Jumat, November 22, 2024
31.2 C
Palangkaraya

Umat Hindu di Palangka Raya Merayakan Hari Raya Galungan

Semoga Toleransi Dalam Keberagaman Selalu Terjaga

Hari raya Galungan jatuh pada 2 Agustus 2023. Umat Hindu di Kota Palangka Raya melaksanakan persembahyangan di Pura Pitamaha, Jalan Kinibalu, Palangka Raya, Rabu pagi (2/8). Hari raya Galungan merupakan perayaan terciptanya alam semesta dan seluruh isinya dan merayakan kemenangan dharma (kebenaran) melawan adharma (kejahatan).

AKHMAD DHANI, Palangka Raya
PADA pagi yang cerah tersebut, Pura Pitamaha dipenuhi dengan umat Hindu dari berbagai penjuru Kota Cantik. Berpakaian adat lengkap dengan berbagai atributnya. Secara khidmat mereka menghadap ke arah pemangku yang berada di depan umat. Diselingi instrumen musik bali yang kental di telinga.
Ketua Sabha Walaka Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah, Oka Swastika mengatakan, warga hindu nusantara pada Rabu (2/8) serempak menyelenggarakan persembahyangan bersama di setiap pura yang ada di daerah masing-masing.
“Di Bali pasti di tiga Pura Tri Kahyangan yang terbesar, di Palangka Raya pasti ke Pura Pitamaha. Walaupun ada juga pura di Tangkiling. Semuanya dalam rangka menyambut hari raya Galungan,” tutur Oka kepada awak media, didampingi Ketua Yayasan Pura Pitamaha, I Ketut Muder, usai persembahyangan berlangsung.
Perayaan galungan ini simbol merayakan kemenangan dharma melawan adharma. Menurut Oka, dharma memiliki pengertian atau istilah yang sangat luas. Dapat dimaknai dari sisi kehidupan paling sederhana hingga yang lebih kompleks.
“Arti kata dharma itu begitu luas. Orang berbuat baik itu artinya dia berbuat dharma, orang sukses juga itu artinya dharmanya bagus. Kalau diungkapkan lebih detail, saya yakin penjelasan mengenai dharma ini tidak akan ada habisnya,” terang pria yang juga merupakan pemangku itu.
Makna khusus peringatan tahun ini, lanjut Oka, karena bertepatan dengan perayaan hari kemerdekaan Republik Indonesia, pihaknya mendoakan agar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tetap utuh. Tidak ada perpecahan, hidup saling harmonis, dan menjunjung tinggi toleransi antarumat beragama. Setelah hari raya Galungan ini, ujarnya, 10 hari yang akan datang akan dilaksanakan kembali peringatan hari raya Kuningan.
“Pak mangku meminta kepada warga pada waktu persembahyangan agar turut mendoakan NKRI tetap utuh. Termasuk terawat dalam keberagaman yang dimiliki,” ujar pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Kalteng ini.
Lebih lanjut, Oka menerangkan, pada momen galungan ini, pihaknya punya keyakinan bahwa para leluhur yang sudah ada di alam sana berada di bumi bersama dengan manusia.
“Selama 10 hari sejak hari ini (kemarin, red) roh-roh suci leluhur itu berada di bumi bersama dengan kita untuk melihat bagaimana perkembangan generasi penerusnya,” tandasnya.(ram)

Baca Juga :  Jaga Toleransi dan Hindari Narkoba

Hari raya Galungan jatuh pada 2 Agustus 2023. Umat Hindu di Kota Palangka Raya melaksanakan persembahyangan di Pura Pitamaha, Jalan Kinibalu, Palangka Raya, Rabu pagi (2/8). Hari raya Galungan merupakan perayaan terciptanya alam semesta dan seluruh isinya dan merayakan kemenangan dharma (kebenaran) melawan adharma (kejahatan).

AKHMAD DHANI, Palangka Raya
PADA pagi yang cerah tersebut, Pura Pitamaha dipenuhi dengan umat Hindu dari berbagai penjuru Kota Cantik. Berpakaian adat lengkap dengan berbagai atributnya. Secara khidmat mereka menghadap ke arah pemangku yang berada di depan umat. Diselingi instrumen musik bali yang kental di telinga.
Ketua Sabha Walaka Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah, Oka Swastika mengatakan, warga hindu nusantara pada Rabu (2/8) serempak menyelenggarakan persembahyangan bersama di setiap pura yang ada di daerah masing-masing.
“Di Bali pasti di tiga Pura Tri Kahyangan yang terbesar, di Palangka Raya pasti ke Pura Pitamaha. Walaupun ada juga pura di Tangkiling. Semuanya dalam rangka menyambut hari raya Galungan,” tutur Oka kepada awak media, didampingi Ketua Yayasan Pura Pitamaha, I Ketut Muder, usai persembahyangan berlangsung.
Perayaan galungan ini simbol merayakan kemenangan dharma melawan adharma. Menurut Oka, dharma memiliki pengertian atau istilah yang sangat luas. Dapat dimaknai dari sisi kehidupan paling sederhana hingga yang lebih kompleks.
“Arti kata dharma itu begitu luas. Orang berbuat baik itu artinya dia berbuat dharma, orang sukses juga itu artinya dharmanya bagus. Kalau diungkapkan lebih detail, saya yakin penjelasan mengenai dharma ini tidak akan ada habisnya,” terang pria yang juga merupakan pemangku itu.
Makna khusus peringatan tahun ini, lanjut Oka, karena bertepatan dengan perayaan hari kemerdekaan Republik Indonesia, pihaknya mendoakan agar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tetap utuh. Tidak ada perpecahan, hidup saling harmonis, dan menjunjung tinggi toleransi antarumat beragama. Setelah hari raya Galungan ini, ujarnya, 10 hari yang akan datang akan dilaksanakan kembali peringatan hari raya Kuningan.
“Pak mangku meminta kepada warga pada waktu persembahyangan agar turut mendoakan NKRI tetap utuh. Termasuk terawat dalam keberagaman yang dimiliki,” ujar pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Kalteng ini.
Lebih lanjut, Oka menerangkan, pada momen galungan ini, pihaknya punya keyakinan bahwa para leluhur yang sudah ada di alam sana berada di bumi bersama dengan manusia.
“Selama 10 hari sejak hari ini (kemarin, red) roh-roh suci leluhur itu berada di bumi bersama dengan kita untuk melihat bagaimana perkembangan generasi penerusnya,” tandasnya.(ram)

Baca Juga :  Jaga Toleransi dan Hindari Narkoba

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/