasilitas kesehatan. Salah satu proyek yang hampir selesai, yakni Rumah Sakit Hanau di wilayah barat Kalteng.
Dalam menghadapi berbagai tantangan pembangunan, Dinas PUPR Kalteng berkomitmen untuk terus melanjutkan proyek-proyek strategis guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan DPRD, diharapkan pembangunan infrastruktur dapat terus berlanjut dan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi serta kualitas hidup masyarakat Kalteng.
“Kami terus berusaha menghadirkan infrastruktur yang tidak hanya fungsional, tetapi juga bermanfaat jangka panjang bagi masyarakat. Dengan adanya konektivitas yang baik, ruang publik yang nyaman, serta fasilitas kesehatan yang memadai, diharapkan Provinsi Kalteng makin maju dan masyarakatnya sejahtera,” tuturnya. (nue)
Pemprov Terus Berupaya Wujudkan Infrastruktur Mantab

PALANGKA RAYA-Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Kalteng H Shalahuddin ST MT Mengatakan fokus utama Dinas PUPR Kalteng adalah peningkatan kualitas jalan provinsi.
Saat ini, dari total panjang jalan yang ada, sekitar 87 persen berada dalam kondisi mantap, sementara 13 persen sisanya masih perlu ditingkatkan. Namun, angka itu mengalami perubahan akibat adanya peningkatan status jalan dari jalan kabupaten menjadi jalan provinsi, sehingga otomatis menambah panjang jalan yang harus ditangani.
Hingga Desember 2024, kondisi jalan mantap berada di angka 87 persen. Namun, tahun 2025 ini ada sedikit penurunan menjadi 72,68 persen. Penurunan ini bukan karena jalan rusak, tetapi karena ada penambahan panjang jalan akibat peningkatan status.
Ketiga ruas jalan ini menghubungkan puluhan desa dan beberapa kecamatan, membuka akses yang lebih luas bagi masyarakat pedalaman, serta mempercepat arus barang dan jasa. Dengan infrastruktur jalan yang makin baik, diharapkan perekonomian masyarakat cepat berkembang, akses pendidikan lebih mudah, dan layanan kesehatan makin mudah terjangkau.
Meski demikian, Shalahuddin mengatakan tantangan selalu ada. Salah satunya, dampak aktivitas perusahaan tambang yang menggunakan jalan umum untuk angkutan berat. Itu menyebabkan kerusakan serius pada ruas jalan tertentu, terutama di wilayah Gunung Mas.
“Kerusakan ini luar biasa karena overload dan overdimensi dari kendaraan tambang yang seharusnya menggunakan jalan khusus,” kata Shalahuddin.
Dinas PUPR juga tengah fokus dalam pengembangan ruang terbuka hijau di Kota Palangka Raya. Salah satunya, revitalisasi Bundaran Besar. Proyek ini tidak hanya mempercantik kota, tetapi juga menciptakan ikon baru yang dapat menjadi daya tarik wisatawan.
“Bundaran Besar kini menjadi pusat aktivitas masyarakat. Dahulu gelap dan sepi,tetapi sekarang terang dan ramai. Sudah ada tempat rekreasi, olahraga, dan nanti akan dibuka kafe. Sejauh ini masih proses pengerjaan sehinga belum dibuka. Untuk UMKM dan parkir, kami biarkan saja dahulu. Kalau sudah jadi, akan kami tata,” kata Shalahuddin.
Konsep pembangunan Bundaran Besar terinspirasi dari budaya Dayak. Desainnya mengadopsi bentuk Talawang, perisai tradisional masyarakat Dayak. Desain ini merupakan hasil sayembara yang melibatkan arsitek nasional dan budayawan lokal.
Ke depan, Bundaran Besar akan dikembangkan lebih lanjut dengan fasilitas tambahan, seperti pusat kuliner, basement parkir berkapasitas 500 unit sepeda motor dan 300 mobil, serta jembatan penyeberangan orang (JPO) yang akan terhubung dengan Palangka Raya Mall. Selain itu, akan ada taman yang dilengkapi relief sejarah Kalimantan.
Selain infrastruktur jalan dan ruang terbuka hijau, Dinas PUPR Kalteng juga berperan dalam pembangunan fasilitas kesehatan. Salah satu proyek yang hampir selesai, yakni Rumah Sakit Hanau di wilayah barat Kalteng.
Dalam menghadapi berbagai tantangan pembangunan, Dinas PUPR Kalteng berkomitmen untuk terus melanjutkan proyek-proyek strategis guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan DPRD, diharapkan pembangunan infrastruktur dapat terus berlanjut dan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi serta kualitas hidup masyarakat Kalteng.
“Kami terus berusaha menghadirkan infrastruktur yang tidak hanya fungsional, tetapi juga bermanfaat jangka panjang bagi masyarakat. Dengan adanya konektivitas yang baik, ruang publik yang nyaman, serta fasilitas kesehatan yang memadai, diharapkan Provinsi Kalteng makin maju dan masyarakatnya sejahtera,” tuturnya. (nue)