SAMPIT– Banyaknya perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah (Kalteng) umumnya, nampaknya tidak hanya memberikan dampak bagi ekonomi daerah. Luas lahan sawit yang lebih dari 500 ribu hektare di Kotim dan lebih 1 juta di Kalteng keseluruhan itu juga memberikan dampak positif bagi masyarakat lokal.
Wakil Ketua V Dewan Adat Dayak (DAD) Kabupaten Kotim, Gahara, menjelaskan investasi sawit membuat akses jalan ke desa-desa yang sulit dijangkau bisa terhubung. Selain itu, hadirnya perkebunan kelapa sawit juga menambah lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat.
“Kita tidak bisa pungkiri hadirnya investasi sawit berdampak positif. Seperti akses jalan dari desa ke desa bisa terhubung. Masyarakat adat dan warga sekitar juga berkesempatan untuk menjadi karyawan,” ujarnya, Jum’at (29/11/2024).
Selain itu, Corporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan juga memberikan dampak positif.
Meskipun belum merata, dana CSR terbukti memberikan dampak yang dapat dirasakan masyarakat sekitar.
Ia mengakui, sebagian besar perusahaan sawit memberikan dampak yang positif bagi masyarakat.
“Kalau dana CSR memang sulit kita lihat. Memang ada sebagian di beberapa wilayah, namun masih belum maksimal kelihatannya,” jelasnya.
Ia berharap, ke depan dampak yang lebih baik bisa dirasakan oleh masyarakat. Terlebih lagi sudah ada regulasi yang mengatur terkait hal tersebut.
Perusahaan sawit yang merupakan salah satu penyokong ekonomi nasional harus bisa berdampingan dengan masyarakat.
“Lembaga adat di wilayah masing-masing harus andil untuk memastikan partisipasi perusahaan sekitar untuk memberikan manfaat bagi masyarakat adat,” bebernya.
Ia juga berharap, perusahaan sawit bisa menaati aturan dan hak kewajibannya. Sehingga berbagai persoalan bisa dihindari.
“Masalah adat penting sekali untuk kamtibmas. Hak-hak masyarakat seperti CSR 20 persen harus terpenuhi,” tandasnya.(mif/ram)