PALANGKA RAYA-Pemerintah Provinsi Kalteng terus berupaya untuk meningkatkan desa berlistrik dengan energi baru terbarukan seperti PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya). Selain itu, untuk meningkatkan rasio elektrifikasi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat tidak mampu, dengan bantuan pasang baru listrik atau BPBL (Bantuan Pasang Baru Listrik).
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Kalteng Ir Vent Christway ST MSi mengatakan bahwa kondisi kelistrikan di Kalteng sudah surplus terkait dengan daya listrik.
Namun kendalanya adalah kondisi geografis, dimana infrastruktur ke daerah terpencil sangat terbatas sehingga akses listrik dari PLN masih sulit untuk menembus daerah terpencil.
“Saat ini Rasio Desa Berlistrik sebesar kurang lebih 87,52%, artinya 370 desa dari 1.571 desa yang ada di Kalimantan Tengah belum mendapatkan akses listrik dari pemerintah. Kemudian Rasio Elektrifikasi sebesar kurang lebih 94,14%, artinya kurang lebih 47.416 keluarga yang belum mendapatkan akses listrik di seluruh wilayah Kalimantan Tengah,” katanya saat menjadi narasumber pada Dialog Interaktif di studio TVRI Kalteng, Rabu (28/8) kemarin.
Menurut Vent, Kalteng Bercahaya merupakan program strategis Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dan gagasan Gubernur Sugianto Sabran dan Wakil Gubernur Edy Pratowo melalui Dinas ESDM melakukan Pembangunan Listrik dengan menggunakan Energi Baru Terbarukan, yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
“Kalteng Bercahaya ini diakses menggunakan PLTS berdasarkan RPJMD Tahun 2021-2026, bahwa di tahun 2026 nanti semua desa 100% teraliri Listrik, baik itu dari PLN maupun diakses juga dengan PLTS. Namun kebijakan Bapak Gubernur untuk tahun 2024 ini diharapkan sebelum pemerintahan beliau berakhir semua desa bisa diakses baik dengan Listrik PLN dan PLTS,” jelasnya.
Menurutnya, salah satu strategi pemerintah adalah dengan memberikan bantuan/hibah kepada masyarakat dimana akses PLN belum bisa masuk dalam dua atau tiga tahun ke depan, maka diberikan bantuan PLTS untuk tahun 2024 kepada kurang lebih 20.711 Rumah Tangga di 186 Desa di seluruh Kalteng. Di dalam anggaran perubahan mengakses lagi sekitar 25.000 keluarga di 184 Desa untuk PLTS.
Selain itu, Dinas ESDM juga memprogramkan melakukan pemasangan baru listrik ke rumah tangga dimana akses listrik sudah masuk oleh PLN, namun dengan sasaran pada rumah tangga yang tidak mampu. Untuk tahun 2024, dianggarkan kurang lebih di 5.500 RT yang belum menerima akses PLN dan dikategorikan sebagai keluarga yang tidak mampu.
Terkait program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) untuk setiap unit rumah yang akan dibantu listrik dari PLN spesifikasinya adalah 900 watt, tiga titik lampu, satu stop kontak, dan juga akan diberikan sertifikat laik operasi dari yang berwenang, serta diberikan token 200 ribu untuk setiap unit rumah. “Program kelistrikan ini selalu disosialisasikan kepada Masyarakat, baik itu melalui media sosial atau media cetak,” imbuhnya.
Vent juga mengharapkan dengan adanya PLTS ini masyarakat pada malam hari dapat beraktifitas karena sudah ada pencahayaan dari PLTS dan ini juga mendukung program pemerintah untuk meningkatkan penggunaan dari Energi Baru Terbarukan yang saat ini sedang digalakkan oleh pemerintah pusat.
“Kedepannya bisa mendapatkan akses listrik yang memadai baik itu dari PLN dan juga pembangkit yang lain, serta kabupaten/kota dapat mendukung program ini sehingga dapat berjalan dengan baik. Sehingga cita-cita kita untuk Kalteng Bercahaya, yaitu seluruh masyarakat dapat menikmati akses listrik dapat kita capai dalam waktu yang tidak terlalu lama,” ungkapnya.
Sementara itu, Manajer Unit Pelaksana Proyek Ketenagalistrikan PLN Kalteng Sugianto menyampaikan bahwa realisasi Rasio Desa Berlistrik sampai dengan bulan Juli 77,66%.
“Kami sebagai bagian dari unit induk distribusi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah diberi penugasan untuk meningkatkan Rasio Desa Berlistrik dan Rasio Elektrifikasi (RE). Tahun 2023 sedang membangun sebanyak 136 desa, enam dusun yang proyeknya sampai dengan tahun 2024 ini tercapai 80% dengan total 63 desa yang sudah menyala. Target kami dengan pembangunan 136 desa akan meningkat menjadi 8,26%, sehingga pada akhir tahun 2024 target seluruh desa selesai dengan Rasio Desa Berlistrik menjadi 83,56%,” tuturnya. (hms/nue)
Pembangunan Ketenagalistrikan, Wujudkan Kalteng Bercahaya 2024
Program Strategis Gagasan Gubernur H Sugianto Sabran
PALANGKA RAYA-Pemerintah Provinsi Kalteng terus berupaya untuk meningkatkan desa berlistrik dengan energi baru terbarukan seperti PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya). Selain itu, untuk meningkatkan rasio elektrifikasi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat tidak mampu, dengan bantuan pasang baru listrik atau BPBL (Bantuan Pasang Baru Listrik).
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Kalteng Ir Vent Christway ST MSi mengatakan bahwa kondisi kelistrikan di Kalteng sudah surplus terkait dengan daya listrik.
Namun kendalanya adalah kondisi geografis, dimana infrastruktur ke daerah terpencil sangat terbatas sehingga akses listrik dari PLN masih sulit untuk menembus daerah terpencil.
“Saat ini Rasio Desa Berlistrik sebesar kurang lebih 87,52%, artinya 370 desa dari 1.571 desa yang ada di Kalimantan Tengah belum mendapatkan akses listrik dari pemerintah. Kemudian Rasio Elektrifikasi sebesar kurang lebih 94,14%, artinya kurang lebih 47.416 keluarga yang belum mendapatkan akses listrik di seluruh wilayah Kalimantan Tengah,” katanya saat menjadi narasumber pada Dialog Interaktif di studio TVRI Kalteng, Rabu (28/8) kemarin.
Menurut Vent, Kalteng Bercahaya merupakan program strategis Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dan gagasan Gubernur Sugianto Sabran dan Wakil Gubernur Edy Pratowo melalui Dinas ESDM melakukan Pembangunan Listrik dengan menggunakan Energi Baru Terbarukan, yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
“Kalteng Bercahaya ini diakses menggunakan PLTS berdasarkan RPJMD Tahun 2021-2026, bahwa di tahun 2026 nanti semua desa 100% teraliri Listrik, baik itu dari PLN maupun diakses juga dengan PLTS. Namun kebijakan Bapak Gubernur untuk tahun 2024 ini diharapkan sebelum pemerintahan beliau berakhir semua desa bisa diakses baik dengan Listrik PLN dan PLTS,” jelasnya.
Menurutnya, salah satu strategi pemerintah adalah dengan memberikan bantuan/hibah kepada masyarakat dimana akses PLN belum bisa masuk dalam dua atau tiga tahun ke depan, maka diberikan bantuan PLTS untuk tahun 2024 kepada kurang lebih 20.711 Rumah Tangga di 186 Desa di seluruh Kalteng. Di dalam anggaran perubahan mengakses lagi sekitar 25.000 keluarga di 184 Desa untuk PLTS.
Selain itu, Dinas ESDM juga memprogramkan melakukan pemasangan baru listrik ke rumah tangga dimana akses listrik sudah masuk oleh PLN, namun dengan sasaran pada rumah tangga yang tidak mampu. Untuk tahun 2024, dianggarkan kurang lebih di 5.500 RT yang belum menerima akses PLN dan dikategorikan sebagai keluarga yang tidak mampu.
Terkait program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) untuk setiap unit rumah yang akan dibantu listrik dari PLN spesifikasinya adalah 900 watt, tiga titik lampu, satu stop kontak, dan juga akan diberikan sertifikat laik operasi dari yang berwenang, serta diberikan token 200 ribu untuk setiap unit rumah. “Program kelistrikan ini selalu disosialisasikan kepada Masyarakat, baik itu melalui media sosial atau media cetak,” imbuhnya.
Vent juga mengharapkan dengan adanya PLTS ini masyarakat pada malam hari dapat beraktifitas karena sudah ada pencahayaan dari PLTS dan ini juga mendukung program pemerintah untuk meningkatkan penggunaan dari Energi Baru Terbarukan yang saat ini sedang digalakkan oleh pemerintah pusat.
“Kedepannya bisa mendapatkan akses listrik yang memadai baik itu dari PLN dan juga pembangkit yang lain, serta kabupaten/kota dapat mendukung program ini sehingga dapat berjalan dengan baik. Sehingga cita-cita kita untuk Kalteng Bercahaya, yaitu seluruh masyarakat dapat menikmati akses listrik dapat kita capai dalam waktu yang tidak terlalu lama,” ungkapnya.
Sementara itu, Manajer Unit Pelaksana Proyek Ketenagalistrikan PLN Kalteng Sugianto menyampaikan bahwa realisasi Rasio Desa Berlistrik sampai dengan bulan Juli 77,66%.
“Kami sebagai bagian dari unit induk distribusi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah diberi penugasan untuk meningkatkan Rasio Desa Berlistrik dan Rasio Elektrifikasi (RE). Tahun 2023 sedang membangun sebanyak 136 desa, enam dusun yang proyeknya sampai dengan tahun 2024 ini tercapai 80% dengan total 63 desa yang sudah menyala. Target kami dengan pembangunan 136 desa akan meningkat menjadi 8,26%, sehingga pada akhir tahun 2024 target seluruh desa selesai dengan Rasio Desa Berlistrik menjadi 83,56%,” tuturnya. (hms/nue)