Kamis, Januari 9, 2025
24.6 C
Palangkaraya

Ingat! Jangan Suka Memendam Perasaan, Bisa Berdampak Pada Kesehatan Mental

DALAM kehidupan sehari-hari, kita sering dihadapkan pada berbagai emosi, baik positif maupun negatif. Namun, tidak semua orang terbiasa untuk mengekspresikan emosi tersebut.

Memendam perasaan, atau menahan diri untuk tidak mengungkapkan apa yang dirasakan, mungkin dianggap sebagai cara untuk menjaga sikap atau privasi.

Padahal, kebiasaan ini dapat berdampak buruk bagi kesehatan, terutama kesehatan mental dan emosional.

Dilansir dari Alodokter dan Hello Sehat, artikel ini membahas dampak psikologi ketika seseorang memendam perasaan. Mengapa Orang Memendam Perasaan?

Keputusan untuk memendam perasaan seringkali berakar pada rasa takut, terutama takut dihakimi, ditolak, atau dianggap lemah.

Kekhawatiran ini seringkali berasal dari pengalaman masa kecil, di mana ekspresi emosi mungkin mendapatkan respons negatif.

Misalnya, anak yang dimarahi atau diremehkan saat menunjukkan emosi tertentu, maka dari itu anak tersebut belajar untuk menekan emopsinya. Pengalaman traumatis, seperti kekerasan emosional atau pengabaian, juga membentuk pola ini.

Melansir Pafi Buleleng, norma sosial dan didikan keluarga yang kurang ekspresif juga berperan. Lingkungan yang menuntut individu untuk selalu terlihat kuat dan tegar menciptakan tekanan untuk menyembunyikan perasaan negatif.

Baca Juga :  Cegah Stunting pada 1000 Hari Pertama Kehidupan

Selain itu, keinginan untuk melindungi orang lain dari beban emosi dan kesulitan mengelola emosi juga menjadi faktor.

Seseorang mungkin merasa tidak ingin merepotkan orang lain atau merasa perasaannya tidak penting.

Kesulitan mengidentifikasi dan mengungkapkan emosi, juga berkontribusi pada kebiasaan memendam perasaan.

Singkatnya, ini adalah respons kompleks terhadap pengalaman, tekanan sosial, dan keterbatasan kemampuan diri.

Dampak Memendam Perasaan bagi Kesehatan Mental dan Emosional

Melansir Healthline, memendam perasaan secara terus menerus dapat menimbulkan berbagai dampak negatif bagi kesehatan mental dan emosional:

Stres dan Kecemasan: Emosi yang tidak diungkapkan menciptakan tekanan mental terus menerus, sehingga mengundang rasa cemas berlebih.

Depresi: Emosi negatif yang terpendam dapat menumpuk dan berujung pada depresi, ditandai dengan perasaan sedih berkepanjangan, putus asa, dan kehilangan minat.

Perubahan Mood yang Drastis: Orang yang memendam perasaan cenderung mengalami perubahan mood yang tiba-tiba, hal ini dapat mempengaruhi hubungan interpersonal. Merasa Rendah Diri: Memendam perasaan membuat seseorang kehilangan kepercayaannya.

Baca Juga :  Dewan Harapkan Kesehatan Jadi Prioritas

Kesulitan Mengendalikan Emosi: Semakin sering seseorang memendam perasaannya, semakin sulit untuk mengendalikan emosinya. Emosi yang terpendam dapat meledak sewaktu-waktu dalam bentuk yang tidak terkendali.

Mengembangkan Coping Mechanism yang Tidak Sehat: Untuk mengatasi emosi yang terpendam, risiko untuk beralih kabur dari perasaan tersebut bisa menjurus ke arah penyalahgunaan zat, makan berlebih, atau perilaku kompulsif lainnya.

Cara Mengatasi Kebiasaan Memendam Perasaan

  1. Kenali dan terima emosi dengan mulai memeriksa perasaan Anda secara berkala.
  2. Berbicara dengan orang yang dipercaya untuk mengekspresikan emosi.
  3. Menuangkan perasaan dalam jurnal supaya emosi dapat tersalurkan.
  4. Lakukan aktivitas yang menyenangkan.
  5. Konsultasi dengan profesional untuk mendapatkan bantuan

Memendam perasaan bukanlah solusi yang baik. Dengan memahami dampaknya, terutama bagi kesehatan mental dan emosional, dan mengambil langkah-langkah yang tepat, kita dapat menjaga kesehatan diri dan membangun hubungan yang lebih sehat. (jpc)

DALAM kehidupan sehari-hari, kita sering dihadapkan pada berbagai emosi, baik positif maupun negatif. Namun, tidak semua orang terbiasa untuk mengekspresikan emosi tersebut.

Memendam perasaan, atau menahan diri untuk tidak mengungkapkan apa yang dirasakan, mungkin dianggap sebagai cara untuk menjaga sikap atau privasi.

Padahal, kebiasaan ini dapat berdampak buruk bagi kesehatan, terutama kesehatan mental dan emosional.

Dilansir dari Alodokter dan Hello Sehat, artikel ini membahas dampak psikologi ketika seseorang memendam perasaan. Mengapa Orang Memendam Perasaan?

Keputusan untuk memendam perasaan seringkali berakar pada rasa takut, terutama takut dihakimi, ditolak, atau dianggap lemah.

Kekhawatiran ini seringkali berasal dari pengalaman masa kecil, di mana ekspresi emosi mungkin mendapatkan respons negatif.

Misalnya, anak yang dimarahi atau diremehkan saat menunjukkan emosi tertentu, maka dari itu anak tersebut belajar untuk menekan emopsinya. Pengalaman traumatis, seperti kekerasan emosional atau pengabaian, juga membentuk pola ini.

Melansir Pafi Buleleng, norma sosial dan didikan keluarga yang kurang ekspresif juga berperan. Lingkungan yang menuntut individu untuk selalu terlihat kuat dan tegar menciptakan tekanan untuk menyembunyikan perasaan negatif.

Baca Juga :  Cegah Stunting pada 1000 Hari Pertama Kehidupan

Selain itu, keinginan untuk melindungi orang lain dari beban emosi dan kesulitan mengelola emosi juga menjadi faktor.

Seseorang mungkin merasa tidak ingin merepotkan orang lain atau merasa perasaannya tidak penting.

Kesulitan mengidentifikasi dan mengungkapkan emosi, juga berkontribusi pada kebiasaan memendam perasaan.

Singkatnya, ini adalah respons kompleks terhadap pengalaman, tekanan sosial, dan keterbatasan kemampuan diri.

Dampak Memendam Perasaan bagi Kesehatan Mental dan Emosional

Melansir Healthline, memendam perasaan secara terus menerus dapat menimbulkan berbagai dampak negatif bagi kesehatan mental dan emosional:

Stres dan Kecemasan: Emosi yang tidak diungkapkan menciptakan tekanan mental terus menerus, sehingga mengundang rasa cemas berlebih.

Depresi: Emosi negatif yang terpendam dapat menumpuk dan berujung pada depresi, ditandai dengan perasaan sedih berkepanjangan, putus asa, dan kehilangan minat.

Perubahan Mood yang Drastis: Orang yang memendam perasaan cenderung mengalami perubahan mood yang tiba-tiba, hal ini dapat mempengaruhi hubungan interpersonal. Merasa Rendah Diri: Memendam perasaan membuat seseorang kehilangan kepercayaannya.

Baca Juga :  Dewan Harapkan Kesehatan Jadi Prioritas

Kesulitan Mengendalikan Emosi: Semakin sering seseorang memendam perasaannya, semakin sulit untuk mengendalikan emosinya. Emosi yang terpendam dapat meledak sewaktu-waktu dalam bentuk yang tidak terkendali.

Mengembangkan Coping Mechanism yang Tidak Sehat: Untuk mengatasi emosi yang terpendam, risiko untuk beralih kabur dari perasaan tersebut bisa menjurus ke arah penyalahgunaan zat, makan berlebih, atau perilaku kompulsif lainnya.

Cara Mengatasi Kebiasaan Memendam Perasaan

  1. Kenali dan terima emosi dengan mulai memeriksa perasaan Anda secara berkala.
  2. Berbicara dengan orang yang dipercaya untuk mengekspresikan emosi.
  3. Menuangkan perasaan dalam jurnal supaya emosi dapat tersalurkan.
  4. Lakukan aktivitas yang menyenangkan.
  5. Konsultasi dengan profesional untuk mendapatkan bantuan

Memendam perasaan bukanlah solusi yang baik. Dengan memahami dampaknya, terutama bagi kesehatan mental dan emosional, dan mengambil langkah-langkah yang tepat, kita dapat menjaga kesehatan diri dan membangun hubungan yang lebih sehat. (jpc)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/