Rabu, Maret 26, 2025
28.5 C
Palangkaraya

Banjir Melanda Kalteng Selama Maret 2025, 54.901 Jiwa Terdampak

PALANGKA RAYA-Bencana banjir melanda sejumlah wilayah di Kalimantan Tengah (Kalteng). Berdasarkan data terbaru Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB), per 22 Maret 2025, banjir masih menggenangi 7 kabupaten, dengan total 54.901 jiwa terdampak.

Selain itu, 11.787 rumah terendam, dan 4 warga terpaksa mengungsi.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPB-PK) Provinsi Kalteng Alpius Patanan mengungkapkan, banjir merendam berbagai daerah dengan ketinggian bervariasi, mulai dari 10 cm hingga 300 cm.

Di Kabupaten Barito Selatan, banjir melanda 1 kecamatan dan 2 desa, yaitu Desa Mahajandau dan Desa Sungai Jaya, dengan ketinggian air mencapai 25 cm, 2.661 jiwa terdampak, dan 7 fasilitas umum terendam.

Kabupaten Katingan mengalami kondisi lebih parah, dengan 2 kecamatan dan 14 desa terendam hingga setinggi 80 cm.

Di Kabupaten Pulang Pisau, banjir merendam 2 kecamatan dan 4 desa, dengan ketinggian air 60 cm. Dampaknya dirasakan oleh 1.578 jiwa, menggenangi 605 rumah dan 68 fasilitas umum.

Sementara itu, di Kabupaten Murung Raya, ada 2 kecamatan terdampak bencana alam ini, dengan ketinggian air berkisar 30-50 cm.

Di Kabupaten Barito Utara, banjir terjadi di Kecamatan Teweh Tengah serta dua desa, yaitu Melayu dan Lanjas. Ketinggian air bervariasi antara 10-30 cm, serta merendam 3 fasilitas umum.

Kondisi paling parah terjadi di Kota Palangka Raya dan Kabupaten Kapuas. Di Palangka Raya, 4 kecamatan dan 16 desa terdampak banjir, dengan ketinggian air mencapai 205 cm.

Baca Juga :  Ketinggian Air di Jalan Kasongan-Kereng Pangi Sudah Sepinggang, Kapolres Minta Pengendara Tak Melintas

Sebanyak 21.097 jiwa terdampak, 4 warga mengungsi, serta 80 fasilitas umum dan 3.892 rumah terendam. Pemerintah setempat telah mendirikan 2 posko kesehatan, 1 tenda pengungsian, 7 gedung pengungsi, dan 1 MCK darurat.

Sementara itu, Kabupaten Kapuas merupakan wilayah dengan banjir terluas. Mencakup 5 kecamatan dan 58 desa terendam. Ketinggian air mencapai 300 cm, menyebabkan 29.565 jiwa terdampak, 280 fasilitas umum rusak, dan 7.290 rumah terendam.

“Di wilayah Kapuas, banjir makin meluas karena aliran air dari hulu terus bergerak ke hilir,” jelas Alpius Patanan, Minggu (23/3/2025).

Pemerintah Provinsi Kalteng terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk menyalurkan bantuan kepada warga terdampak. Tim SAR, BPBD, dan relawan telah dikerahkan untuk membantu evakuasi.

Masyarakat di daerah rawan banjir diimbau untuk tetap waspada, mengingat potensi curah hujan tinggi dalam beberapa hari ke depan. Pemerintah juga mengingatkan warga untuk segera mengungsi jika kondisi air makin membahayakan keselamatan.

 

Sementara itu, banjir masih merendam sejumlah wilayah di Kota Palangka Raya, seperti Flamboyan Bawah dan Mendawai, meski kondisi air di beberapa titik lokasi mulai surut.

Berdasarkan pantauan Kalteng Pos, genangan air masih terlihat di beberapa ruas jalan dan permukiman, terutama di Flamboyan Bawah.

Pak Muslih, warga Flamboyan Bawah, mengatakan kondisi banjir di wilayah tempat tinggalnya itu belum menunjukkan tanda-tanda surut atau naik.

Baca Juga :  Ketua Komisi Kejaksaan RI Terima Gelar Kehormatan dari DAD Kalteng

“Kemarin sempat naik, tetapi tidak sampai masuk rumah. Kalau sekarang masih sama saja, belum ada perubahan. Di beberapa rumah, air masuk sampai teras, tetapi kebanyakan masih di bawah rumah,” bebernya, Minggu (23/3/2025).

Menurutnya, ruas jalan yang terdampak banjir di Flamboyan Bawah tidak terlalu banyak, hanya sekitar dua hingga tiga jalan. Meski demikian, aktivitas warga masih normal karena sudah terbiasa dengan kondisi banjir.

“Yang jalannya masih dari kayu mungkin rembes, tetapi kalau yang beton masih aman, hanya di jalan masuk menuju Flamboyan yang tergenang, itu pun hanya setinggi mata kaki,” tambahnya.

Sementara itu, kondisi di Mendawai mulai membaik. Salah satu warga setempat, Pak Ardi, mengatakan banjir di wilayahnya sudah mulai surut sedikit demi sedikit sejak Kamis lalu. Meski demikian, sepeda motor ataupun mobil belum bisa masuk terlalu dalam.

“Minggu kemarin air sempat naik, lumayan tinggi, tetapi sekarang sudah mulai turun, tetapi kalau masuk ke dalam lagi, genangan air masih sedengkul atau setengah betis, terutama di daerah menuju Jalan Anoi,” ungkapnya.

Berdasarkan pantauan Kalteng Pos, aktivitas masyarakat di Mendawai tetap normal. Sejumlah warung dibuka dan masyarakat tetap beraktivitas, meski harus berjalan kaki melewati genangan air. Hingga saat ini, masyarakat kota masih menunggu perkembangan kondisi banjir. Berharap cuaca membaik sehingga genangan air segera surut.(ovi/mut/ce/ala)

PALANGKA RAYA-Bencana banjir melanda sejumlah wilayah di Kalimantan Tengah (Kalteng). Berdasarkan data terbaru Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB), per 22 Maret 2025, banjir masih menggenangi 7 kabupaten, dengan total 54.901 jiwa terdampak.

Selain itu, 11.787 rumah terendam, dan 4 warga terpaksa mengungsi.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPB-PK) Provinsi Kalteng Alpius Patanan mengungkapkan, banjir merendam berbagai daerah dengan ketinggian bervariasi, mulai dari 10 cm hingga 300 cm.

Di Kabupaten Barito Selatan, banjir melanda 1 kecamatan dan 2 desa, yaitu Desa Mahajandau dan Desa Sungai Jaya, dengan ketinggian air mencapai 25 cm, 2.661 jiwa terdampak, dan 7 fasilitas umum terendam.

Kabupaten Katingan mengalami kondisi lebih parah, dengan 2 kecamatan dan 14 desa terendam hingga setinggi 80 cm.

Di Kabupaten Pulang Pisau, banjir merendam 2 kecamatan dan 4 desa, dengan ketinggian air 60 cm. Dampaknya dirasakan oleh 1.578 jiwa, menggenangi 605 rumah dan 68 fasilitas umum.

Sementara itu, di Kabupaten Murung Raya, ada 2 kecamatan terdampak bencana alam ini, dengan ketinggian air berkisar 30-50 cm.

Di Kabupaten Barito Utara, banjir terjadi di Kecamatan Teweh Tengah serta dua desa, yaitu Melayu dan Lanjas. Ketinggian air bervariasi antara 10-30 cm, serta merendam 3 fasilitas umum.

Kondisi paling parah terjadi di Kota Palangka Raya dan Kabupaten Kapuas. Di Palangka Raya, 4 kecamatan dan 16 desa terdampak banjir, dengan ketinggian air mencapai 205 cm.

Baca Juga :  Ketinggian Air di Jalan Kasongan-Kereng Pangi Sudah Sepinggang, Kapolres Minta Pengendara Tak Melintas

Sebanyak 21.097 jiwa terdampak, 4 warga mengungsi, serta 80 fasilitas umum dan 3.892 rumah terendam. Pemerintah setempat telah mendirikan 2 posko kesehatan, 1 tenda pengungsian, 7 gedung pengungsi, dan 1 MCK darurat.

Sementara itu, Kabupaten Kapuas merupakan wilayah dengan banjir terluas. Mencakup 5 kecamatan dan 58 desa terendam. Ketinggian air mencapai 300 cm, menyebabkan 29.565 jiwa terdampak, 280 fasilitas umum rusak, dan 7.290 rumah terendam.

“Di wilayah Kapuas, banjir makin meluas karena aliran air dari hulu terus bergerak ke hilir,” jelas Alpius Patanan, Minggu (23/3/2025).

Pemerintah Provinsi Kalteng terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk menyalurkan bantuan kepada warga terdampak. Tim SAR, BPBD, dan relawan telah dikerahkan untuk membantu evakuasi.

Masyarakat di daerah rawan banjir diimbau untuk tetap waspada, mengingat potensi curah hujan tinggi dalam beberapa hari ke depan. Pemerintah juga mengingatkan warga untuk segera mengungsi jika kondisi air makin membahayakan keselamatan.

 

Sementara itu, banjir masih merendam sejumlah wilayah di Kota Palangka Raya, seperti Flamboyan Bawah dan Mendawai, meski kondisi air di beberapa titik lokasi mulai surut.

Berdasarkan pantauan Kalteng Pos, genangan air masih terlihat di beberapa ruas jalan dan permukiman, terutama di Flamboyan Bawah.

Pak Muslih, warga Flamboyan Bawah, mengatakan kondisi banjir di wilayah tempat tinggalnya itu belum menunjukkan tanda-tanda surut atau naik.

Baca Juga :  Ketua Komisi Kejaksaan RI Terima Gelar Kehormatan dari DAD Kalteng

“Kemarin sempat naik, tetapi tidak sampai masuk rumah. Kalau sekarang masih sama saja, belum ada perubahan. Di beberapa rumah, air masuk sampai teras, tetapi kebanyakan masih di bawah rumah,” bebernya, Minggu (23/3/2025).

Menurutnya, ruas jalan yang terdampak banjir di Flamboyan Bawah tidak terlalu banyak, hanya sekitar dua hingga tiga jalan. Meski demikian, aktivitas warga masih normal karena sudah terbiasa dengan kondisi banjir.

“Yang jalannya masih dari kayu mungkin rembes, tetapi kalau yang beton masih aman, hanya di jalan masuk menuju Flamboyan yang tergenang, itu pun hanya setinggi mata kaki,” tambahnya.

Sementara itu, kondisi di Mendawai mulai membaik. Salah satu warga setempat, Pak Ardi, mengatakan banjir di wilayahnya sudah mulai surut sedikit demi sedikit sejak Kamis lalu. Meski demikian, sepeda motor ataupun mobil belum bisa masuk terlalu dalam.

“Minggu kemarin air sempat naik, lumayan tinggi, tetapi sekarang sudah mulai turun, tetapi kalau masuk ke dalam lagi, genangan air masih sedengkul atau setengah betis, terutama di daerah menuju Jalan Anoi,” ungkapnya.

Berdasarkan pantauan Kalteng Pos, aktivitas masyarakat di Mendawai tetap normal. Sejumlah warung dibuka dan masyarakat tetap beraktivitas, meski harus berjalan kaki melewati genangan air. Hingga saat ini, masyarakat kota masih menunggu perkembangan kondisi banjir. Berharap cuaca membaik sehingga genangan air segera surut.(ovi/mut/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/