Site icon KaltengPos

Menanggulangi Kanker Jangan Malu Periksa Kesehatan, Kurangi Konsumsi Junk Food

Ilustrasi (Antara)

 PALANGKA RAYA-Peringatan Hari Kanker Sedunia tiap 4 Februari selalu menjadi pengingat bagi tiap orang untuk lebih menjaga kesehatan. Baik laki-laki maupun perempuan, sama-sama berpotensi terserang penyakit ganas ini. Terkhusus kanker leher rahim dan payudara.

Ketua Tim Kerja Penyakit Tidak Menular, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalteng, Ina Pujiani, mengatakan penyebab wanita terkena kanker leher rahim adalah karena terinfeksi Human Papilloma Virus (HPV). Virus ini menjadi penyebab 99 persen wanita terkena kanker leher rahim.

Kini pihaknya tengah gencar melakukan deteksi dini untuk memastikan seseorang terkena kanker leher rahim. Pemeriksaan dapat dilakukan di puskesmas terdekat.

Hal tersebut juga dilakukan dalam rangka mencegah kanker leher rahim yang diderita seseorang telanjur masuk ke stadium lebih lanjut.

Ciri-ciri kanker leher rahim ialah ketika seseorang mengalami pendarahan saat berhubungan badan. Selain itu, mengalami pendarahan di luar siklus haid, yeri pinggul, nyeri ketika berhubungan badan, keputihan yang berlebih dan tidak normal juga menjadi ciri-ciri kanker leher rahim.

“Virus HPV menginfeksi jaringan yang ada di serviks,” kata Ina saat ditemui Kalteng Pos di ruang kerjanya, Senin (3/2/2025).

Diketahui, virus ini akan gampang menginfeksi jika daya tahan tubuh seseorang melemah. Namun, apabila dalam kondisi bugar, virus ini tidak gampang masuk ke tubuh.

Mengikuti program vaksin di tingkat sekolah juga menjadi dasar pencegahan infeksi kanker leher rahim. Perempuan dewasa pun bisa mendapatkan vaksin HPV untuk pencegahan mandiri. Kesadaran dari masing-masing individu juga sangat penting agar dapat menjalani hidup berkualitas.

“Kalau sudah terkena, seseorang harus menjalani beberapa terapi,” tuturnya.

Menurut Ina, salah satu cara menghindari penyakit kanker leher rahim adalah tidak berhubungan seksual dengan banyak orang atau berganti-ganti pasangan. Seseorang dapat mencegah penyakit kanker leher rahim dengan cara pemeriksaan diri secara teratur.

“Minimal satu kali dalam setahun, kemudian dilakukan tes skrining terhadap kanker serviks,” jelasnya.

Sejauh ini, tingkat kesadaran masyarakat untuk melakukan skrining kanker leher rahim masih rendah, hanya karena merasa malu jika diperiksa kemaluannya.

“Karena memang tidak gampang merayu pasien untuk pemeriksaan daerah kemaluan,” tuturnya.

Kanker payudara pun sama bahayanya dengan kanker leher rahim. Di Indonesia saat ini, kanker payudara menduduki posisi paling tinggi yang diidap oleh kaum wanita.

Untuk mendeteksi kanker payudara, seseorang dapat memeriksa secara rutin payudaranya. Bisa juga diperiksa oleh tenaga klinis. Pemeriksaan ini dapat dilakukan oleh bidan maupun dokter.

“Setelah seseorang memeriksa payudaranya ke tenaga klinis, biasanya diajarkan untuk memeriksa payudara secara mandiri. Ini dilakukan tiap satu bulan atau di luar dari siklus menstruasi, atau tidak sedang dalam kondisi hamil,” jelasnya.

Gejalanya pun bermacam-macam. Sebanyak 80 persen wanita terkena kanker payudara dimulai dari adanya benjolan di sekitar payudara.

Biasanya menebal dan tidak disertai rasa nyeri. Kemudian, keluar cairan darah dari areola, ada perubahan pada bentuk payudara, dan perubahan warna atau bentuk areola. Selanjutnya, yang bersangkutan akan mengalami kemerahan atau pembengkakan kulit payudara hingga menyerupai kulit jeruk.

Terpaparnya asap rokok, kurangnya makan yang berserat, pola makan yang tidak sehat, mengonsumsi alkohol, dan jarang berolahraga menjadi faktor pendorong terjadinya kanker payudara. Tidak menerapkan pola hidup sehat menjadi cikal bakal seseorang mengidap penyakit kanker.

Oleh karena itu, Ina mengimbau untuk tidak terlalu sering mengonsumsi makanan yang mengandung zat perasa, pewarna, dan pengawet. Juga hindari mengonsumsi makanan junk food atau makanan tinggi kalori, lemak, serta gula dan garam berlebihan.

“Kalau sesekali makan junk food itu tidak apa-apa, tetapi jangan sering-sering. Lebih bagus lagi mengonsumsi makanan alami atau real food,” ajaknya.

Apabila seseorang mengalami gejala kanker leher rahim dan kanker payudara, Ina berpesan untuk segera berkonsultasi ke puskesmas terdekat agar mendapatkan penanganan lebih lanjut.

“Puskesmas akan memberikan rujukan ke rumah sakit jika ditemukan tanda-tanda kanker leher rahim atau kanker payudara,” tutupnya. (*/ce/ala)

Exit mobile version