Waspadai Pohon Tumbang dan Gelombang
PALANGKA RAYA-Meski masih musim kemarau, tapi beberapa hari terakhir Kota Palangka Raya sering turun hujan disertai angin kencang. Akibatnya, pohon tua dan besar di pinggir Jalan Adonis Samad patah dan menutup badan jalan pada Minggu (22/8) sore. Kejadian tersebut langsung direspons anggota Emergency Response Palangka Raya (ERP) yang langsung ke lokasi membantu memotong dahan pohon yang menutupi jalan arah masuk ke Bandara Tjilik Riwut.
“Kami dapat laporan dari masyarakat bahwa ada pohon cukup besar patah saat hujan dan angin kencang. Kami langsung ke lokasi dan membantu memotong dahannya agar tidak menutup jalan yang nanti berakibat mengganggu arus lalu lintas,” ungkap Jean Steve melalui penanggung jawab lapangan, Alvin Marcelino.
Sementara itu, Djakar, pemilik warung dekat pohon tumbang mengatakan, sebelum pohon tersebut patah ke jalan raya saat itu sedang hujan dan angin kencang. Dia mengaku kaget mendengar ada suara pohon patah dan mengira pohon tersebut menimpa warungnya.
“Saat itu saya di dalam warung, dan mendengar bunyi kayu patah. Saya takut menimpa warung. Ternyata pohon patah ke arah jalan bahkan menimpa mobil yang lewat, tapi ga rusak parah cuma dibagian atap mobil aja yang rusak karena dihantam pohon,” beber Djakar.
Dirinya berharap petugas terkait bisa memonitoring pohon-pohon di sepanjang jalan itu karena banyak pohon besar ada di pinggir jalan. “Banyak di sepanjang jalan ini pohon besar, takutnya ya roboh atau patah aja. Apalagi kena kendaraan, mudahan ada pihak terkait bisa rutin mengecek pohon-pohon di sekitar jalan ini,” tutupnya.
Mengenai seringnya hujan akhir-akhir ini, yang membuat cuaca di Kalteng, khususnya Palangka Raya serasa musim hujan, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Palangka Raya menjelaskan bahwa itu disebabkan Sirkulasi Eddy. Bahkan, BMKG memperkirakan dalam beberapa hari ke depan potensi hujan akan merata di seluruh wilayah Kalteng.. Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai angin kencang dan petir ini di perkirakan berlangsung selama satu minggu.
BMKG menjelaskan, hujan yang terjadi akhir-akhir ini timbul dikarenakan adanya kondisi kelembapan udara basah dan munculnya pusaran angin tertutup atau dikenal dengan sebutan sirkulasi Eddy di wilayah Kalimantan.
“Sirkulasi Eddy ini menyebabkan banyaknya awan yang terbentuk di wilayah Kalimantan,” ujar Prakirawan Cuaca yang bertugas di Stasiun BMKG Palangka Raya, Ika Friti kepada Kalteng Pos, Minggu (22/8).
Selain itu, lanjutnya, akibat sirkulasi angin tertutup (Eddy) ini, juga menyebabkan terbentuknya wilayah pertemuan angin atau massa udara yang mendorong awan konvektif seperti awan kumulonimbus yang sering menimbulkan hujan lebat, petir dan angin kencang di atas wilayah Kalteng. Sirkulasi Eddy tersebut juga berpengaruh terhadap tinggi gelombang laut yang diperkirakan mencapai dua meter.
Ika mengungkapkan, meskipun terjadi hujan, tetapi sebenarnya Kalteng sendiri masih musim kemarau. “Kondisi belum masuk musim hujan. Kondisi di beberapa hari terakhir ini memang curah hujan cukup merata dikarenakan kondisi parameter cuaca yang sudah dijelaskan tadi,” ungkapnya.
Ika mengimbau agar seluruh masyarakat tetap mewaspadai potensi bahaya terjadinya hujan yang disertai petir dan angin kencang yang terjadi di seluruh wilayah Kalteng saat ini. “Untuk masyarakat yang tinggal di pesisir perairan selatan Kalteng juga diharapkan mewaspadai potensi tinggi gelombang yang mencapai dua meter. Jadi harap berhati-hati saat beraktivitas di laut,” pungkasnya.(ena/sja/uni)