Jumat, November 22, 2024
31.2 C
Palangkaraya

Banjir Surut, Warga Tinggalkan Posko Pengungsian

PALANGKA RAYA-Banjir yang melanda sebagian wilayah Kota Palangka Raya berangsur surut. Sejak tanggal 23 November, ketinggian genangan air terus menurun. Jumat (25/11/2022), warga yang mengungsi ke sejumlah posko pengungsian mulai meninggalkan tempat pengungsian untuk kembali ke rumah masing-masing.

 

Berdasarkan pantauan Kalteng Pos, tinggi air yang menggenangi kompleks Mendawai dan Arut kurang dari 10 cm. Dengan kondisi itu, warga yang tinggal di dekat bantaran Sungai Kahayan tersebut memilih kembali ke rumah masing-masing dari posko pengungsian.

Warga mulai beraktivitas kembali seiring surutnya banjir yang melanda permukiman, Jumat (25/11/2022). (DENAR/KALTENG POS)

 

Kepala BPBD Kota Palangka Raya Emi Abriyani melalui Koordinator Posko Siaga Banjir Heru Trimono mengatakan, berdasarkan data yang dihimpun dari lapangan, hampir seluruh wilyah yang terdampak banjir mulai mengalami penurunan debit air. Sejak dua hari terakhir ketinggian genangan air menurun hingga 15 cm. Kemarin (25/11/2022) terjadi penurunan sekitar 7 cm lebih, berdasarkan pantauan tim dari pagi hingga sore harinya.

Baca Juga :  Kadislutkan Paparkan Program Strategis Gubernur Kalteng

 

“Dari pantauan lapangan di wilayah Bereng Bengkel, Kameloh Baru, Marang, Tanjung Pinang, Poslap Pelatuk, Poslap Pahandut, serta Mendawai dan Arut, genangan air terus menurun, dalam dua hari terakhir terjadi penurunan cukup drastis hingga 15 cm, jadi per harinya diperkirkan ada penurunan debit air sekitar 5 cm,” ungkap Heru Trimono, kemarin.

 

Seiring surutnya banjir, jumlah warga yang menempati posko pengungsian pun mulai berkurang. Beberapa warga yang sebelumnya tinggal di posko pengungsian, baik di Jalan Pelatuk, Kelurahan Langkai, dan KNPI, satu per satu kembali ke rumah masing-masing. Namun masih ada yang bertahan di posko pengungsian, karena rumah mereka masih terendam.

 

“Di tiap posko ada pengurangan jumlah warga yang mengungsi. Di Posko Pelatuk, sudah tidak ada lagi pengungi, karena sudah pulang ke rumah masing-masing. Namun ada juga warga yang masih bertahan di beberapa posko, karena rumah mereka masih terendam. Penurunan debit air belum sepenuhnya, apalagi warga yang bermukim di ujung pemukiman, sudah pasti rumahnya masih terendam,” beber Heru.

Baca Juga :  Nakes Diminta Tetap Konsisten Dalam Bekerja

 

Mengingat tiap hari genangan air terus surut, maka status tanggap darurat banjir dan keberadaan posko pengungsian akan berakhir 5 hari lagi atau tanggal 30 November. Pihaknya berharap debit air terus menurun dalam beberapa hari ke depan dan tidak terjadi kenaikan lagi, agar semua warga yang sebelumnya mengungsi bisa segera kembali ke rumah masing-masing dan mulai beraktivitas seperti biasanya.

 

“Berdasarkan surat keputusan (SK) penetapan status tanggap darurat, 5 hari lagi operasional posko akan dihentikan, tapi petugas BPBD dan relawan tetap akan melakukan pemantauan di lapangan,” tutupnya. (ena/ce/ala)

PALANGKA RAYA-Banjir yang melanda sebagian wilayah Kota Palangka Raya berangsur surut. Sejak tanggal 23 November, ketinggian genangan air terus menurun. Jumat (25/11/2022), warga yang mengungsi ke sejumlah posko pengungsian mulai meninggalkan tempat pengungsian untuk kembali ke rumah masing-masing.

 

Berdasarkan pantauan Kalteng Pos, tinggi air yang menggenangi kompleks Mendawai dan Arut kurang dari 10 cm. Dengan kondisi itu, warga yang tinggal di dekat bantaran Sungai Kahayan tersebut memilih kembali ke rumah masing-masing dari posko pengungsian.

Warga mulai beraktivitas kembali seiring surutnya banjir yang melanda permukiman, Jumat (25/11/2022). (DENAR/KALTENG POS)

 

Kepala BPBD Kota Palangka Raya Emi Abriyani melalui Koordinator Posko Siaga Banjir Heru Trimono mengatakan, berdasarkan data yang dihimpun dari lapangan, hampir seluruh wilyah yang terdampak banjir mulai mengalami penurunan debit air. Sejak dua hari terakhir ketinggian genangan air menurun hingga 15 cm. Kemarin (25/11/2022) terjadi penurunan sekitar 7 cm lebih, berdasarkan pantauan tim dari pagi hingga sore harinya.

Baca Juga :  Kadislutkan Paparkan Program Strategis Gubernur Kalteng

 

“Dari pantauan lapangan di wilayah Bereng Bengkel, Kameloh Baru, Marang, Tanjung Pinang, Poslap Pelatuk, Poslap Pahandut, serta Mendawai dan Arut, genangan air terus menurun, dalam dua hari terakhir terjadi penurunan cukup drastis hingga 15 cm, jadi per harinya diperkirkan ada penurunan debit air sekitar 5 cm,” ungkap Heru Trimono, kemarin.

 

Seiring surutnya banjir, jumlah warga yang menempati posko pengungsian pun mulai berkurang. Beberapa warga yang sebelumnya tinggal di posko pengungsian, baik di Jalan Pelatuk, Kelurahan Langkai, dan KNPI, satu per satu kembali ke rumah masing-masing. Namun masih ada yang bertahan di posko pengungsian, karena rumah mereka masih terendam.

 

“Di tiap posko ada pengurangan jumlah warga yang mengungsi. Di Posko Pelatuk, sudah tidak ada lagi pengungi, karena sudah pulang ke rumah masing-masing. Namun ada juga warga yang masih bertahan di beberapa posko, karena rumah mereka masih terendam. Penurunan debit air belum sepenuhnya, apalagi warga yang bermukim di ujung pemukiman, sudah pasti rumahnya masih terendam,” beber Heru.

Baca Juga :  Nakes Diminta Tetap Konsisten Dalam Bekerja

 

Mengingat tiap hari genangan air terus surut, maka status tanggap darurat banjir dan keberadaan posko pengungsian akan berakhir 5 hari lagi atau tanggal 30 November. Pihaknya berharap debit air terus menurun dalam beberapa hari ke depan dan tidak terjadi kenaikan lagi, agar semua warga yang sebelumnya mengungsi bisa segera kembali ke rumah masing-masing dan mulai beraktivitas seperti biasanya.

 

“Berdasarkan surat keputusan (SK) penetapan status tanggap darurat, 5 hari lagi operasional posko akan dihentikan, tapi petugas BPBD dan relawan tetap akan melakukan pemantauan di lapangan,” tutupnya. (ena/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/