KaltengOnline.com-Pandemi Covid-19 membuat masyarakat lebih banyak berada di rumah. Maka hobi menghias rumah menjadi tren. Salah satu yang sedang menjadi tren adalah perabotan bertema budaya.
Melihat kekayaan Indonesia yang sangat luar biasa, furnitur lawas dengan tema budaya menjadi tren tersendiri. Masyarakat seolah ingin kembali menghargai kearifan lokal atau local wisdom.
“Perabot/furnitur dari daerah yang penuh akan keberagaman budaya, kekayaan alam, serta kearifan lokal itu lagi jadi tren ya sekarang,” kata General Manager Dio Living Hansen Partison secara daring baru-baru ini.
Menurutnya, sambil mendekorasi masyarakat juga bisa mencintai budaya lokal, tak melulu produk impor. Misalnya beberapa perabot yang menjadi favorit terinspirasi dari tiga daerah, yakni Minahasa di Sulawesi Utara, Musi Banyuasin di Sumatera Selatan, dan Tabanan di Bali. “Menghargai budaya lewat perabot. Terinspirasi dari budaya Indonesia yang berbeda-beda dan sangat beragam,” jelasnya.
Pembelinya justru lebih banyak didominasi milenial dan pasar domestik Indonesia. Pandemi Covid-19 tidak dilihat sebagai sebuah halangan justru peluang di mana sebagian besar masyarakat banyak yang menghabiskan waktu di dalam rumah, sehingga mereka akan membutuhkan perabot -perabot yang membuat mereka nyaman dalam melakukan aktivitas mereka sehari-hari. Apa saja tema yang menjadi pilihan favorit?
- Musi Banyuasin
Terinspirasi dari nama sebuah tempat di Palembang. Terinspirasi dari Sungai Musi, Pulau Kemaro di tepi Sungai Musi di mana budaya Tionghoa hidup berdampingan dengan budaya dan tradisi masyarakat Palembang. Masyarakat sekitar sehari-hari berprofesi sebagai nelayan. Kerbau dipilih karena dipercaya membawa kesuburan dan menolak malapetaka, sedangkan tapir adalah fauna asli Sumatera Selatan. Keindahan dari bunga lotus dan kain jumputan juga menjadi inspirasi untuk koleksi tersebut. Koleksi ini merupakan kumpulan benda dan perabot yang memiliki warisan luhur Indonesia yang ditafsirkan ke gaya hidup modern.