Minggu, Mei 19, 2024
26.4 C
Palangkaraya

Muhammad Najmi Alvaro, Juara MTQ Internasional Asal Kalteng

Sejak Usia Enam Tahun Senang Azan dan Melantunkan Ayat Al-Qur’an

Muhammad Najmi Alvaro meraih juara pertama ajang MTQ Internasional cabang lomba Musabaqah Internasional Qur’an Tijan Annuor yang digelar di Qatar. Keberhasilan putra pasangan Suhaimi dan Nagina Julianisa itu karena ketekunannya berlatih dan tak melupakan bimbingan sang guru di pondok pesantren tempatnya menimba ilmu.

 

AKHMAD DHANI, Palangka Raya

 

MUHAMMAD Najmi Alvaro tekun berlatih mempersiapkan diri sejak beberapa bulan sebelum mengikuti kejuaraan MTQ internasional di Qatar. Putra dari pasangan Suhaimi dan Nagina Julianisa itu sebelumnya konsisten mengikuti berbagai perlombaan di bidang yang ia tekuni itu, di bawah bimbingan para guru dan dukungan penuh orang tuanya.

H Suhaimi selaku sang ayah menuturkan, selama berada di Pondok Pesantren Alkautsar tempat Alvaro menimba ilmu, putranya itu melakukan persiapan latihan bersama Buya Ali selaku pimpinan Pondok Pesantren Alkautsar dan Ustazah Yanti Susanti. Karena saat ini Alvaro menimba ilmu di pondok itu setelah pindah dari MIN 1 Barito Timur.

“Saat ini dia sudah kelas 6, mau kelulusan. Kebetulan Ustazah Yanti Susanti adalah orang asli Muara Teweh, Kalteng yang sekarang ngajar di Pondok Buya, sekaligus mengajar sebagai dosen di Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta,” ungkap Suhaimi saat dihubungi Kalteng Pos, Rabu (31/1).

Sedangkan untuk persiapan selama di Qatar, putranya yang kini berusia 11 tahun itu tetap latihan bersama Ustazah Yanti Susanti via sambungan telepon WhatsApp. Selama berada di negeri orang, ujar Suhaimi, anaknya itu selalu diingatkan untuk menjaga stamina agar dapat tampil maksimal saat lomba.

Baca Juga :  Pembalap UCI MTB Bangga Bisa Berpartisipasi

Suhaimi mengatakan, pendaftaran untuk mengikuti perlombaan itu dilakukan secara mandiri oleh masing-masing peserta dari berbagai negara. Dalam kompetisi itu, tiap orang bisa mendaftar secara personal, bukan antarnegara atau undangan resmi melalui pemerintah.

“Mendaftar secara pribadi. Setelah dinyatakan lolos seleksi tahap pertama pengiriman video, barulah dapat undangan berlomba di sana, kebetulan waktunya pas liburan semester. Semua biaya perjalanan ditanggung panitia. Ada 16 peserta yang dinyatakan lolos seleksi. Tiap peserta didampingi salah satu orang tua,” ujarnya.

Suhaimi begitu gembira tatkala mengetahui sang anak berhasil mendapat juara satu dalam ajang kejuaraan MTQ internasional tersebut. Kompetisi tersebut selalu ditunggu-tunggu tiap tahun oleh seluruh qori anak sedunia. Karena itulah kompetisi itu sangat prestisius.

“Kami sangat bangga, senang sekali ketika mendengar anak kami lolos, dari Indonesia yang lolos ada enam orang, pertama Alvaro dari Kalteng, lalu Izah dari Ternate, Alfiah dari Kaltim, Habib dari Medan, serta dari Palembang dan Banten,” sebutnya.

Menurutnya, bakat Alvaro memang sudah terlihat sejak balita. Ia sering selawatan, senang adzan, dan senang meniru lantunan ayat-ayat Al-Qur’an dari Syekh yang diputar di masjid-masjid saat menjelang adzan. Ketika berusia enam tahun, Alvaro mulai berani mengumandangkan adzan di masjid dan mengikuti lomba adzan. Tak jarang ia menjuarai perlombaan. Setelah menyadari bakat sang anak, Suhaimi memberikan les privat mengaji tilawah kepada anaknya itu seminggu sekali, dengan mendatangkan Ustaz Misrani sebagai guru mengaji. Saat itu Alvaro masih berusia tujuh tahun.

Baca Juga :  Pernikahan Dini Picu Banyak Masalah, Mesti Dicegah!

“Melihat antusias dan perkembangan yang bagus dalam menggeluti dunia tilawah, atas saran guru mengaji, kemudian ananda ngaji ke guru Sahran yang bertempat di Tamiang Layang untuk memperdalam lagi tilawahnya,” kenang Suhaimi.

Berproses beberapa tahun, belajar ke beberapa guru seperti Guru Syahrir Bima, gurunya qari internasional Syamsuri Firdaus via video call, mendatangi guru Muhammadun Buntok, bahkan keluar daerah bersama Buya Ali, Ustazah Yanti Susanti, dan ustaz dari pondok lainnya untuk menimba ilmu di Pondok Pesantren Alkutsar Tangsel bersama Buya Ali. “Di sanalah kemudian dia lebih mendalami lagi ilmu Qur’an,” tuturnya.

Muhammad Najmi Alvaro adalah putra Suhaimi dan Nagina Jualiansa, kelahiran 23 Juli 2012. Kini ia berusia 11 tahun. Awalnya bersekolah di MIN 1 Bartim hingga kelas 5 semester 2, sebelum pindah ke Pondok Pesantren Alkautsar Pondok Cabe Tangsel, sambil sekolah MI di dekat Pondok Alkautsar, yaitu MIS Saadatuddawam Tangsel. Dan sekarang ia duduk di bangku kelas 6 semester 2. (*/ce/ala)

Muhammad Najmi Alvaro meraih juara pertama ajang MTQ Internasional cabang lomba Musabaqah Internasional Qur’an Tijan Annuor yang digelar di Qatar. Keberhasilan putra pasangan Suhaimi dan Nagina Julianisa itu karena ketekunannya berlatih dan tak melupakan bimbingan sang guru di pondok pesantren tempatnya menimba ilmu.

 

AKHMAD DHANI, Palangka Raya

 

MUHAMMAD Najmi Alvaro tekun berlatih mempersiapkan diri sejak beberapa bulan sebelum mengikuti kejuaraan MTQ internasional di Qatar. Putra dari pasangan Suhaimi dan Nagina Julianisa itu sebelumnya konsisten mengikuti berbagai perlombaan di bidang yang ia tekuni itu, di bawah bimbingan para guru dan dukungan penuh orang tuanya.

H Suhaimi selaku sang ayah menuturkan, selama berada di Pondok Pesantren Alkautsar tempat Alvaro menimba ilmu, putranya itu melakukan persiapan latihan bersama Buya Ali selaku pimpinan Pondok Pesantren Alkautsar dan Ustazah Yanti Susanti. Karena saat ini Alvaro menimba ilmu di pondok itu setelah pindah dari MIN 1 Barito Timur.

“Saat ini dia sudah kelas 6, mau kelulusan. Kebetulan Ustazah Yanti Susanti adalah orang asli Muara Teweh, Kalteng yang sekarang ngajar di Pondok Buya, sekaligus mengajar sebagai dosen di Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta,” ungkap Suhaimi saat dihubungi Kalteng Pos, Rabu (31/1).

Sedangkan untuk persiapan selama di Qatar, putranya yang kini berusia 11 tahun itu tetap latihan bersama Ustazah Yanti Susanti via sambungan telepon WhatsApp. Selama berada di negeri orang, ujar Suhaimi, anaknya itu selalu diingatkan untuk menjaga stamina agar dapat tampil maksimal saat lomba.

Baca Juga :  Pembalap UCI MTB Bangga Bisa Berpartisipasi

Suhaimi mengatakan, pendaftaran untuk mengikuti perlombaan itu dilakukan secara mandiri oleh masing-masing peserta dari berbagai negara. Dalam kompetisi itu, tiap orang bisa mendaftar secara personal, bukan antarnegara atau undangan resmi melalui pemerintah.

“Mendaftar secara pribadi. Setelah dinyatakan lolos seleksi tahap pertama pengiriman video, barulah dapat undangan berlomba di sana, kebetulan waktunya pas liburan semester. Semua biaya perjalanan ditanggung panitia. Ada 16 peserta yang dinyatakan lolos seleksi. Tiap peserta didampingi salah satu orang tua,” ujarnya.

Suhaimi begitu gembira tatkala mengetahui sang anak berhasil mendapat juara satu dalam ajang kejuaraan MTQ internasional tersebut. Kompetisi tersebut selalu ditunggu-tunggu tiap tahun oleh seluruh qori anak sedunia. Karena itulah kompetisi itu sangat prestisius.

“Kami sangat bangga, senang sekali ketika mendengar anak kami lolos, dari Indonesia yang lolos ada enam orang, pertama Alvaro dari Kalteng, lalu Izah dari Ternate, Alfiah dari Kaltim, Habib dari Medan, serta dari Palembang dan Banten,” sebutnya.

Menurutnya, bakat Alvaro memang sudah terlihat sejak balita. Ia sering selawatan, senang adzan, dan senang meniru lantunan ayat-ayat Al-Qur’an dari Syekh yang diputar di masjid-masjid saat menjelang adzan. Ketika berusia enam tahun, Alvaro mulai berani mengumandangkan adzan di masjid dan mengikuti lomba adzan. Tak jarang ia menjuarai perlombaan. Setelah menyadari bakat sang anak, Suhaimi memberikan les privat mengaji tilawah kepada anaknya itu seminggu sekali, dengan mendatangkan Ustaz Misrani sebagai guru mengaji. Saat itu Alvaro masih berusia tujuh tahun.

Baca Juga :  Pernikahan Dini Picu Banyak Masalah, Mesti Dicegah!

“Melihat antusias dan perkembangan yang bagus dalam menggeluti dunia tilawah, atas saran guru mengaji, kemudian ananda ngaji ke guru Sahran yang bertempat di Tamiang Layang untuk memperdalam lagi tilawahnya,” kenang Suhaimi.

Berproses beberapa tahun, belajar ke beberapa guru seperti Guru Syahrir Bima, gurunya qari internasional Syamsuri Firdaus via video call, mendatangi guru Muhammadun Buntok, bahkan keluar daerah bersama Buya Ali, Ustazah Yanti Susanti, dan ustaz dari pondok lainnya untuk menimba ilmu di Pondok Pesantren Alkutsar Tangsel bersama Buya Ali. “Di sanalah kemudian dia lebih mendalami lagi ilmu Qur’an,” tuturnya.

Muhammad Najmi Alvaro adalah putra Suhaimi dan Nagina Jualiansa, kelahiran 23 Juli 2012. Kini ia berusia 11 tahun. Awalnya bersekolah di MIN 1 Bartim hingga kelas 5 semester 2, sebelum pindah ke Pondok Pesantren Alkautsar Pondok Cabe Tangsel, sambil sekolah MI di dekat Pondok Alkautsar, yaitu MIS Saadatuddawam Tangsel. Dan sekarang ia duduk di bangku kelas 6 semester 2. (*/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/