Setelah tapak tilas tempat Yesus dilahirkan, disalibkan, mati, hingga bangkit di Israel, saya (penulis) bersama rombongan perjalanan rohani PT Flo Go akhirnya berangkat ke Yordania melalui jalur darat. Di negara ini, iman kami diperkuat lagi ketika mengunjungi Nebo, tempat Musa melihat Kanaan; tanah yang dijanjikan Tuhan.
AZUBA, Amman
TIBA di negara yang juga berbatasan dengan Arab Saudi di timur dan tenggara ini, rombongan Flo Go diajak makan di Restoran Cina. Tepatnya di Kota Amman, ibu kota Yordania. Yordania termasuk daerah subur. Banyak tumbuh pohon zaitun. Wilayah ini punya 4 musim. Musim semi, panas, gugur, dan dingin. Paling dingin akan dirasakan pada bulan Januari. Terkadang bisa turun salju. Sementara sumber penghasilan negara ini ada di Petra.
Menurut Abdulah, tour guide kami selama berada di Yordania, semua kota besar ada di Jordan Utara. Sementara yang tinggal di area gurun pasir hanyalah 10 persen. Mereka adalah suku Baduin. Merupakan orang-orang yang tinggal di kemah-kemah dan selalu berpindah pindah atau nomaden.
“Mereka (suku Baduin, red) hidup dari ternak domba dan unta. Tapi di sini suku Baduin sudah ada rumah dan mobil. Tiap tiga bulan dalam setahun mereka pergi ke tempat-tempat yang ada air,” ujarnya.
Hari itu peserta perjalanan rohani Flo Go menginap di Holiday Inn Resort. Letaknya di tepi Laut Mati. Di sini kami dipersilakan untuk berendam di Laut mati dan melulurkan tubuh menggunakan lumpur Laut Mati yang sudah disediakan pihak hotel. Laut Mati merupakan salah satu keajaiban alam. Ketika Anda berenang, dipastikan tidak akan tenggelam.
Esok harinya, Jumat (30/9) sekira pukul 12.00 waktu setempat (waktu Yordania), peserta berangkat menuju Gunung Nebo. Di puncak gunung ini terdapat gereja atau kapel bernama Church of Moses. Gereja ini dibangun oleh orang Romawi pada abad keempat dan keenam untuk memperingati kematian nabi Musa. Di dalam gereja ini ada mosaik-mosaik kuno.
Church of Moses merupakan tempat ibadah untuk memperingati kematian Musa. Sesuai yang tertulis dalam Alkitab. Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Inilah negeri yang Kujanjikan dengan sumpah kepada Abraham, Ishak dan Yakub; demikian: Kepada keturunanmulah akan Kuberikan negeri itu. Aku mengizinkan engkau melihatnya dengan matamu sendiri, tetapi engkau tidak akan menyeberang ke sana. Lalu matilah Musa, hamba TUHAN itu, di sana di tanah Moab, sesuai dengan firman TUHAN. Dan dikuburkanlah dia di suatu lembah di tanah Moab, di tentangan Bet-Peor, dan tidak ada orang yang tahu kuburnya sampai hari ini (Ulangan 34:1-8).
“Musa lahir di Mesir, tinggal di Mesir, lalu membawa umat Israel ke tanah perjanjian. Karena mau ke tanah Kanaan, harus lewat Yordania, sebelum masuk gurun pasir Sinai, mereka menyeberangi Laut Merah. Mereka berjalan kaki dengan membelah laut itu. Lalu melewati gurun pasir Sinai sampai Gunung Nebo, mereka tersesat selama 40 tahun,” kata Abudulah, Jumat (30/9).
Dari gunung ini, peserta juga dapat memandang tanah Kanaan. Jika dilihat dari puncak Gunung Nebo, sebelah utara adalah Kota Amman, sebelah barat adalah tanah Kanaan. Sungai Yordan juga terlihat jelas dari tempat itu.
“Di tepi barat Yordan bisa ke Yerikho, di belakang Laut Mati, di belakang gunung tinggi itu ada Yerusalem, jaraknya 47 kilometer menuju ke sana,” imbuh Abdulah.
Tempat ini menjadi tujuan terakhir perjalanan rohani kami bersama Flo Go, sebelum kembali ke Indonesia.
Saat masih di penginapan, dilaksanakan ibadah. Setelah itu ada beberapa peserta menyampaikan sambutan dan apresiasi kepada Flo Go atas pelayanan yang diberikan selama itu.
Salah satu peserta, Simber, mengaku sangat senang mengikuti perjalanan rohani bersama Flo Go. “Saya mewakili semua peserta rombongan bulan September, mengucapkan terima kasih atas pelayanan Flo Go,” ucapnya.
Sementara peserta lainnya, Gad Datak, menyampaikan bahwa selama perjalanan rohani ini, ia bisa merasakan spirit Tuhan di tempat atau gereja yang telah dikunjungi. Karena itu ia sangat bersyukur, karena melalui perjalanan ini, iman peserta bisa dipertebal.
“Saya berterima kasih karena sudah difasilitasi Flo Go untuk perjalanan rohani ini. Banyak yang saya dapatkan. Kami akan promosi Flo Go walaupun tidak diminta, karena destinasi wisata rohani kali ini malah lebih banyak di luar dugaan. Ini yang bisa kami sampaikan ke teman-teman nanti,” tuturnya.
Di tempat yang sama, Natalin selaku owner Flo Go berterima kasih kepada semua peserta yang sudah mempercayakan Flo Go untuk memfasilitasi perjalanan rohani ke Tanah Suci.
“Saya hanya membantu Bapak/Ibu berangkat. Kemuliaan untuk Tuhan Yesus yang telah mempersatukan kita semua. Satu yang harus kita tanamkan, kita berkeluarga dalam Tuhan, karena tujuan kita ke sini untuk mengalami Tuhan. Kami hanya membantu untuk memfasilitasi,” tuturnya.
Lebih lanjut Natalin mengatakan bahwa Flo Go juga memiliki yayasan. Yayasan itu bertujuan untuk membantu pensiunan pendeta-pendeta. “Kami mau dipakai untuk jadi saluran berkat bagi orang lain. Jadi ini untuk kepentingan Tuhan, karena ada banyak pelayanan yang ada di sini, seperti membantu sumber daya manusia Kalteng dan membantu memberangkatkan hamba Tuhan,” ujarnya.
“Saya juga mohon maaf apabila sepanjang perjalanan, ada hal-hal yang kurang berkenan,” imbuhnya.
Ibadah kali itu ditutup juga dengan saling bersalaman. Mengingat kami akan segera berpisah setelah 13 hari bersama dalam perjalanan rohani ini. (*/ce/ala)