SAMPIT – Pasien thalasemia di RSUD dr Murjani Sampit terus bergantung pada ketersediaan darah yang stabil untuk bertahan hidup. Namun, kebutuhan darah yang kian meningkat setiap bulan tidak selalu sebanding dengan stok yang tersedia di rumah sakit.
Kondisi ini menjadi sorotan, terutama karena pasien thalasemia membutuhkan transfusi darah secara rutin seumur hidup. Pemerhati sosial sekaligus Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kotim, Nugroho Kuncoro Yudho, mengajak masyarakat agar lebih peduli dengan aktif berdonor darah.
“Pasien thalasemia harus menjalani transfusi darah secara rutin, bahkan ada yang setiap minggu. Mereka sangat bergantung pada pasokan darah yang stabil,” ujarnya, Selasa (13/5/2025). Ia menjelaskan, setiap kali transfusi, penderita bisa membutuhkan satu hingga tiga kantong darah.
Dengan jadwal transfusi antara satu hingga dua minggu sekali, kebutuhan darah pun terus bertambah. Hal ini membuat rumah sakit harus berupaya keras menjaga ketersediaan darah agar tidak terjadi kekosongan.
“Mari kita tingkatkan rasa kepedulian dan kemanusiaan kita dengan berdonor darah. Satu pendonor bisa menyelamatkan tiga nyawa,” ajak Nugroho. Ia juga mengapresiasi para pendonor sukarela yang telah rutin menyumbangkan darah.
Menurutnya, mereka sangat berjasa dalam membantu keberlangsungan hidup pasien-pasien yang sangat membutuhkan. “Mereka adalah pahlawan kemanusiaan. Tanpa mereka, banyak pasien akan kesulitan mendapatkan darah,” pungkasnya. (mif/ram)