Site icon KaltengPos

300 Kucing Mendadak Mati

ILUSTRASI: Warga Kota Palangka Raya sering menitipkan kucingnya ke tempat penitipan jika sedang libur panjang, belum lama ini

SEBANYAK 300 ribu kucing di Kepulauan Siprus, dikabarkan mati mendadak secara massal beberapa waktu lalu. Sejumlah ahli menyebut, kucingkucing malang itu mati karena penyakit peritonitis infeksius kucing (FIP), yang diketahui merupakan jenis varian virus corona.

Ratusan ribu kucing yang tewas itu sebelumnya mengalami gejala seperti demam, pembengkakan perut, kehilangan energi, dan memicu respon bertengkar dengan kucing lain.

Dillansir dari Telegraph, Danièlle Gunn-Moore, seorang Spesialis Kedokteran Kucing di University of Edinburgh, mengatakan bahwa pemerintah setempat sekarang tengah menyusun regulasi penanganan wabah FIP.

Selain itu, mereka juga sudah menggalakkan aturan agar tidak ada kucing yang keluar dari wilayah tersebut, kecuali telah terkonfirmasi negatif. Lantas, seperti apa gambaran penyakit FIP pada kucing ini? Berikut ulasannya, dirangkum dari berbagai sumber.

Peritonitis Infeksius Kucing (FIP)

FIP yang menyerang kucing muncul karena adanya infeksi yang berasal dari Feline Coronavirus (FCoV). Meski namanya persis dengan virus Corona yang menyerang manusia, namun virus Corona pada kucing ini berbeda.

Infeksi virus corona yang ditimbulkan ini, akan membuat kucing mengalami radang pada peritoneum, selaput dinding pada organ dalam perut. Sehingga FIP tergolong penyakit berbahaya yang memiliki potensi kematian tinggi.

Selain pada kucing, infeksi virus corona juga bisa menyerang pada hewan lain, seperti burung yang mengalami bronkitis infeksius dan babi yang mengalami gastroenteritis.

Menular Lewat Kotoran

Penularan yang paling utama dan kemungkinan besar terjadi adalah lewat kotoran kucing. Biasanya, kucingkucing yang hidup berkelompok akan lebih rentan tertular.

Namun, penyakit ini tidak menular lewat air liur atau air minum yang diminum satu wadah bersama-sama. Kendati begitu, penularan pada kucing tetap perlu diwaspadai.

Pasalnya, jika ada kucing sehat yang menjilat kakinya dan kakinya baru saja menyentuh atau menginjak kotak kotoran kucing yang terinfeksi, maka sudah dipastikan akan tertular.

Selain lewat kotoran, FIP juga bisa menular lewat hubungan ibu kucing dan anak kucing yang dilahirkannya. Selain karena hubungan darah, bayi kucing dan kucing muda juga rentan tertular. Diketahui, 70 persen kucing yang terinfeksi FIP berusia 1,5 tahun dan 50 persen berusia kurang dari tujuh bulan.

Gejala FIP

Seperti yang disebutkan sebelumnya, umumnya kucing yang terinfeksi FIP akan mengalami gangguan pernapasan ringan, seperti bersin, mata berari, dan lender hidung yang tak habis-habis.

Kemudian juga diare, kehilangan nafsu makan, berat badan berkurang, depresi, bulu menjadi kasar, anemia dan demam.

Gejala-gejala tersebut lebih sering muncul atau terjadi secara mendadak dalam beberapa pekan, hingga akhirnya kucing tersebut mati.

Bentuk FIP

FIP pada kucing, dapat dikenali dengan dua rupa, yakni basah dan kering. FIP basah bersifat lebih ganas dan mematikan daripada FIP kering.

Meski demikian, tidak sedikit kucing yang terinfeksi FIP basah juga bisa berubah menjadi FIP kering, begitupun sebaliknya.

Cara Mencegah

Cara paling mudah yang bisa dilakukan untuk mencegah muncul dan menularnya FIP, adalah dengan menjaga kebersihan kandang kucing.

Baik kotak kotoran maupun kotak makan dan minum, baiknya dipisah dengan jarak yang cukup jauh. Selain itu, bila perlu, kucingkucing dikelompokkan menjadi beberapa ruangan atau kandang.

Kemudian, penting juga untuk rutin membersihkan dan mencuci kotak kotoran dan makanan minuman kucing. Mencucinya pun harus benar-benar bersih, menggunakan sabun, deterjen, disinfektan, atau bahan pembersih lainnya.

Lalu yang terpenting, adalah asupan makanan kucing yang perlu diperhatikan. Pastikan kucingkucing menerima makanan yang bernutrisi bagi kesehatan mereka.(jpc)

 

Exit mobile version