SAMPIT-Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) H Rudianur sangat mendukung upaya pemerintah daerah untuk menurunkan angka stunting. Karena menurut informasi, angka stunting saat ini masih cukup tinggi. Hal ini yang menjadi perhatian serius DPRD Kotim agar stunting di daerah ini bisa ditekan.
“Kami sangat mendukung upaya pemerintah daerah dalam menurunkan angka stunting di Kabupaten Kotim ini. Apalagi saat ini, angka stunting masih tinggi. Maka dari itu, perlu penanganan secara terintegrasi dan sangat perlu melibatkan lintas instansi maupun pihak swasta,” kata Rudianur usai menghadiri rembung stunting, Rabu (1/9).
Dia juga mendorong perusahaan besar swasta (PBS) yang berinvestasi di Kotim turut membantu pemerintah daerah dalam menekan angka stunting yang saat ini dinilai masih tinggi, dengan cara memberikan bantuan gizi baik kepada anak-anak yang mengalami stunting ataupun kepada ibu yang sedang hamil.
“Saya mendorong kepada PBS yang ada di daerah ini agar dapat membantu. Karena dengan situasi keuangan daerah yang saat ini merosot, maka bagaimana caranya agar pihak PBS, terutama perkebunan kelapa sawit yang besar-besar bisa membantu, agar angka stunting dapat menurun,” harap Rudianur.
Politikus Partai Golkar ini juga mengatakan, saat ini hanya dua perusahaan perkebunan kelapa sawit yang sudah membantu penanggulangan stunting. Hal ini bisa menjadi contoh bagi perusahan lainnya agar dapat memberikan bantuan melalui penyaluran program Corporate Social Responsibility (CSR).
“Dengan adanya program CSR di setiap perusahaan, maka perusahaan juga harus memetakan daerah mana yang ada kasus stunting. Jadi harus mendata masyarakat yang terkena stunting terlebih dahulu, dan kalau bisa bentuk bantuan itu berupa gizi. Karena stunting itu ada yang disebabkan kurangnya gizi terhadap anak, serta susu untuk para ibu yang sedang hamil,”ujar Rudianur.
Ia menilai, selama ini pemerintah daerah sudah cukup bagus dalam menangani kasus stunting. Bahkan sudah turun beberapa persen. Pihaknya berharap, program yang digagas oleh setiap desa, kelurahan, kecamatan dan kabupaten dalam menangani stunting bisa berjalan dengan baik dan sesuai target yang diharapkan.
“Kami berharap penanganan stunting, baik melalui instansi maupun pihak swasta bisa tercapai sesuai program yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Kotim, dengan tujuan agar angka stunting dapat mencapai target. Saya juga mengajak ibu-ibu untuk ikut memantau perkembangan tumbuh kembang anaknya hingga 1.000 hari pertama dengan asupan gizi cukup dan seimbang, sehingga anaknya tidak mengalami stunting,” harapnya. (bah/ens)
Minta PBS Ikut Bantu Tangani Stunting
SAMPIT-Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) H Rudianur sangat mendukung upaya pemerintah daerah untuk menurunkan angka stunting. Karena menurut informasi, angka stunting saat ini masih cukup tinggi. Hal ini yang menjadi perhatian serius DPRD Kotim agar stunting di daerah ini bisa ditekan.
“Kami sangat mendukung upaya pemerintah daerah dalam menurunkan angka stunting di Kabupaten Kotim ini. Apalagi saat ini, angka stunting masih tinggi. Maka dari itu, perlu penanganan secara terintegrasi dan sangat perlu melibatkan lintas instansi maupun pihak swasta,” kata Rudianur usai menghadiri rembung stunting, Rabu (1/9).
Dia juga mendorong perusahaan besar swasta (PBS) yang berinvestasi di Kotim turut membantu pemerintah daerah dalam menekan angka stunting yang saat ini dinilai masih tinggi, dengan cara memberikan bantuan gizi baik kepada anak-anak yang mengalami stunting ataupun kepada ibu yang sedang hamil.
“Saya mendorong kepada PBS yang ada di daerah ini agar dapat membantu. Karena dengan situasi keuangan daerah yang saat ini merosot, maka bagaimana caranya agar pihak PBS, terutama perkebunan kelapa sawit yang besar-besar bisa membantu, agar angka stunting dapat menurun,” harap Rudianur.
Politikus Partai Golkar ini juga mengatakan, saat ini hanya dua perusahaan perkebunan kelapa sawit yang sudah membantu penanggulangan stunting. Hal ini bisa menjadi contoh bagi perusahan lainnya agar dapat memberikan bantuan melalui penyaluran program Corporate Social Responsibility (CSR).
“Dengan adanya program CSR di setiap perusahaan, maka perusahaan juga harus memetakan daerah mana yang ada kasus stunting. Jadi harus mendata masyarakat yang terkena stunting terlebih dahulu, dan kalau bisa bentuk bantuan itu berupa gizi. Karena stunting itu ada yang disebabkan kurangnya gizi terhadap anak, serta susu untuk para ibu yang sedang hamil,”ujar Rudianur.
Ia menilai, selama ini pemerintah daerah sudah cukup bagus dalam menangani kasus stunting. Bahkan sudah turun beberapa persen. Pihaknya berharap, program yang digagas oleh setiap desa, kelurahan, kecamatan dan kabupaten dalam menangani stunting bisa berjalan dengan baik dan sesuai target yang diharapkan.
“Kami berharap penanganan stunting, baik melalui instansi maupun pihak swasta bisa tercapai sesuai program yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Kotim, dengan tujuan agar angka stunting dapat mencapai target. Saya juga mengajak ibu-ibu untuk ikut memantau perkembangan tumbuh kembang anaknya hingga 1.000 hari pertama dengan asupan gizi cukup dan seimbang, sehingga anaknya tidak mengalami stunting,” harapnya. (bah/ens)