Sabtu, November 23, 2024
24.3 C
Palangkaraya

Terpikat Betang Tumbang Apat 1897

INSERT : (dari kanan) Ali Laca Singa Bulo, El Nazer Sarajan Ganap dan Kuleh Tarung Apui di Air Terjun Tomoku tak jauh dari rumah betang, dua pekan lalu.

Namun, ratusan frame foto tampak blur alias tidak fokus meski lensa sudah dikunci ke satu titik. Video? Lensa manual fokus pun seolah berbayang dan hilang fokus. Nasib drone? Sempat hilang kontak. Drone mengandalkan GPS lantaran tidak ada sinyal telekomunikasi, pun sulit dikendalikan. Hingga seperti menabrak pembatas awan meski langit tampak cerah.

Belum sadar. Tapi, kepala rombongan Jimy O Andin mulai menghampiri tim visual. Begitu juga Althur Malik yang langsung masuk rumah betang tatkala senja menuju gelap.

“Ayo masuk semua,” kata Jimy memanggil.

Peralatan foto, video, audio, alat musik, kostum dan sejenisnya dikumpulkan di tengah huma betang. Dikelilingi seluruh rombongan dan keluarga tuan rumah.

Baca Juga :  Sekat Kanal Menjaga Gambut Tetap Aman

Ya. Ternyata mereka menggelar ritual. Ada telur. Ayam. Beras kuning. Anding. Dupa dan lainnya.

Asianel, Basir atau Basi Tumbang Apat memimpin ritual. Jimy mencoba menatap wajah tim dokumentasi untuk tetap tenang dan mengikutinya.

Usai doa dan niat izin dilantunkan basir, semua peralatan ditampung tawar. Di akhir ritual, penyambutan tuan rumah terhadap tamu dengan menyediakan anding, memberikan nuansa lain. Segelas anding atau minuman tradisional tidak memabukkan. Cukup melegakan dan menghangatkan badan. Sebagai pembuka perkenalan dan saling sapa.

Althur Malik mengenalkan keluarga betang dan tamunya dengan bahasa Dayak Siang. Dari semua tim dari Palangka Raya, hanya Jimy yang bisa.

Kudapan, kopi, dan anding atauminuman tradisional (baram) menemani keakraban malam itu.

Baca Juga :  2023, RSDS Ditargetkan Bisa Melayani Bedah Jantung Terbuka
INSERT : (dari kanan) Ali Laca Singa Bulo, El Nazer Sarajan Ganap dan Kuleh Tarung Apui di Air Terjun Tomoku tak jauh dari rumah betang, dua pekan lalu.

Namun, ratusan frame foto tampak blur alias tidak fokus meski lensa sudah dikunci ke satu titik. Video? Lensa manual fokus pun seolah berbayang dan hilang fokus. Nasib drone? Sempat hilang kontak. Drone mengandalkan GPS lantaran tidak ada sinyal telekomunikasi, pun sulit dikendalikan. Hingga seperti menabrak pembatas awan meski langit tampak cerah.

Belum sadar. Tapi, kepala rombongan Jimy O Andin mulai menghampiri tim visual. Begitu juga Althur Malik yang langsung masuk rumah betang tatkala senja menuju gelap.

“Ayo masuk semua,” kata Jimy memanggil.

Peralatan foto, video, audio, alat musik, kostum dan sejenisnya dikumpulkan di tengah huma betang. Dikelilingi seluruh rombongan dan keluarga tuan rumah.

Baca Juga :  Sekat Kanal Menjaga Gambut Tetap Aman

Ya. Ternyata mereka menggelar ritual. Ada telur. Ayam. Beras kuning. Anding. Dupa dan lainnya.

Asianel, Basir atau Basi Tumbang Apat memimpin ritual. Jimy mencoba menatap wajah tim dokumentasi untuk tetap tenang dan mengikutinya.

Usai doa dan niat izin dilantunkan basir, semua peralatan ditampung tawar. Di akhir ritual, penyambutan tuan rumah terhadap tamu dengan menyediakan anding, memberikan nuansa lain. Segelas anding atau minuman tradisional tidak memabukkan. Cukup melegakan dan menghangatkan badan. Sebagai pembuka perkenalan dan saling sapa.

Althur Malik mengenalkan keluarga betang dan tamunya dengan bahasa Dayak Siang. Dari semua tim dari Palangka Raya, hanya Jimy yang bisa.

Kudapan, kopi, dan anding atauminuman tradisional (baram) menemani keakraban malam itu.

Baca Juga :  2023, RSDS Ditargetkan Bisa Melayani Bedah Jantung Terbuka

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/