Jumat, Desember 6, 2024
25 C
Palangkaraya

Unggul dengan Standar Nasional

PALANGKA RAYA-Tak hanya menjadi dosen, sejumlah tugas tambahan juga pernah diembannya. Berbekal pengalaman itu, kemampuan akademik, serta jaringan yang luas, Prof Dr Danes Jaya Negara SE MSc CEIA ingin menjadikan Universitas Palangka Raya (UPR) sebagai perguruan tinggi unggul dengan standar nasional.

Rekam jejaknya diawali sebagai dosen Fakultas Ekonomi tahun 1987. Berhasil meraih gelar guru besar tahun 2003. Menjadi pendiri Program Pascasarjana tahun 2004. Pengelola Magister Sains Manajer UPR 2005-2008 dan 2011-2015.

Juga pernah menjadi Pembantu Dekan I FE UPR. Menjabat Wakil Rektor Bidang Kerjasama UPR tahun 2014-2018. Menjabat Direktur Urusan Internasional periode 2018-2022. Saat ini Prof Dr Danes Jaya Negara merupakan Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPR.

“Dengan rekam jejak tugas tambahan itu, punya hubungan baik dengan steakholder, serta jaringan kerjasama yang luas, adalah naif jika ada panggilan mengabdi untuk yang lebih besar, tidak saya penuhi,” ujar Danes tentang latar belakang ia maju menjadi bakal calon rektor 2022-2026.

Sebagai bakal calon rektor ia menawarkan visi menjadikan UPR unggul dengan standar nasional melalui proses pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang berkelanjutan berdasarkan tata kelola pendidikan tinggi yang baik, transparan, dan akuntabel.

Untuk mewujudkan itu, Prof Dr Danes Jaya Negara mengusung enam misi. Pertama, menyelenggarakan pendidikan tinggi jenjang S-1, S-2, dan S-3 berstandar nasional dan internasional. Kedua, meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan. Ketiga, meningkatkan tata kelola pendidikan tinggi yang baik, transparan, dan akuntabel.

Misi keempat yakni melaksanakan program Merdeka Belajar, Kampus Merdeka, dan revitalisasi unit kegiatan mahasiswa. Kelima, meningkatkan relevansi dan produktivitas riset, pengembangan, dan inovasi. Keenam, meningkatkan sinergi dengan pemerintah daerah dan pelaku usaha, lembaga nasional, dan lembaga internasional.

Dalam pencalonan sebagai calon rektor, Danes menawarkan sejumlah program unggulan. Pertama, meningkatkan jumlah doktor di UPR, karena saat ini baru terdapat 210 orang dari sekitar 800 dosen. 

Baca Juga :  Transformasi Digital di UPR

“Sebuah prodi itu bisa meraih predikat unggul jika ada 50 persen lebih dosen yang bergelar doktor (S-3). Target saya sampai 2026 bisa menghasilkan 230 doktor, jadi totalnya ada 440 doktor,” ujar Danes, lulusan S-3 Universitas Gajah Mada (UGM) tahun 2002.

Untuk mencapai angka itu, setiap tahun 8 fakultas yang ada di UPR harus mengirimkan 10 orang dosen untuk studi S-3. Artinya tiap tahun ada 80 dosen. Dia mencontohkan di FEB, saat ini telah mengirimkan 10 dosen untuk studi S-3. Di akhir 2026 ada 240 orang doktor baru.

Danes juga menyiapkan program untuk pendampingan menjadi guru besar. Sejauh ini UPR baru memiliki 24 guru besar. Idealnya sampai 2026 ada penambahan 60 orang guru besar.  Saat ini yang sudah mencapai lektor kepala IVB sekitar 233 orang.

“Untuk menjadi guru besar ini mereka perlu 100 publikasi ilmiah di jurnal bereputasi. Kita dampingi mereka dari sejak meneliti, menulis naskah, dan proses selanjutnya,” ujarnya.

Program unggulan ketiga yang ditawarkan Danes adalah target publikasi di Scopus. Dia menargetkan ada 130 publikasi dalam setahun di jurnal internasional bereputasi.

Selanjutnya adalah program keunggulan keempat, peningkatan jumlah program studi di pascasarjana. Saat ini ada 12 program master dan 1 program doktor.

Program unggulan kelima dari Danes adalah akreditasi unggul. Dua tahun dari sekarang, prodi yang memiliki 50 persen dosen doktor harus sudah berakreditasi unggul. “Bukan cuma akreditasi nasional, tapi juga kita mengejar akreditasi internasional,” ujar Danes yang pernah meraih gelar dosen teladan di UPR dan nasional tahun 1995.

Sejalan dengan itu, Danes pun akan menyiapkan kelas bilingual atau dua bahasa. Mewujudkan ini, selain akan mengundang dosen dari luar negeri, juga meningkatkan kemampuan bahasa Inggris para dosen UPR.

Baca Juga :  MIS Al-Jihad Juara Umum GPRP ke - XI

Akreditasi ini yang membuat mahasiswa tertarik kuliah di UPR. Akrediasi ini pula yang akan mengangkat peringkat sebuah perguruan tinggi. Sekaligus nanti jadi syarat untuk menjadi perguruan tinggi negeri badan hukum (PTNBH).

“Program unggulan keenam membawa UPR jadi PTNBH. Banyak syarat menjadi PTNBH, salah satunya adalah 60 persen prodi harus unggul akreditasinya,” ujar alumnus post doctoral fellowship Universitas Canberra Australia tahun 2007.

Masih terkait akademik, program unggulan ketujuh yang ditawarkan Danes adalah perubahan kurikulum dari sistem kurikulum nasional ke kurikulum berbasis outcome base education. Program kedelapan terkait dengan Program Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka (MBKM). Ini berhubungan dengan dengan indikator kinerja utama (IKU) 1, yakni penilaian dilihat dari lulusan mendapat pekerjaan, berwirausaha, dan studi lanjut.

“Saat ini waktu tunggu mendapat pekerjaan para lulusan UPR masih lama, antara setengah tahun sampai satu tahun,” ujar Danes.

Program keunggulan kesembilan, adalah digitalisasi kampus. Menurutnya, ke depan kuliah tidak hanya dilaksanakan secara tatap muka langsung, tapi juga secara online atau daring (dalam jaringan). Program ini dimaksud agar mahasiswa yang menempuh S-2 dan S-3 di UPR bisa mengikuti kuliah jarak jauh.

Dengan adanya kelas online ini, tentunya jumlah mahasiswa akan bertambah. Dia mencontohkan Universitas Terbuka yang tiap tahun menargetkan 1 juta mahasiswa baru. Makin banyak mahasiswa, makin melimpah pendanaan.

Sedangkan terkait sarana dan prasarana yang menjadi program kesepuluh, Danes berencana melaksanakan revitalisasi peralatan kuliah, laboratorium, ruang ujian, dan ruang kerja yang representatif. Juga akan menata landscape kampus menjadi hijau, sehingga menjadi lebih indah dan nyaman.

“Semua program itu indah. Untuk mewujudkan itu, syaratnya harus bersatu padu, bersama-sama. Sehebat apa pun rektor punya gagasan, aksinya perlu kebersamaan, team work harus dipersiapkan,” ujar Danes. (sma/ce/ala/ko)

PALANGKA RAYA-Tak hanya menjadi dosen, sejumlah tugas tambahan juga pernah diembannya. Berbekal pengalaman itu, kemampuan akademik, serta jaringan yang luas, Prof Dr Danes Jaya Negara SE MSc CEIA ingin menjadikan Universitas Palangka Raya (UPR) sebagai perguruan tinggi unggul dengan standar nasional.

Rekam jejaknya diawali sebagai dosen Fakultas Ekonomi tahun 1987. Berhasil meraih gelar guru besar tahun 2003. Menjadi pendiri Program Pascasarjana tahun 2004. Pengelola Magister Sains Manajer UPR 2005-2008 dan 2011-2015.

Juga pernah menjadi Pembantu Dekan I FE UPR. Menjabat Wakil Rektor Bidang Kerjasama UPR tahun 2014-2018. Menjabat Direktur Urusan Internasional periode 2018-2022. Saat ini Prof Dr Danes Jaya Negara merupakan Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPR.

“Dengan rekam jejak tugas tambahan itu, punya hubungan baik dengan steakholder, serta jaringan kerjasama yang luas, adalah naif jika ada panggilan mengabdi untuk yang lebih besar, tidak saya penuhi,” ujar Danes tentang latar belakang ia maju menjadi bakal calon rektor 2022-2026.

Sebagai bakal calon rektor ia menawarkan visi menjadikan UPR unggul dengan standar nasional melalui proses pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang berkelanjutan berdasarkan tata kelola pendidikan tinggi yang baik, transparan, dan akuntabel.

Untuk mewujudkan itu, Prof Dr Danes Jaya Negara mengusung enam misi. Pertama, menyelenggarakan pendidikan tinggi jenjang S-1, S-2, dan S-3 berstandar nasional dan internasional. Kedua, meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan. Ketiga, meningkatkan tata kelola pendidikan tinggi yang baik, transparan, dan akuntabel.

Misi keempat yakni melaksanakan program Merdeka Belajar, Kampus Merdeka, dan revitalisasi unit kegiatan mahasiswa. Kelima, meningkatkan relevansi dan produktivitas riset, pengembangan, dan inovasi. Keenam, meningkatkan sinergi dengan pemerintah daerah dan pelaku usaha, lembaga nasional, dan lembaga internasional.

Dalam pencalonan sebagai calon rektor, Danes menawarkan sejumlah program unggulan. Pertama, meningkatkan jumlah doktor di UPR, karena saat ini baru terdapat 210 orang dari sekitar 800 dosen. 

Baca Juga :  Transformasi Digital di UPR

“Sebuah prodi itu bisa meraih predikat unggul jika ada 50 persen lebih dosen yang bergelar doktor (S-3). Target saya sampai 2026 bisa menghasilkan 230 doktor, jadi totalnya ada 440 doktor,” ujar Danes, lulusan S-3 Universitas Gajah Mada (UGM) tahun 2002.

Untuk mencapai angka itu, setiap tahun 8 fakultas yang ada di UPR harus mengirimkan 10 orang dosen untuk studi S-3. Artinya tiap tahun ada 80 dosen. Dia mencontohkan di FEB, saat ini telah mengirimkan 10 dosen untuk studi S-3. Di akhir 2026 ada 240 orang doktor baru.

Danes juga menyiapkan program untuk pendampingan menjadi guru besar. Sejauh ini UPR baru memiliki 24 guru besar. Idealnya sampai 2026 ada penambahan 60 orang guru besar.  Saat ini yang sudah mencapai lektor kepala IVB sekitar 233 orang.

“Untuk menjadi guru besar ini mereka perlu 100 publikasi ilmiah di jurnal bereputasi. Kita dampingi mereka dari sejak meneliti, menulis naskah, dan proses selanjutnya,” ujarnya.

Program unggulan ketiga yang ditawarkan Danes adalah target publikasi di Scopus. Dia menargetkan ada 130 publikasi dalam setahun di jurnal internasional bereputasi.

Selanjutnya adalah program keunggulan keempat, peningkatan jumlah program studi di pascasarjana. Saat ini ada 12 program master dan 1 program doktor.

Program unggulan kelima dari Danes adalah akreditasi unggul. Dua tahun dari sekarang, prodi yang memiliki 50 persen dosen doktor harus sudah berakreditasi unggul. “Bukan cuma akreditasi nasional, tapi juga kita mengejar akreditasi internasional,” ujar Danes yang pernah meraih gelar dosen teladan di UPR dan nasional tahun 1995.

Sejalan dengan itu, Danes pun akan menyiapkan kelas bilingual atau dua bahasa. Mewujudkan ini, selain akan mengundang dosen dari luar negeri, juga meningkatkan kemampuan bahasa Inggris para dosen UPR.

Baca Juga :  MIS Al-Jihad Juara Umum GPRP ke - XI

Akreditasi ini yang membuat mahasiswa tertarik kuliah di UPR. Akrediasi ini pula yang akan mengangkat peringkat sebuah perguruan tinggi. Sekaligus nanti jadi syarat untuk menjadi perguruan tinggi negeri badan hukum (PTNBH).

“Program unggulan keenam membawa UPR jadi PTNBH. Banyak syarat menjadi PTNBH, salah satunya adalah 60 persen prodi harus unggul akreditasinya,” ujar alumnus post doctoral fellowship Universitas Canberra Australia tahun 2007.

Masih terkait akademik, program unggulan ketujuh yang ditawarkan Danes adalah perubahan kurikulum dari sistem kurikulum nasional ke kurikulum berbasis outcome base education. Program kedelapan terkait dengan Program Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka (MBKM). Ini berhubungan dengan dengan indikator kinerja utama (IKU) 1, yakni penilaian dilihat dari lulusan mendapat pekerjaan, berwirausaha, dan studi lanjut.

“Saat ini waktu tunggu mendapat pekerjaan para lulusan UPR masih lama, antara setengah tahun sampai satu tahun,” ujar Danes.

Program keunggulan kesembilan, adalah digitalisasi kampus. Menurutnya, ke depan kuliah tidak hanya dilaksanakan secara tatap muka langsung, tapi juga secara online atau daring (dalam jaringan). Program ini dimaksud agar mahasiswa yang menempuh S-2 dan S-3 di UPR bisa mengikuti kuliah jarak jauh.

Dengan adanya kelas online ini, tentunya jumlah mahasiswa akan bertambah. Dia mencontohkan Universitas Terbuka yang tiap tahun menargetkan 1 juta mahasiswa baru. Makin banyak mahasiswa, makin melimpah pendanaan.

Sedangkan terkait sarana dan prasarana yang menjadi program kesepuluh, Danes berencana melaksanakan revitalisasi peralatan kuliah, laboratorium, ruang ujian, dan ruang kerja yang representatif. Juga akan menata landscape kampus menjadi hijau, sehingga menjadi lebih indah dan nyaman.

“Semua program itu indah. Untuk mewujudkan itu, syaratnya harus bersatu padu, bersama-sama. Sehebat apa pun rektor punya gagasan, aksinya perlu kebersamaan, team work harus dipersiapkan,” ujar Danes. (sma/ce/ala/ko)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/