PALANGKA RAYA-Komunitas dan para pecinta kamera di Palangka Raya kembali menggelar pelatihan bersama. Kali ini, dengan tema “Silaturasa Visual” menyajikan dua pemateri nasional.
Supyan Hadi alias Cak Ncop dan Nurpinto Hadi atau karib disapa Om Pinto. Selama tiga hari, peserta disuguhi Digital Imaging dan Artificial Inteligence (AI), dasar fotografi, hingga hunting bareng dan mempresentasikan hasilnya.
Silaturasa Visual dihelat Komunitas Hitam Putih Borneo (HPB), Dewan Pimpinan Wilayah Komite Seni Budaya Nusantara (DPW KSBN) Kalteng, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kalteng, di Eltipark Palangka Raya, 29 November sampai 1 Desember.
Saat membuka kegiatan, Kepala Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Disbudpar Kalteng Agung Catur Prabowo menuturkan, fotografi merupakan salah satu dari 17 subsektor ekonomi kreatif di Indonesia, bersanding dengan subsektor lain, salah satunya Desain Komunikasi Visual (DKV) atau Deskomvis.
Oleh sebab itu, kata Agung, sudah menjadi tanggung jawab pemerintah bersama masyarakat, untuk memelihara dan mengembangkan ekonomi kreatif berbasis komunikasi visual dan fotografi.
Tentunya, pemerintah memberikan apresiasi dan pembinaan terhadap para pekerja visual melalui kegiatan workshop photography & digital imaging ‘Silaturasa Visual’ kali ini.
“Harapan bersama, kegiatan semacam ini menghasilkan peningkatan kreatifitas para seniman. Saya menyampaikan ucapan terima kasih dan selamat berkarya kepada seluruh peserta,” tuturnya.
Tak kalah menarik, di penghujung kegiatan, saat peserta presentasi foto, dirangkai juga presentasi tugas akhir siswa Kelas Foto Borneo (KFB) angkatan ke-7.
“Terima kasih kepada Disbudpar Kalteng dan KSBN Kalteng, yang telah memfasilitasi kegiatan kita kali ini. Semoga bermanfaat dan berlanjut di lain waktu, mengingat antusias teman-teman pecinta kamera sangat banyak yang ingin gabung kegiatan,” kata Ketua HPB Octa Wahyu, Sabtu (30/11/2024).
Selama tiga hari, tak hanya mendapat teori digital imaging dan fotografi, peserta langsung praktik.
Sesi yang paling dinanti, hunting atau membuat gambar melalui AI dipadu dengan foto. Begitu juga motret makanan atau produk, pictorial hingga foto naratif.
Tak ayal, sudah seperti lazimnya, peserta yang ikut berasal dari berbagai kalangan mulai dari siswa SMA, mahasiswa, ASN, wiraswasta, UMKM, NGO, tenaga pendidik, jurnalis, anggota Polri, tenaga medis dan sebagainya.
“Ya kami mohon maaf atas terbatasnya kuota peserta, semoga kita segera bisa menggelar kegiatan serupa, semakin sering seiring terus meningkatknya minat di dunia fotografi, videografi ataupun visualisasi,” ucap ketua pelaksana kegiatan tersebut. (*/ram)