Jumat, November 22, 2024
31.2 C
Palangkaraya

DLH Kalteng Gelar Bimtek Pengelolaan Sampah

PALANGKA RAYA- Sampah rumah tangga merupakan jenis sampah terbesar yang dihasilkan secara nasional, hingga mencapai 62 persen. Agar tidak menimbulkan masalah, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kalteng memberikan Bimbingan Teknis (Bimtek) Peran Serta Masyarakat dan Kelembagaan Masyarakat dalam Mendukung Pengelolaan Sampah Rumah Tangga, dilaksanakan, Jumat (26/11). Kegiatan diikuti organisasi dan kelembagaan masyarakat.

“Peserta 60 orang  berasal dari perwakilan PKK Kalteng, PKK Kota Palangka Raya, Pengurus Karang Taruna Palangka Raya, Pengelola TPS 3R Kota Palangka Raya, Pengelola Bank Sampah Kota Palangka Raya, dan pegawai DLH Kalteng,” kata Ketua Panitia Ir Firta Maria Dese MBA, dalam laporannya.

Materi bimtek ini meliputi Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat oleh Kepala Seksi Pengelolaan Sampah DLH Kalteng  Agustinus M.Karing MSi. Sedangkan materi Menuju Budaya Pilah Sampah Milenial dari Trashbank Education Mounstrash Founder  Jaya Dana Kirti oleh Narasumber Helda Fachri. Kegiatan yang dilaksanakan di Hotel NEO Palangka Raya dan dengan protokol kesehatan ini dibuka oleh Plt Kepala Dinas Lingkungan Provinsi Kalteng Vent Christway ST.

Baca Juga :  Partai Demokrat Kalteng Makin Digandrungi

“Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan bimbingan dan pemahaman bagi kita sema tentang  pentingnya pengelolaan sampah dimulai dari rumah tangga,” ujar Vent Christway.

Setelah Bimtek ini para peserta diharapkan bisa mensosialisasikan ke tempat tingal masyarakat masing-masing tentang pengelolaan sampah rumah tanggal. Misalnya memilah sampah berdasarkan jenisnya.

Christway berharap ke depannya masyarakat bisa memilah sampah berdasarkan jenisnya sejak di rumah tangga. Tujuannya untuk mengurangi beban pemerintah dalam pengelolaan persampahan secara regional. Secara nasional angka sampah rumah tangga yang dihasilkan oleh setiap jiwa berkisar sekitar 0,5 kilogram. Namun ada yang kurang, tapi ada juga yang lebih. Biasanya masyarakat yang tinggal di perkotaan angkanya bisa lebih besar, dan masyarakat yang tinggal di perdesaan angkanya bisa kurang. (sma/sos/b5)

Baca Juga :  74 Warga Binaan Mendapat Remisi

PALANGKA RAYA- Sampah rumah tangga merupakan jenis sampah terbesar yang dihasilkan secara nasional, hingga mencapai 62 persen. Agar tidak menimbulkan masalah, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kalteng memberikan Bimbingan Teknis (Bimtek) Peran Serta Masyarakat dan Kelembagaan Masyarakat dalam Mendukung Pengelolaan Sampah Rumah Tangga, dilaksanakan, Jumat (26/11). Kegiatan diikuti organisasi dan kelembagaan masyarakat.

“Peserta 60 orang  berasal dari perwakilan PKK Kalteng, PKK Kota Palangka Raya, Pengurus Karang Taruna Palangka Raya, Pengelola TPS 3R Kota Palangka Raya, Pengelola Bank Sampah Kota Palangka Raya, dan pegawai DLH Kalteng,” kata Ketua Panitia Ir Firta Maria Dese MBA, dalam laporannya.

Materi bimtek ini meliputi Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat oleh Kepala Seksi Pengelolaan Sampah DLH Kalteng  Agustinus M.Karing MSi. Sedangkan materi Menuju Budaya Pilah Sampah Milenial dari Trashbank Education Mounstrash Founder  Jaya Dana Kirti oleh Narasumber Helda Fachri. Kegiatan yang dilaksanakan di Hotel NEO Palangka Raya dan dengan protokol kesehatan ini dibuka oleh Plt Kepala Dinas Lingkungan Provinsi Kalteng Vent Christway ST.

Baca Juga :  Partai Demokrat Kalteng Makin Digandrungi

“Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan bimbingan dan pemahaman bagi kita sema tentang  pentingnya pengelolaan sampah dimulai dari rumah tangga,” ujar Vent Christway.

Setelah Bimtek ini para peserta diharapkan bisa mensosialisasikan ke tempat tingal masyarakat masing-masing tentang pengelolaan sampah rumah tanggal. Misalnya memilah sampah berdasarkan jenisnya.

Christway berharap ke depannya masyarakat bisa memilah sampah berdasarkan jenisnya sejak di rumah tangga. Tujuannya untuk mengurangi beban pemerintah dalam pengelolaan persampahan secara regional. Secara nasional angka sampah rumah tangga yang dihasilkan oleh setiap jiwa berkisar sekitar 0,5 kilogram. Namun ada yang kurang, tapi ada juga yang lebih. Biasanya masyarakat yang tinggal di perkotaan angkanya bisa lebih besar, dan masyarakat yang tinggal di perdesaan angkanya bisa kurang. (sma/sos/b5)

Baca Juga :  74 Warga Binaan Mendapat Remisi

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/