Sabtu, November 23, 2024
24.3 C
Palangkaraya

Tradisi Bukber Tetap Terjaga, Donaturnya Semua Warga

“Seluruh biaya atau konsumsinya ditanggung secara swadaya oleh warga yang tinggal di sekitar masjid ini, jadi tidak ada istilah donatur tetap ataupun bantuan dari instansi atau lembaga, semuanya gotong royong masyarakat sekitar,” tutur Padli.

Pembagiannya diatur dalam jadwal yang sudah ditetapkan dan disepakati bersama antara pengurus masjid dengan warga setempat. Tentunya disesuaikan dengan kemampuan warga. Tiap warga yang telah terdaftar, secara bergantian akan memberikan sajian buka puasa bersama selama satu bulan penuh, sesuai dengan jadwal ibadah puasa yang telah ditetapkan.

Budaya gotong royong ini hingga kini masih terus dilestarikan oleh warga setempat. Selain meringankan beban karena biaya konsumsi dibagi rata sesuai jadwal dan kemampuan, budaya ini juga sebagai wujud saling berbagi terhadap sesama dan bukti persaudaraan yang masih terjaga hingga saat ini. “Kami masih menjaga tradisi ini, karena selain untuk mendapatkan rida dan berkah pahala di bulan suci Ramadan, kegiatan seperti ini juga bermanfaat untuk meningkatkan rasa persaudaraan antarsesama serta menunjukkan jati diri bangsa kita yang dikenal memiliki budaya gotong royong,” pungkasnya. (bersambung/ce/ala/ami)

Baca Juga :  “Ayah Bangga Melihat Saya dari Surga”

“Seluruh biaya atau konsumsinya ditanggung secara swadaya oleh warga yang tinggal di sekitar masjid ini, jadi tidak ada istilah donatur tetap ataupun bantuan dari instansi atau lembaga, semuanya gotong royong masyarakat sekitar,” tutur Padli.

Pembagiannya diatur dalam jadwal yang sudah ditetapkan dan disepakati bersama antara pengurus masjid dengan warga setempat. Tentunya disesuaikan dengan kemampuan warga. Tiap warga yang telah terdaftar, secara bergantian akan memberikan sajian buka puasa bersama selama satu bulan penuh, sesuai dengan jadwal ibadah puasa yang telah ditetapkan.

Budaya gotong royong ini hingga kini masih terus dilestarikan oleh warga setempat. Selain meringankan beban karena biaya konsumsi dibagi rata sesuai jadwal dan kemampuan, budaya ini juga sebagai wujud saling berbagi terhadap sesama dan bukti persaudaraan yang masih terjaga hingga saat ini. “Kami masih menjaga tradisi ini, karena selain untuk mendapatkan rida dan berkah pahala di bulan suci Ramadan, kegiatan seperti ini juga bermanfaat untuk meningkatkan rasa persaudaraan antarsesama serta menunjukkan jati diri bangsa kita yang dikenal memiliki budaya gotong royong,” pungkasnya. (bersambung/ce/ala/ami)

Baca Juga :  “Ayah Bangga Melihat Saya dari Surga”

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/