Sebelum berangkat menuju desa-desa yang menjadi lokasi kuliah kerja nyata (KKN) Kebangsaan dan KKN bersama X, mahasiswa dan mahasiswi dari 73 perguruan tinggi se-Indonesia diberi pembekalan. Mereka berbaur dalam keberagaman mengucapkan ikrar kebangsaan.
IRPAN JURAYZ, Palangka Raya
BERAKHIR sudah masa pembekalan peserta KKN Kebangsaan tahun 2022. Ratusan mahasiswa perwakilan dari 73 perguruan tinggi berkumpul di Stadion Mini Universitas Palangka Raya (UPR), Selasa (19/7). Mereka berbaris menghadap api unggun. Setelah pembacaan ikrar oleh mahasiwa, api unggun dinyalakan, lalu dilanjutkan penyampaian pesan kebangsaan oleh Rektor UPR Dr Andrie Elia yang berdiri di mimbar bersama Kepala Staf Korem (Kasrem) 102 Panju Panjung Kolonel Renal A Sinaga. Keduanya merupakan pembina upacara ikrar kebangsaan saat itu.
Dalam upacara ini, para mahasiswa mengenakan pakaian adat daerah asal masing-masing, untuk menunjukkan bahwa Indonesia kaya akan budaya. Pada proses pembacaan ikrar, lampu stadion dimatikan. Para peserta upacara juga diminta untuk menonaktifkan ponsel masing-masing, agar upacara berlangsung khidmat.
Usai pembacaan ikrar kebangsaan, dilanjutkan dengan pembacaan doa. Selanjutnya menari tarian khas Dayak yakni Tari Manasai. Rektor UPR Dr Andrie Elia memulai tarian itu dengan penuh semangat, diikuti oleh mahasiswa sembari mengelilingi api unggun. Para peserta berbaur dan berkenalan satu sama lain. Bahkan ada yang mengabadikan momen itu, berfoto dengan teman-teman baru dari daerah lain.
Yang menarik pada malam itu yakni penampilan mahasiswa dari Universitas Papua. Tampil dengan pakaian khas Papua dan mengenakan koteka. Mereka begitu semangat menari. Langkah demi langkah mengikuti gerakan yang dilakukan oleh rektor UPR.
Salah satunya bernama Jekson. Mahasiswa jurusan kehutanan itu mengaku bahagia bisa menginjakkan kaki di tanah Kalimantan Tengah. Ini merupakan pengalaman pertamanya keluar dari daerah sendiri. Ia takjub melihat keberagaman yang ada. Diakuinya bahwa kegiatan ini merupakan kali pertama yang diikuti Universitas Papua.
“Saya sangat senang bisa ke sini dan mewakili kampus saya. Jujur saya terharu melihat keragaman ini, biasanya hanya bisa lihat di internet saja, tapi kali ini bisa berjumpa dengan teman-teman dari luar Papua, dan teman-teman juga begitu terbuka dengan kami, sangat asyik karena bisa bercerita tentang daerah masing-masing,” kata Jekson.
Hal serupa disampaikan Dedi, mahasiswa asal Pekanbaru, Riau. Ia mengatakan, melalui KKN Kebangsaan ini bisa mendapat relasi baru dari berbagai daerah di Indonesia.
“Saya senang bisa terpilin mewakili kampus Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, saya bisa bertemu teman baru dari berbagai daerah, ke depannya apabila saya pergi ke suatu daerah, saya bisa menghubungi teman-teman yang pernah ikut kegiatan ini,” ucapnya.
Setelah menari manasai, para mahasiswa bersama-sama menyanyikan lagu Gebyar Indonesia, dipimpin rektor UPR. Para mahasiswa begitu bersemangat.
Rektor UPR Dr Andrie Elia mengapresiasi TNI dengan adanya kegiatan ikrar kebangsaan ini. Melalui kegiatan itu bisa menumbuhkan rasa nasionalisme pada diri para penerus bangsa.
“Ini adalah mahasiswa dari Sabang sampai Merauke, di tempat ini mereka bersatu, menari dan menyanyi bersama, inilah bangsa Indonesia yang sesungguhnya, melalui acara ini marilah kita bangkitlah semangat kebangsaan, para mahasiswa harus bisa berkarya untuk membangun bangsa dan untuk rakyat Indonesia, saya mengapresiasi pihak TNI melalui Korem 102/Panju Panjung yang telah menyukseskan kegiatan ini,” ucap Andrie Elia.
Korem 102/Panju Panjung terlibat dalam kegiatan ini untuk menanamkan nilai kebangsaan pada diri para mahasiswa. Kepala Staf Korem (Kasrem) 102 Panju Panjung Kolonel Renal A Sinaga mengatakan bahwa ikrar kebangsaan malam itu bertujuan agar para mahasiswa bersatu dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Agar mahasiswa satu frekuensi dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila, walau berbeda suku, berbeda bahasa, berbeda agama, berbeda budaya, justru itulah yang membuat negara Indonesia menjadi indah dan kuat, bunga itu indah karena berwarna-warni,” ucapnya. (*/ce/ala/ko)