Jumat, November 22, 2024
24.1 C
Palangkaraya

Mengenal Kemantian Jantung Mendadak: Apa yang Bisa Kita Lakukan ?

Oleh: dr. Rosavelina Sintaasih Budihardjo

(Penulis adalah pegawai di BLUD RSUD Pulang Pisau)

BEBERAPA waktu terakhir sering sekali kita melihat ada berbagai macam kasus kematian mendadak yang kejadiannya semakin sering terjadi di lingkungan masyarakat. Mulai dari atlet bulu tangkis berusia 17 tahun yang tiba – tiba tidak sadarkan diri saat sedang bertanding, pengendara mobil yang tiba – tiba kehilangan kesadaran saat sedang menyetir, atau bahkan yang paling terbaru artis papan atas yang saat ini aktif bekerja sebagai dosen kehilangan kesadaran saat sedang duduk di meja kerjanya.

Tentu hal ini menjadi kekhawatiran bagi banyak orang, apalagi menurut riwayatnya orang – orang ini adalah pribadi yang menjaga kesehatan dan tidak ada riwayat penyakit tertentu. Itu berarti kematian jantung mendadak bisa terjadi pada siapa saja, lalu bagaimana kita bisa mencegahnya?

Mari kita mengenal lebih jauh tentang Kematian Jantung Mendadak (KJM) atau yang lebih sering disebut dengan angin duduk di masyarakat. KJM merupakan kematian tidak terduga dan bersifat mendadak yang terjadi dalam waktu kurang dari satu jam setelah timbul gejala dan disebabkan oleh penyakit jantung atau dimana 24 jam sebelumnya orang tersebut masih terlihat sehat.

Ada berbagai macam penyebab henti jantung, dimana 75% diantaranya disebabkan oleh penyakit jantung koroner (PJK) yang seringnya terjadi bukan secara mendadak melainkan karena memiliki berbagai faktor risiko seperti tekanan darah tinggi, merokok, makan yang tidak terkontrol, obesitas, serta aktivitas fisik yang tidak sesuai, kemudian diikuti dengan penyakit kardiomiopati non – iskemik yaitu kelainan otot jantung sehingga fungsi pompa jantung terganggu, serta sindrom kematian mendadak yang bersifat genetik sehingga fungsi kelistrikan jantung terganggu.

Baca Juga :  Ciptakan Inovasi, Capai Eliminasi, Wujudkan Indonesia Bebas Malaria

Dari berbagai kemungkinan penyebab KJM ini yang dapat kita lakukan secara efektif adalah melakukan kegiatan pencegahan dan diagnosis awal jika dicurigai adanya kecenderungan menderita penyakit jantung.

Pemerintah secara aktif mengajak kita untuk lebih peduli dengan kesehatan diri sendiri dengan menerapkan perilaku CERDIK bagi yang sehat dan PATUH bagi penyandang penyakit jantung dan penyakit tidak menular lainnya.

Perilaku CERDIK antara lain:

  • Cek kesehatan secara teratur
  • Enyahkan asap rokok
  • Rajin berolahraga
  • Diet yang seimbang
  • Istirahat yang cukup
  • Kelola stress dengan baik

Dengan menerapkan pola hidup ini harapannya dapat menurunkan risiko terjadinya kematian mendadak di masyarakat, lalu bagi masyarakat yang memang sudah memiliki keluhan agar rajin kontrol dan minum obat dengan PATUH:

  • Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter
  • Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur
  • Tetap diet dengan gizi seimbang
  • Upayakan aktivitas fisik dengan aman
  • Hindari asap rokok, alkohol, dan zat karsinogenik

Selain itu, penting bagi masyarakat untuk MENARI (Meraba Nadi Sendiri) yang dilakukan setiap pagi setelah bangun atau jika ada keluhan berdebar dengan cara:

  • Genggam pergelangan tangan anda
  • Rabalah dengan jari telunjuk, tengah, dan manis tonjolan tulang di bagian bawah pangkal ibu jari
  • Tekan perlahan dan rasakan denyutan nadi dibawah jadi, kemudian hitung selama 30 detik, hasilnya dikali 2
  • Saat tidak beraktivitas, jika denyut nadi anda tidak teratur, atau jumlah denyut nadi kurang dari 60 atau lebih dari 100 waspadai adanya gangguan irama jantung (dapat segera menghubungi tenaga medis terdekat jika ragu – ragu atau ada keluhan).
Baca Juga :  Sayangi Kesehatan Jantung, Setop Merokok dan Rajin Berolahraga

Menerapkan gaya hidup CERDIK dan PATUH dan diimbangi dengan MENARI tidak ada ruginya bagi kita, oleh karena itu diharapkan masyarakat dapat semakin memperhatikan kesehatan diri sendiri dan orang – orang di lingkungan sekitar. Jika ada yang merasa dada berdebar berlebihan, rasa sesak atau tidak nyaman pada dada yang berkelanjutan, atau badan terasa lemas jangan dianggap sepele. Ingat mencegah lebih baik daripada mengobati. (*)

Sumber:

Yuniadi, Yoga. 2009. Kematian Jantung Mendadak di Indonesia. Jurnal Kardiologi Indonesia: Vol. 30, No. 3

Yow AG, Rajasurya V, Ahmed I, et al. Sudden Cardiac Death. [Updated 2024 Mar 16]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-. Available from:  ttps://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK507854/

KEMENKES. 2024. Cara MENARI (MEraba NAdi sendiRI). Available from: https://p2ptm.kemkes.go.id/

KEMENKES. 2023. Penanganan Hipertensi dengan Perilaku CERDIK dan PATUH. Available from: https://yankes.kemkes.go.id/

Oleh: dr. Rosavelina Sintaasih Budihardjo

(Penulis adalah pegawai di BLUD RSUD Pulang Pisau)

BEBERAPA waktu terakhir sering sekali kita melihat ada berbagai macam kasus kematian mendadak yang kejadiannya semakin sering terjadi di lingkungan masyarakat. Mulai dari atlet bulu tangkis berusia 17 tahun yang tiba – tiba tidak sadarkan diri saat sedang bertanding, pengendara mobil yang tiba – tiba kehilangan kesadaran saat sedang menyetir, atau bahkan yang paling terbaru artis papan atas yang saat ini aktif bekerja sebagai dosen kehilangan kesadaran saat sedang duduk di meja kerjanya.

Tentu hal ini menjadi kekhawatiran bagi banyak orang, apalagi menurut riwayatnya orang – orang ini adalah pribadi yang menjaga kesehatan dan tidak ada riwayat penyakit tertentu. Itu berarti kematian jantung mendadak bisa terjadi pada siapa saja, lalu bagaimana kita bisa mencegahnya?

Mari kita mengenal lebih jauh tentang Kematian Jantung Mendadak (KJM) atau yang lebih sering disebut dengan angin duduk di masyarakat. KJM merupakan kematian tidak terduga dan bersifat mendadak yang terjadi dalam waktu kurang dari satu jam setelah timbul gejala dan disebabkan oleh penyakit jantung atau dimana 24 jam sebelumnya orang tersebut masih terlihat sehat.

Ada berbagai macam penyebab henti jantung, dimana 75% diantaranya disebabkan oleh penyakit jantung koroner (PJK) yang seringnya terjadi bukan secara mendadak melainkan karena memiliki berbagai faktor risiko seperti tekanan darah tinggi, merokok, makan yang tidak terkontrol, obesitas, serta aktivitas fisik yang tidak sesuai, kemudian diikuti dengan penyakit kardiomiopati non – iskemik yaitu kelainan otot jantung sehingga fungsi pompa jantung terganggu, serta sindrom kematian mendadak yang bersifat genetik sehingga fungsi kelistrikan jantung terganggu.

Baca Juga :  Ciptakan Inovasi, Capai Eliminasi, Wujudkan Indonesia Bebas Malaria

Dari berbagai kemungkinan penyebab KJM ini yang dapat kita lakukan secara efektif adalah melakukan kegiatan pencegahan dan diagnosis awal jika dicurigai adanya kecenderungan menderita penyakit jantung.

Pemerintah secara aktif mengajak kita untuk lebih peduli dengan kesehatan diri sendiri dengan menerapkan perilaku CERDIK bagi yang sehat dan PATUH bagi penyandang penyakit jantung dan penyakit tidak menular lainnya.

Perilaku CERDIK antara lain:

  • Cek kesehatan secara teratur
  • Enyahkan asap rokok
  • Rajin berolahraga
  • Diet yang seimbang
  • Istirahat yang cukup
  • Kelola stress dengan baik

Dengan menerapkan pola hidup ini harapannya dapat menurunkan risiko terjadinya kematian mendadak di masyarakat, lalu bagi masyarakat yang memang sudah memiliki keluhan agar rajin kontrol dan minum obat dengan PATUH:

  • Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter
  • Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur
  • Tetap diet dengan gizi seimbang
  • Upayakan aktivitas fisik dengan aman
  • Hindari asap rokok, alkohol, dan zat karsinogenik

Selain itu, penting bagi masyarakat untuk MENARI (Meraba Nadi Sendiri) yang dilakukan setiap pagi setelah bangun atau jika ada keluhan berdebar dengan cara:

  • Genggam pergelangan tangan anda
  • Rabalah dengan jari telunjuk, tengah, dan manis tonjolan tulang di bagian bawah pangkal ibu jari
  • Tekan perlahan dan rasakan denyutan nadi dibawah jadi, kemudian hitung selama 30 detik, hasilnya dikali 2
  • Saat tidak beraktivitas, jika denyut nadi anda tidak teratur, atau jumlah denyut nadi kurang dari 60 atau lebih dari 100 waspadai adanya gangguan irama jantung (dapat segera menghubungi tenaga medis terdekat jika ragu – ragu atau ada keluhan).
Baca Juga :  Sayangi Kesehatan Jantung, Setop Merokok dan Rajin Berolahraga

Menerapkan gaya hidup CERDIK dan PATUH dan diimbangi dengan MENARI tidak ada ruginya bagi kita, oleh karena itu diharapkan masyarakat dapat semakin memperhatikan kesehatan diri sendiri dan orang – orang di lingkungan sekitar. Jika ada yang merasa dada berdebar berlebihan, rasa sesak atau tidak nyaman pada dada yang berkelanjutan, atau badan terasa lemas jangan dianggap sepele. Ingat mencegah lebih baik daripada mengobati. (*)

Sumber:

Yuniadi, Yoga. 2009. Kematian Jantung Mendadak di Indonesia. Jurnal Kardiologi Indonesia: Vol. 30, No. 3

Yow AG, Rajasurya V, Ahmed I, et al. Sudden Cardiac Death. [Updated 2024 Mar 16]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-. Available from:  ttps://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK507854/

KEMENKES. 2024. Cara MENARI (MEraba NAdi sendiRI). Available from: https://p2ptm.kemkes.go.id/

KEMENKES. 2023. Penanganan Hipertensi dengan Perilaku CERDIK dan PATUH. Available from: https://yankes.kemkes.go.id/

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/