Jumat, November 22, 2024
31.2 C
Palangkaraya

Ini Tanda-Tanda Anak Kena Pneumonia

SAAT anak mengalami gangguan masalah pernapasan, jangan dianggap remeh, bisa jadi gejala pneumonia. Pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi penyebab kematian terbesar pada orang dewasa dan anak-anak. Usia bayi dan balita termasuk dalam kelompok yang rentan untuk terkena pneumonia.

 

Dokter Spesialis Anak dari Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) dr. Srisadono Fauzi Adiprabowo, Sp.A mengatakan keluarga berperan penting dalam menjaga kesehatan anak sebagai generasi penerus bangsa yang harus mendapat perlindungan dan hak kesehatannya termasuk stop pneumonia.

 

Ia juga mengungkapkan, pneumonia penyakit dengan angka penyebab kematian anak nomor 1 di dunia yang membunuh 1 juta anak tiap tahunnya. Setiap 1 menit, 2 balita meninggal (2500 jiwa per hari) disebabkan oleh pneumonia.

 

 

Penyebab

 

Pneumonia adalah infeksi akut pada jaringan paru. Salah satu penyebabnya adalah infeksi pneumokokus. Bakteri Streptococcus pneumoniae menjadi penyebab pneumonia bakterial paling sering terjadi pada anak-anak hingga menimbulkan gejala.

Baca Juga :  Masih Menyusui Lalu Hamil Lagi, Bumil Jangan Panik

 

Gejalanya, umumnya akan timbul demam, batuk, atau kesukaran bernapas yang ditandai dengan napas cepat. Anak dianggap napas cepat bila frekuensi hitungan napas: anak usia kurang 2 bulan = 60x/menit, usia 2-11 bulan= 50x/menit, dan usia 12-59 bulan= 40x/menit.

Dampak dari penyakit ini bervariasi mulai dari menyebabkan gangguan motorik, masalah perilaku, gangguan pendengaran, gangguan belajar, kejang, hidrosefalus, retardasi mental, dan kelumpuhan, hingga kematian. Anak-anak menjadi usia paling rentan menderita penyakit ini, diperkirakan sebanyak 81 persen kematian karena pneumonia terjadi pada anak <2 tahun.

 

“Hal ini, dapat disebabkan karena menurunnya antibodi yang berasal dari ibu, sistem imun yang imatur (belum matang), dan kolonisasi bakteri yang tinggi di hidung,” jelasnya dalam keterangan resmi.

 

Imunisasi Mencegah Pneumonia

 

Hal yang harus diperhatikan agar anak terlindungi dari pneumonia adalah udara yang bersih, makanan bergizi, imunisasi lengkap, diagnosis dini dan fasilitas kesehatan terjangkau. Kemudian untuk mencegah pneumonia yang disebabkan oleh bakteri adalah dengan imunisasi PCV. Imunisasi PCV lengkap diberikan kepada bayi pada usia 2, 4, 6, dan 12-15 bulan.

Baca Juga :  Cuaca Ekstrem, Masyarakat Diajak Menjaga Kesehatan

 

“Apabila imunisasi PCV terlambat dari jadwal yang direkomendasikan, silakan berkonsultasi langsung kepada Dokter Spesialis Anak untuk mendapat imunisasi PCV,” tambahnya.

 

Selain itu, merokok juga dapat menjadi pemicu pneumonia karena partikel rokok yang menempel pada mulut, wajah dan pakaian dapat membuat anak terpapar zat-zat berbahaya dari rokok. Orang tua yang merokok sebaiknya tidak merokok di rumah.

 

Sebelum berinteraksi dengan anak, pastikan sudah mandi, mencuci hidung, dan berganti pakaian. Terpenting, perlahan mengurangi kebiasaannya hingga nanti bisa bebas dari kecanduan rokok. Uang dari rokok bisa diganti untuk membeli bahan-bahan makanan bergizi” tegasnya. (jpc)

 

 

SAAT anak mengalami gangguan masalah pernapasan, jangan dianggap remeh, bisa jadi gejala pneumonia. Pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi penyebab kematian terbesar pada orang dewasa dan anak-anak. Usia bayi dan balita termasuk dalam kelompok yang rentan untuk terkena pneumonia.

 

Dokter Spesialis Anak dari Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) dr. Srisadono Fauzi Adiprabowo, Sp.A mengatakan keluarga berperan penting dalam menjaga kesehatan anak sebagai generasi penerus bangsa yang harus mendapat perlindungan dan hak kesehatannya termasuk stop pneumonia.

 

Ia juga mengungkapkan, pneumonia penyakit dengan angka penyebab kematian anak nomor 1 di dunia yang membunuh 1 juta anak tiap tahunnya. Setiap 1 menit, 2 balita meninggal (2500 jiwa per hari) disebabkan oleh pneumonia.

 

 

Penyebab

 

Pneumonia adalah infeksi akut pada jaringan paru. Salah satu penyebabnya adalah infeksi pneumokokus. Bakteri Streptococcus pneumoniae menjadi penyebab pneumonia bakterial paling sering terjadi pada anak-anak hingga menimbulkan gejala.

Baca Juga :  Masih Menyusui Lalu Hamil Lagi, Bumil Jangan Panik

 

Gejalanya, umumnya akan timbul demam, batuk, atau kesukaran bernapas yang ditandai dengan napas cepat. Anak dianggap napas cepat bila frekuensi hitungan napas: anak usia kurang 2 bulan = 60x/menit, usia 2-11 bulan= 50x/menit, dan usia 12-59 bulan= 40x/menit.

Dampak dari penyakit ini bervariasi mulai dari menyebabkan gangguan motorik, masalah perilaku, gangguan pendengaran, gangguan belajar, kejang, hidrosefalus, retardasi mental, dan kelumpuhan, hingga kematian. Anak-anak menjadi usia paling rentan menderita penyakit ini, diperkirakan sebanyak 81 persen kematian karena pneumonia terjadi pada anak <2 tahun.

 

“Hal ini, dapat disebabkan karena menurunnya antibodi yang berasal dari ibu, sistem imun yang imatur (belum matang), dan kolonisasi bakteri yang tinggi di hidung,” jelasnya dalam keterangan resmi.

 

Imunisasi Mencegah Pneumonia

 

Hal yang harus diperhatikan agar anak terlindungi dari pneumonia adalah udara yang bersih, makanan bergizi, imunisasi lengkap, diagnosis dini dan fasilitas kesehatan terjangkau. Kemudian untuk mencegah pneumonia yang disebabkan oleh bakteri adalah dengan imunisasi PCV. Imunisasi PCV lengkap diberikan kepada bayi pada usia 2, 4, 6, dan 12-15 bulan.

Baca Juga :  Cuaca Ekstrem, Masyarakat Diajak Menjaga Kesehatan

 

“Apabila imunisasi PCV terlambat dari jadwal yang direkomendasikan, silakan berkonsultasi langsung kepada Dokter Spesialis Anak untuk mendapat imunisasi PCV,” tambahnya.

 

Selain itu, merokok juga dapat menjadi pemicu pneumonia karena partikel rokok yang menempel pada mulut, wajah dan pakaian dapat membuat anak terpapar zat-zat berbahaya dari rokok. Orang tua yang merokok sebaiknya tidak merokok di rumah.

 

Sebelum berinteraksi dengan anak, pastikan sudah mandi, mencuci hidung, dan berganti pakaian. Terpenting, perlahan mengurangi kebiasaannya hingga nanti bisa bebas dari kecanduan rokok. Uang dari rokok bisa diganti untuk membeli bahan-bahan makanan bergizi” tegasnya. (jpc)

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/