Rabu, Februari 19, 2025
24.4 C
Palangkaraya

Emy Nillan Bangun Galeri Lewu sebagai Ruang Seni bagi Komunitas Perupa

 

 

 

Di tengah geliat seni rupa Kalimantan Tengah, sebuah tempat baru lahir dengan semangat kebersamaan dan harapan besar. Galeri Lewu, yang resmi dibuka pada 30 November 2024, bukan sekadar ruang pameran, tetapi juga wadah bagi para seniman untuk terus berkarya dan berbagi dengan masyarakat.

 

DHEA UMILATI, Palangka Raya

GALERI ini didirikan oleh Emy Nillan dan rekan-rekannya, dengan visi menciptakan ruang seni yang inklusif bagi seluruh perupa di Kalimantan Tengah, tanpa harus bergantung pada event tahunan atau biaya sewa yang mahal.

Berbeda dengan beberapa galeri lain yang hanya diperuntukkan bagi pemiliknya, Galeri Lewu hadir sebagai rumah bagi komunitas perupa Kalimantan Tengah.

“Saya ingin tempat ini menjadi ruang yang bisa digunakan bersama, bukan hanya untuk saya sendiri sebagai pemilik,” kata Emy saat berbincang dengan Kalteng Pos, Rabu (12/2).

Saat ini, sekitar 23 seniman telah bergabung dalam pameran bertema Nostalgia Kalimantan. Jumlahnya terus bertambah. Selain itu, ada beberapa perupa yang berasal dari berbagai latar belakang budaya di Kalimantan Tengah. Tak hanya itu, Galeri Lewu juga membuka kesempatan bagi seniman dari luar daerah untuk memamerkan karya, selama sesuai dengan tema yang ditetapkan.

Baca Juga :  Masjid Berkonstruksi Kayu, Dibangun tanpa Paku

Galeri Lewu juga memberi perhatian khusus kepada seniman muda. Emy Nillan, yang memiliki sanggar seni kecil untuk anak-anak di bawah usia 17 tahun, menyediakan ruang bagi mereka untuk berkembang. Anak-anak ini belum bisa bergabung dalam komunitas perupa Kalimantan Tengah, tetapi melalui sanggar, mereka tetap mendapatkan kesempatan untuk belajar dan menampilkan karya mereka.

“Setelah mereka melukis, biasanya karya-karya itu hanya menumpuk di rumah. Dengan adanya galeri ini, mereka bisa memamerkan ke orang lain,” tuturnya.

Dengan begitu, regenerasi seniman di Kalimantan Tengah dapat terus berjalan dan mendapat perhatian sejak dini.

Wanita kelahiran 1988 itu menyampaikan, bagi banyak seniman, memiliki ruang pameran permanen adalah sebuah impian. Selama ini, mereka hanya mengandalkan event tahunan di taman budaya, yang membutuhkan biaya besar untuk menyewa tempat. Galeri Lewu memberikan solusi dengan menyediakan ruang pamer yang bisa diakses sepanjang tahun.

“Dengan begitu bisa menarik pembeli, kolektor, dan menciptakan perputaran ekonomi bagi seniman,” katanya.

Namun, Emy juga mengakui bahwa menjalankan galeri dengan dana pribadi tidaklah mudah. “Harapan saya ada dukungan dari pemerintah atau donatur swasta agar galeri ini bisa bertahan lama, bahkan hingga ada generasi berikut yang meneruskan,” ungkapnya.

Baca Juga :  Cantik dan Indahnya Objek Wisata Murung Raya

Galeri Lewu tidak hanya diperuntukkan bagi seni lukis. Fotografi, animasi, grafika, hingga seni pertunjukan seperti musik dan tari juga bisa memanfaatkan ruang ini. Emy terbuka untuk berbagai bentuk kerja sama, baik dalam sistem sewa maupun kolaborasi.

“Saya ingin teman-teman dari berbagai bidang seni merasa bahwa tempat ini juga milik mereka. Selama sesuai dengan fungsinya, kita bisa berdiskusi bagaimana sistemnya,” jelasnya.

Sejak diresmikan, Galeri Lewu telah menyelenggarakan dua pameran tematik, dan ke depan akan makin beragam. Salah satunya adalah acara bertema Bulan Menggambar pada Mei mendatang, bertepatan dengan Festival Budaya Isen Mulang (FBIM).

Ibu tiga anak ini berharap Galeri Lewu tidak hanya bertahan satu atau dua tahun, tetapi bisa menjadi bagian penting dalam ekosistem seni Kalimantan Tengah.

“Dengan adanya dukungan dan antusiasme dari komunitas seni, tempat ini bisa terus berkembang dan menjadi pusat kreativitas bagi seniman dari berbagai generasi,” pungkasnya. (*/ce/uni)

 

 

 

 

 

Di tengah geliat seni rupa Kalimantan Tengah, sebuah tempat baru lahir dengan semangat kebersamaan dan harapan besar. Galeri Lewu, yang resmi dibuka pada 30 November 2024, bukan sekadar ruang pameran, tetapi juga wadah bagi para seniman untuk terus berkarya dan berbagi dengan masyarakat.

 

DHEA UMILATI, Palangka Raya

GALERI ini didirikan oleh Emy Nillan dan rekan-rekannya, dengan visi menciptakan ruang seni yang inklusif bagi seluruh perupa di Kalimantan Tengah, tanpa harus bergantung pada event tahunan atau biaya sewa yang mahal.

Berbeda dengan beberapa galeri lain yang hanya diperuntukkan bagi pemiliknya, Galeri Lewu hadir sebagai rumah bagi komunitas perupa Kalimantan Tengah.

“Saya ingin tempat ini menjadi ruang yang bisa digunakan bersama, bukan hanya untuk saya sendiri sebagai pemilik,” kata Emy saat berbincang dengan Kalteng Pos, Rabu (12/2).

Saat ini, sekitar 23 seniman telah bergabung dalam pameran bertema Nostalgia Kalimantan. Jumlahnya terus bertambah. Selain itu, ada beberapa perupa yang berasal dari berbagai latar belakang budaya di Kalimantan Tengah. Tak hanya itu, Galeri Lewu juga membuka kesempatan bagi seniman dari luar daerah untuk memamerkan karya, selama sesuai dengan tema yang ditetapkan.

Baca Juga :  Masjid Berkonstruksi Kayu, Dibangun tanpa Paku

Galeri Lewu juga memberi perhatian khusus kepada seniman muda. Emy Nillan, yang memiliki sanggar seni kecil untuk anak-anak di bawah usia 17 tahun, menyediakan ruang bagi mereka untuk berkembang. Anak-anak ini belum bisa bergabung dalam komunitas perupa Kalimantan Tengah, tetapi melalui sanggar, mereka tetap mendapatkan kesempatan untuk belajar dan menampilkan karya mereka.

“Setelah mereka melukis, biasanya karya-karya itu hanya menumpuk di rumah. Dengan adanya galeri ini, mereka bisa memamerkan ke orang lain,” tuturnya.

Dengan begitu, regenerasi seniman di Kalimantan Tengah dapat terus berjalan dan mendapat perhatian sejak dini.

Wanita kelahiran 1988 itu menyampaikan, bagi banyak seniman, memiliki ruang pameran permanen adalah sebuah impian. Selama ini, mereka hanya mengandalkan event tahunan di taman budaya, yang membutuhkan biaya besar untuk menyewa tempat. Galeri Lewu memberikan solusi dengan menyediakan ruang pamer yang bisa diakses sepanjang tahun.

“Dengan begitu bisa menarik pembeli, kolektor, dan menciptakan perputaran ekonomi bagi seniman,” katanya.

Namun, Emy juga mengakui bahwa menjalankan galeri dengan dana pribadi tidaklah mudah. “Harapan saya ada dukungan dari pemerintah atau donatur swasta agar galeri ini bisa bertahan lama, bahkan hingga ada generasi berikut yang meneruskan,” ungkapnya.

Baca Juga :  Cantik dan Indahnya Objek Wisata Murung Raya

Galeri Lewu tidak hanya diperuntukkan bagi seni lukis. Fotografi, animasi, grafika, hingga seni pertunjukan seperti musik dan tari juga bisa memanfaatkan ruang ini. Emy terbuka untuk berbagai bentuk kerja sama, baik dalam sistem sewa maupun kolaborasi.

“Saya ingin teman-teman dari berbagai bidang seni merasa bahwa tempat ini juga milik mereka. Selama sesuai dengan fungsinya, kita bisa berdiskusi bagaimana sistemnya,” jelasnya.

Sejak diresmikan, Galeri Lewu telah menyelenggarakan dua pameran tematik, dan ke depan akan makin beragam. Salah satunya adalah acara bertema Bulan Menggambar pada Mei mendatang, bertepatan dengan Festival Budaya Isen Mulang (FBIM).

Ibu tiga anak ini berharap Galeri Lewu tidak hanya bertahan satu atau dua tahun, tetapi bisa menjadi bagian penting dalam ekosistem seni Kalimantan Tengah.

“Dengan adanya dukungan dan antusiasme dari komunitas seni, tempat ini bisa terus berkembang dan menjadi pusat kreativitas bagi seniman dari berbagai generasi,” pungkasnya. (*/ce/uni)

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/